Chereads / SECOND / Chapter 19 - Ulang Tahun Kaisar

Chapter 19 - Ulang Tahun Kaisar

Ulang tahun kaisar yang ke-28 menjadi perbincangan hangat diseluruh wilayah kekaisaran Il. Kaisar yang bijaksana itu masih saja memiliki kekurangan di mata rakyatnya, dia dijuluki kaisar mandul yang tidak punya penerus. Meskipun begitu, rakyat teramat sangat menghormatinya, kebijaksanaannya dalam memimpin, patut di acungi jempol. Jadi, mereka semua semarak memeriahkan ulang tahun kaisar mereka.

Disaat seluruh wilayah ramai membincangkan perihal ulang tahun kaisar, istana ratu justru tampak sepi seolah tak peduli akan hal itu. lihat saja, Hae Won malah sibuk mengamati Ji Won yang sedang berlatih pedang dengan gurunya. Lebih tepatnya, mengamati guru Ji Won yang begitu tampan dan muda.

"Yang Mulia Ratu, kenapa Anda di sini? Anda benar-benar tidak mau membuat persiapa untuk pesta ulang tahun kaisar?"

"Tidak."

"Kenapa Yang Mulia Ratu?"

"Aku tidak ingin saja."

Hufft. Dayang Hee hanya bisa menarik nafas.

"Eh-eh Dayang Hee darimana kau bisa temukan guru setampan itu untuk Ji Won?"

"Ehhh? Oh dia adalah Chae Wol putera pejabat tingkat 5 (sarjana) dari klan air, dia terkenal pria muda yang berbakat, dia bahkan tidak hanya pintar akademik saja, tapi juga berpedang."

"Aku tahu. aku tahu. Astagaa, Oppaku benar-benar berbakat."

"Yang Mulia Ratu? Jangan bilang kalau Anda menyukai guru Chae?"

"Memangnya kau tidak suka dia? Lihat di istana ini tidak ada orang yang setampan dia." Ucapnya tanpa menoleh pada Dayang Hee. Dia sepertinya sangat-sangat. Terpesona.

"Kupikir kau sedang membantu persiapan ulang tahunku. Tapi apa yang kau lakukan di sini?"

Dayang Hee yang menydari kedatangan Kaisar langsung undur diri. Kini tersisa Hae Won yang masih juga menatap guru Chae Wol itu.

"Ehem.."

Hae Won tetap mengabaikannya. Dia benar-benar tidak dengar ya?

"Kasim Yang."

Kaisar langsung memberi isyarat pada kasim setianya itu. "YANG MULIA KAISAR TELAH TIBA…"

Glekkk. Hae Won langsung menoleh ke sumber suara, tapi ternyata bukan hanya Hae Won. Ji Won dan gurunya juga mendengar keributan itu.

Semua orang sontak menunduk, kecuali Hae Won yang berdiri mematung menyadari kaisar yang sudah berdiri di hadapannya sekarang.

"Ya-Yang Mulia, hehe" Dia tanpa rasa bersalah malah tersenyum lebar.

"Sudah puas kau mengamati pria yang paling tampan di istana ini?" Sindir Kaisar. Benar, dia pasti menguping pembicaraannya dengan Dayang Hee.

"Kata siapa dia paling tampan? Setelah kupikir-pikir ternyata Kaisar lebih tampan." Hae Won bicara dengan melambaikan dua jarinya membentuk peace.

"Dasar pembohong"

"Aku tidak bohong kok. Hehehe."

Diam. Hae Won benar-benar merasa canggung. Sepertinya Chae Wol dan Ji Won masih belum melanjutkan Latihan mereka, mereka menunggu kaisar pergi dari tempat itu.

"Yang Mulia, bisa kita bicara di tempat lain? Lihat, mereka jadi berhenti Latihan karenamu."

"Oh."

Hae Won mempersilahkan kaisar mengikutinya. Mereka akhirnya duduk di sebuah gazebo taman istana Ratu. Kaisar ini benar-benar moodnya berubah-ubah, kadang dia tampak hangat. Kadang tampak dingin seperti mau menerkam saja.

"Ada apa Yang Mulia kaisar mencari saya?"

"Tidak ada."

"Tidak mungkin. Atau jangan-jangan Yang Mulia mau melanjutkan Tindakan menebas leher saya?"

Hae Won ini, benar-benar. Dia kadang bicara sopan, kadang juga kurang ajar. Di saat genting dia akan bicar sopan seperti seorang Hamba pada Rajanya.

"Kau mau kulanjutkan?"

"Ti-Tidak tidak perlu. Jangan lakukan itu, kau kan tahu aku masih berguna di istana ini."

"Oh."

*Hisss apa-apaan jawabannya itu, memang tidak ada kalimat lain yang lebih Panjang dari kata 'oh'*

"Kau sibuk melihat pria itu tadi. Apa kau tidak dengar lusa adalah ulang tahunku."

"Dengar. Tapi aku memang tidak mau membantu saja."

Kaisar langsung melotot.

"Yang Mulia, bukankah doa lebih penting dari pada perayaan? Aku pasti akan memberimu doa, tapi aku tidak mau andil dalam perayaan itu. karena-, ahh pokoknya aku tidak mau saja."

"Seorang Ratu yang mengatur jalannya persiapan ini."

"Aku tahu, tapi bukankah Ibu suri sudah memegang kendali?"

"Benar, tapi setidaknya kau juga ikut andil."

"Yang Mulia—jujur saja, saat pesta nanti. Aku akan terluka."

"Apa maksudmu?"

*aku tidak bisa mengatakan detilnya, karena pelakunya bukanlah Ayahku, melainkan orang yang berhubungan dengan kaisar di masa lalu, jika kukatakan sekarang, ending akan lebih cepat dari dugaan. Dan ini belum masuk awal tahun, masih tersisa 9 bulan lagi sebelum aku bisa Kembali ke dunia modern.*

"Katakan."

"Begini, aku tidak yakin itu ulah Menteri militer, karena sasarannya hanya aku. tepat di saat pesta, akan ada anak panah yang menancap di dadaku, meski tidak parah, tetap saja sakit." *benar, aku tidak mati di saat itu, karena kematianku ada di ending, tapi adegan paling memilukan adalah saat Ratu terluka dan tidak seorang pun peduli, kaisar mengabaikannya. Hal tersebut memicu dendam lebih besar di hati Hwa Young.*

Kaisar tiba-tiba saja bangkit berdiri. "Yang Mulia, Anda mau kemana?"

"Membatalkan pesta perayaan ulang tahunku."

"Heeee??? Apa maksudmu."

Kaisar tidak menjawab pertanyaan Hae Won, dia berjalan pergi begitu saja. Sangat cepat, sampai tubuhnya sudah menghilang dibalik pintu keluar taman.

"Apa maksudnya barusan? Dia membatalkan pestanya? Demi aku? apa dia sudah tidak waras?" Gumam gadis itu tidak mengerti.

***

"Yang Mulia Ratu." Dayang Hee datang dengan terburu-buru.

"Ada Apa?"

"Sepertinya pesta ulang tahun Kaisar sudah dibatalkan, semua dana untuk perayaan disumbangkan pada rakyat yang membutuhkan."

"What?!"

"Dia benar-benar menghentikan pesta ulang tahunnya?" *apa maksudnya, apa dia sedang membantuku mencegah insiden yang kuceritakan padanya kemarin.*

"Padahal semua persiapa sudah siap, besok seluruh bangsawan negeri ini akan menghadiri pesta di halaman utama istana. Sayang sekali,"

"Berarti, Kaisar sudah menyebarluaskan undangan pembatalannya?"

"Benar Yang Mulia Ratu, apa Anda tahu sesuatu kenapa Kaisar membatalkan pestanya?"

"Eumm. Aku tidak tahu jelas, mungkin dia mendapat pencerahan saat tidur, mungkin dia akhirnya sadar tidak baik membuang-buang untuk pesta. Benar bukan?"

"Mungkin, Hamba juga berpikir kaisar ini sangat bijaksana."

*bijaksana? Ya, kuanggap kali ini dia memang berniat menyelamatkan tubuhku ini dari luka gores.*

Hae Won tampak berpikir dengan serius. *ulang tahunnya hanya datang sekali dalam setahun. Tahun depan aku mungkin sudah tidak ada di dunia ini. bukankah lebih baik, jika aku memberi kesan tersendiri untuk merayakan ulang tahunnya? Tidak perlu pesta mewah. Hanya perayaan sederhana tapi berkesan. Benar, anggap saja aku berterima kasih karena dia mau menyembunyikan identitasku di istana ini.*

"Dayang Hee,"

"Ya Yang Mulia Ratu?"

"Tolong carikan bahan-bahan yang akan kutulis nanti, dan perintahkan semua orang di dapur istana untuk pergi. Aku ingin melakukan sesuatu di sana."

"Baik Yang Mulia,"

*hmmm, sepertinya akan menarik.*

***