'Apa-apaan kenapa dia menyuruhku hadir di persidangan, dia bahkan menyuruhku duduk di sampingnya, benar-benar kehidupan politik kerajaan tidak sesuai denganku. Dayang Hee bilang pria ini tidak pernah menyuruh Hwa Young datang ke persidangan sebelumnya, dia bilang Hwa Young yang gegabah malah membuat masalah semakin rumit, dia juga condoh pada kaum bawah, dan suka mendiskriminasi. Lalu sekarang dia malah menyuruhku datang. Ck, dia pasti sedang ingin membuktikan identitasku, lihat saja, kau pasti akan terkagum-kagum padaku.'
" Yang Mulia, seperti yang kita tahu, wilayah Danlu, sudah lama mengalami kekeringan, sementara wilayah Sumcang justru sering kebanjiran, sebaiknya, apakah prajurit kita kerahkan untuk menampung semua air di Sumcang dan membawanya ke wilayah Danlu?" Salah seorang perwakilan daerah yang datang dari wilayah Danlu mengungkapkan keluhannya.
" Berapa banyak prajurit yang dibutuhkan?"
" Kurang lebih 500 prajurit akan cukup."
'tu-tunggu dulu, kenapa membuat masalah sepele seperti ini menjadi heboh.' Hae Won menatap Yong Sun, dia mengisyaratkan, apakah dirinya boleh bicara.
" Sepertinya Ratu memiliki pendapat. Katakanlah,"
Hae Won tersenyum, ternyata pria itu peka juga.
" Begini, berapa jarak antara Sumcang dan Danlu?"
" Ehm, sepertinya, 6000 kaki orang dewasa." Jawab perwakilan daerah itu.
" Hmm lumayan jauh, begini, daripada kalian membawa air-air itu, yang entah akan selesai berapa tahun. Bukankah lebih baik kalian membuat saluran air?"
" Saluran air?"
" Benar, karena di sini tidak ada pipa yang terbuat dari plastic. Ehmm,
Para pejabat mulai berbisik, mereka tidak mengerti ucapan Hae Won. Begitupun Kaisar.
" Bisa kau jelaskan dengan lebih sederhana?"
" Ahh astaga, maaf aku lupa bahasaku terlalu tinggi."
" Begini, kenapa kalian tidak membuat saluran yang terbuat dari bambu," Hae Won mulai menjelaskan, dia bahkan meminta secarik kertas dan tinta untuk membuat sketsa rancangannya.
" Bagaimana?"
" Yang Mulia Ratu, semoga Anda terberkati, bagaimana bisa Anda memikirkan ide secemerlang ini?"
'ck, padahal di duniaku ini masih termasuk alat sederhana.'
" Tidak perlu berlebihan, aku hanya ingin membantu sedikit. Eh, apa di daerah Sumcang dan Danlu, jarang ada pepohonan?"
" Benar Yang Mulia bagaimana Anda tahu? Pepohonan di daerah itu sudah sering ditebang untuk bahan baku pembuatan bangunan dan kayu bakar bagi negeri ini."
" Yang Mulia Kaisar, bagaiamana jika Anda membuat kebijakan, kalau wilayah Danlu dan Sumcang melakukan penanaman pohon? Jika daerah mereka tandus, otomatis , tanah menjadi tidak subur, dan gersang, kekeringan pun terjadi. Begitupun, di daerah Sumcang, justru kebalikannya dari Danlu, karena tidak ada pohon, otomatis tidak ada akar untuk menyimpan cadangan air, dan akibatnya terjadi banjir apalagi Sumcang berada di dataran yang rendah."
Kaisar tertegun, apa ini yang dia cari? Kalau Hwa Young yang ada dihadapannya benar-benar bukan jiwanya.
" Baik. Sekretaris kerajaan, turunkan titah sesuai yang Ratu usulkan barusan."
" Baik Yang Mulia."
Hae Won menatap Kaisar dengan wajah senang, sepertinya dia mulai mempercayainya. Benar, Hae Won mencari sosok Seo Jun di tempat ini, tapi sepertinya Menteri perang memang tidak suka hadir di persidangan umum, dia hanya akan datang jika berkaitan dengan persidangan militer atau keuangan.
" Kasus berikutnya."
" Yang Mulia. Hamba Puteri adalah puteri pejabat tingkat tiga, Hamba datang memohon keadilan bagi Hamba."
Hae Won mengamati dengan seksama, kasus macam apa yang akan dia lontarkan. Ahh, dia bilang pejabat tingkat tiga. Biar kujelaskan, dalam kekasaran Il, ada 7 tingkatan bangsawan. Bangsawan tingkat 1 di pegang oleh pedagang kelas menengah, bangsawan tingkat 2 dipegang oleh prajurit, bangswan tingkat 3 dipegang oleh sodagar kaya yang sering mengirim barang ke negeri lain, bangsawan tingkat 4 kaum-kaum berkemampuan khusus seperti pendeta, cenayang. Bangsawan tingkat 5 kaum-kaum akademik, atau sarjana. Bangsawan tingkat 6 menteri-menteri negara dan pahlawan, dan bangsawan tingkat 7 ialah bangsawan tertinggi yang berada di bawah kaisar seperti perdana Menteri dan pemimpin klan yang berpengaruh, contoh Seo Jun.
" Jadi, apa kau mengatakan kalau pria rendahan ini melecehkanmu?" Tanya kaisar dengan nada mengintimidasi
" Benar Yang Mulia. Dia adalah pelayan dirumah Hamba."
" Ck, tampan juga." Gumam Hae Won, sontak Kaisar menoleh padanya. Dia mengucapkan cukup keras sepertinya.
" Lupakan aku hanya bercanda."
" Baiklah pria ini akan dihukum kebiri dan hokum cambuk 500 kali. Ratu, bagaiamana menurutmu?" pria ini sepertinya benar-benar tengah mengetes Hae Won.
Hae Won merasa ada yang ganjil. Kenapa wanita itu tampak mencurigakan, dan luka apa itu, lengan pria itu penuh dengan luka cambuk. Bagaimana bisa seorang pria rendahan melecehkan majikannya? Jika itu benar, kenapa dia tidak mencambuknya seperti yang biasa di lakukan bangsawan lain, kenapa harus memperbesar masalah ke peradilan kerajaaan. Seolah-olah dia ingin membuktikan kalau dirinya ini benar, dan pria itu pantas dihukum keras.
" Tunggu yang Mulia Kaisar." Hae Won tiba-tiba saja berdiri. Dia berjalan menuruni singgahsana dan menghampiri pria itu.
" Apa kau sering dicambuk?"
" Ya-ng Mulia Ra-tu." Pria itu tampak ketakutan.
" Yang Mulia Kaisar, sangat jelas kalau keluarga ini keras dan tegas, lihatlah, luka-luka ini. Apa Anda berpikir jika pria rendahan akan berani melecehkan majikannya? Bukankah itu sama saja dengan bunuh diri?"
" Jadi apa yang ingin kau katakan?"
" Yang Mulia, wanita inilah, yang menggoda pelayannya. Dan pria ini, menolak, selalu menolak hingga sering menerima hukuman cambuk.""
" Tidak! Aku seorang wanita bangsawan, bagaimana bisa merayu pria rendahan sepertinya.
" Karena dia tampan? Benarkan? Ah, kau merayunya lalu puncaknya, pria ini menolak keras, kau merasa marah, lalu kau memfitnahnya, apa aku benar?"
" Tidak!"
" Kau berani berteriak pada Ratu." Kaisar beranjak dari singgahsananya.
" Ampuni Hamba Yang Mulia Kaisar, tapi hamba tidak bisa menerima tudingan Ratu."
" Kalau begitu buktikan kalau tudingannya salah." Ucap Kaisar.
" Lihatlah Yang Mulia, pergelangan tangan hamba memerah, hamba dipaksa untuk melayaninya."
Ckk, Hae Won merasa kasus ini tidak sesulit yang dia pikir. Tenyata memecahkan kasusi di dunia modern jauh lebih sulit, dia menyesal tidak menjadi seorang hakim saja.
" Lalu, kenapa pergelangan tangan pria ini juga merah, lihat ada bekas cekalan kuku juga di sini?"
Glekk. Wanita itu tampak kebingungan.
" Itu, karena Hamba melawannya."
" Kau bilang tanganmu di pegang pria ini, lalu siapa yang memegang tangan pria ini? Kedua tanganmu?"
"Katakanlah. Kau dari tadi hanya diam saja, kau menerima tudingan itu?" Ucap Hae Won pada pria itu.
" Kenapa kau takut? Katakan saja." Hae Won meyakinkan.
" Katakanlah." Kaisar menimpali.
" Ya-ng Mu-lia, sebenarnya Hamba tidak melakukan apapun pada Nona Hamba, Hamba hanya dipaksa. Hamba su-dah menolak" Pria itu tampak ketakutan.
" Apa karena kau wanita bangsawan dan pria ini lahir sebagai budak, kau bisa menggunakannya seenakmu? Kau bahkan memenuhi nafsumu padanya?" Hae Won tampak kesal.
" Yang Mulia, mohon percaya pada Hamba-"
" Aku sudah tahu, kau sejak awal berbohong. Bagaimana bisa puteri bangsawan hadir ke persidangan mengaku telah dilecehkan oleh bawahannya, bukankah itu lucu? Kau pikir aku tidak tahu kalau bangsawan mementingkan harga diri mereka, kau datang kesini dengan berani, kau ingin menjatuhkan keluargamu, atau pria ini? Kau tidak malu?"
" Am-puni Hamba Yang Mulia."
" Baiklah. Pria ini tidak akan kuhukum, sebagai jaminan, kau akan kubebaskan dari perbudakan dan pergilah ke daerah lain, lalu wanita ini, hokum dia dengan 100 cambukkan karena telah memfitnah seseorang."
" Yang Mulia!! Ampuni Hamba."
Huft, Hae Won tersenyum pada Kaisar, dengan senang karena Kaisar benar-benar bijak menghadapi masalah kerajaannya. Dia awalnya pikir Kaisar ini hanya tahu kebucinan saja, dia hanya tahu mengingat mantan kekasihnya yang meninggal, tapi ternyata dia juga mengurus kerajaannya dengan baik, walaupun hidup kesepian di kerajaan seluas ini. Bahkan ibu suri tidak peduli lagi pada urusan politik kerajaan.
***
" Aku kan sudah hadir dipersidangan kenapa masih memanggilku ke kamarmu?"
Hae Won merasa kesal, baru saja diam mau istirahat, tapi Kaisar tiba-tiba saja memanggilnya ke kamar Kaisar. Dia bahkan ikut berpikir memikirkan kasus, apa itu belum cukup melelahkan?
" Jelaskan. Darimana Kau berasal?'
" Hah?"
" Aku mempercayaimu?"
" Semudah itu?"
" Tidak mudah. Aku mengenal Hwa Young sejak kecil, wanita ambisius yang mengesampingkan keadilan. Kau bukan wanita itu, sorot matamu dan caramu bicara, jelas-jelas kau bukan wanita itu."
Hae Won merasa lega akhirnya Kaisar percaya, tapi dia juga takut, apakah Hae Won akan membiarkan dia tetap hidup damai di istana ini,
" Tapi aku belum membuktikan surat kerajaan selatan."
" Surat itu sudah datang pagi tadi."
" Hah? Secepat itukah?"
" Benar. Ucapanmu benar. Jadi ceritakanlah."
" baik, aku akan menjelaskannya, tapi dengan satu syarat,"
" Apa? Kau ingin harta?"
" Bukan. Aku hanya ingin hidup."
Kaisar diam. " akan kubiarkan kau hidup. Jadi katakanlah."
Hae Won menjelaskan semuanya, tanpa kebohongan, karena sejak kecil dia gadis sederhana yang sulit untuk berbohong, dia sangat lugu sampai ucapan yang ada dihati pun sering dia suarakan.
" Putri dewa naga?"
" Aku sendiri tidak percaya, tapi begitu aku terbnagun aku sudah ada di sini, dengan pakaian ini dan dengan tubuh ini. Apa kau tahu berapa usiaku? Aku benar-benar masih 18 tahun."
" Tubuhmu berusia 28 tahun."
" Hiks, aku tahu."
" Siapa yang mengetahui ini? Apa hanya aku?"
Apa Hae Won harus merahasiakan keberadaan dokter baram? Benar, untuk sekarang lebih baik rahasiakan dulu, dia tidak boleh membongkar rahasia dokter tanpa ijinnya.
" Benar. Hanya kau. Bahkan Menteri militer jahat itu masih menganggapku puterinya."
" Baguslah."
" Aku masih tidak percaya kalau kau mengetahui segalanya, jadi maksudmu, aku ini semacam tokoh dalam cerita?"
" Benar. Aku adalah pembaca." Dia menceritakan dengan cara paling sederhana, kaisar ini pasti tidak akan paham jika Hae Won mengatakan televisi dan menontonnya, jadi dia lebih baik mengatakan kalau dia membacanya, dan pria ini adalah tokoh utama di sana.
" Sudah bukan? Kau benar-benar percaya padaku?"
" Aku percaya. Tapi kalau kau memiliki niat lain aku akan langsung menghukummu berat."
" Kalau begitu kau turuti syaratku. Biarkan aku hidup sampai bulan purnama merah berikutnya, tepat di hari ulang tahunku."
" Kenapa?'
" Karena saat itu aku akan kembali- terserah setelah itu kau mau membunuh Hwa Young atau apapun, asal kau harus melindungiku sampai aku kembali ke asalku.."
" Apa yang akan menguntungkan jika aku melindungimu?"
" Tentu saja, aku akan membantumu menghancurkan klan api. Bukankah itu tujuanmu?"
" Baiklah."
Sepertinya, ini bukanlah kepercayaan tapi pertukaran nyawa, mereka berdua saling memanfaatkan untuk tujuan masing-masing. Tapi setidaknya, Kaisar muda ini jauh lebih bisa dipercaya daripada Menteri itu. Menteri sialan itu bahkan rela mencelakai puterinya, jadi bagaimana bisa dia diajak bernegosiasi? Lebih baik, Hae Won mempercayakan nyawanya pada Kaisar ini saja. Dia yakin dia harus bisa hidup sampai tahun depan. Dia harus hidup.
***
END SEASON 1
To be continued~ on season 2. Please waiting 😊