Ayah, Ibu, apa yang sedang kalian lakukan? Apa kalian sedang menangis di depan ruang kremasi? Aku sendiri bahkan tidak tahu aapa yang sedang ku lakukan di tempat ini.
Lihatlah para roh ini tampak bersemangat meriasku, aku hanya bisa mengikuti. Aku bahkan memakai gaun bangsawan berbahan sutra, ini perlakuan istimewa? Atau sebuah bencana? Aku sendiri belum tahu apa aturan di akhirat. Wahai Dewa yang Agung, kenapa kau tidak memasukkan aku ke kelas rakyat jelata saja. kenapa harus kelas bangsawan.
Kau tahu aku benar-benar kesal, mereka ini seperti robot yang sudah di program untuk mengaturku. Terutama roh pria tua siang tadi, dia tampak menakutkan sekali, mungkin di kehidupan sebelumnya dia adalah pembunuh. Mungkin.
Haruskah aku kabur? Tapi di luar sana, apakah ada roh yang baik hati mau membantuku? Hissss kenapa aku harus mati di usia muda sih! Aku bahkan belum melakukan apapun yang bermanfaat dalam hidup.
" Yang Mulia Ratu, Anda sudah siap, sebentar lagi kaisar akan datang. Harap Anda bersabar,"
" Hmm Ya, ya, baiklah. Kalian keluarlah." Aku bosan sekali, jadi ku ikuti saja apa yang mereka katakan. Lagipula mereka juga tidak mengerti apa yang aku katakan.
" Dan Yang Mulia Ratu, semoga malam ini Anda bisa mewujudkan harapan rakyat."
" Ya,ya tentu saja ya"
" Rakyat dengkulmu." Mereka pikir ini kerajaan sungguhan. Sepertinya mereka menciptakan kerajaan sendiri di akhirat. Hufft melelahkan sekali. Kenapa baju ini tebal sekali? Panassss... benar-benar panas. Apa di akhirat tidak ada AC?!
"WOAHHH!" Apa di akhirat juga ada makanan? Kenapa makanannya tampak nyata. Boleh ku makan? Ahhh tidak apa lagipula aku sudah mati kaan? Tapi apa orang mati juga merasa lapar? Ya sudahlah makan saja.
" Nyam..nyamm.. enak. Woah ternyata roh di sini juga pintar masak. Enak sekali."
" YANG MULIA KAISAR TELAH TIBA"
" Umm...abaikan sajalah. Paling-paling juga roh kurang kerjaan yang menyamar jadi kaisar." Suara derap langkah semakin mendekat dan pintu kamar pun mulai terbuka. Aku tetap sibuk menyantap makananku, semua sajian enak di sini benar-benar sayang untuk dilewatkan.
" APA YANG KAU LAKUKAN!"
Glekk. Keras sekali. Roh itu baru saja berteriak kepadaku. Sontak aku langsung menoleh padanya. Dia benar-benar jangkung, dan... tampan. Apa ini Roh kaisar yang mereka bicarakan barusan?
" KAU MELIHATKU MASUK DAN MELUPAKAN HORMATMU. CIH. KAU BAHKAN MELUPAKAN BAHWA STATUSMU HANYA SEORANG RATU PENGGANTI?!"
" Emmm, Halo, Hay Roh Kaisar? Namaku Hae Won. Senang bertemu denganmu "
Glek. Hening. Apa aku salah bicara lagi? Ahhh sudahlah percuma sajaa ku bicara mereka juga tidak akan mengerti. Menyebalkan sekali. Lalu apa gunanya aku masih dikasih mulut di sini?!
" KAU-" Pria itu mendekat. " APA KAU SEGITU INGINNYA MEMILIKI KU SAMPAI MENGHALALKAN SEGALA CARA?"
Aku memaksa kakiku mundur, pria itu semakin mendekat dan meraih pinggangku. " Jangan pernah bermimpi Hwa Young-a. Bahkan setelah kematianku aku tidak akan pernah menyentuhmu."
" Bukankah kau sudah mati?" Dia Roh paling aneh di sini.
" KAU-!" Dia melepaasku dan aku hampir saja jatuh tersungkur.
Dia mengambil sesuatu dari balik jubah. Tu-tunggu dulu. Apa itu pedang?
" Aku bisa saja memenggal kepalamu malam ini. Kau berani main-main denganku rupanya?"
" Apa ini sungguhan?" Aku bertanya dengan wajah polosku.
***
" Apa ini sungguhan?" Dia bertanya dengan wajahnya yang pura-pura polos.
Apa dia pikir dia bisa mempermainkanku? Apa dia mengganti triknya untuk memilikiku kali ini? Tidak akan. Tidak akan pernah berhasil Hwa Young. Aku tidak akan pernah membiarkan kau menguasaiku. Kau wanita paling jahat yang ada di dunia.
" ARGHHHHHH. MENYEBALKAN SEKALI. KALIAN INGIN BERMAAIN-MAIN DENGANKU YAA? KALIAN SUDAH JADI ROH TAPI TETAP SAJA MENYEBALKAN! BISA HENTIKAN? INI-INI APA? PEDANG SUNGGUHAN? HEY DEWA YANG DI ATAS SANA! APA AKU HARUS MATI KEDUA KALI?! KENAPA MAIN-MAIN SEPERTI INI!"
Apa yang dia katakan. Tatapannya dan cara bicaranya, berbeda. Hwa Young sangat angkuh dan menjaga martabatnya, dia tidak pernah berteriak begitu, tapi dia selalu menusuk orang dari belakang.
" HEY Kau- kalau sudah mati ya mati saja! kenapa main peran jadi kaisar segala! Kau tahu- aku lelah. Seharian ini kalian tidak berhenti bermain peran denganku. Bisa kau keluar?"
Dia mendorongku. Dia menatapku dengan tajam. Apa yang wanita ini lakukan. Ada apa dengannya? " keluar! Biarkan aku istirahat! Aku bekas pasien jantung sebelumnya. jadi walaupun aku sudah sembuh aku juga butuh istiirahat tahu! Keluar! Keluar sana!"
" KAU-"
" Apa?! Aku tidak takut denganmu. Kita sama-sama roh. Jadi aku tidak takut mati lagi. Sudah. Keluar sana!"
Roh? Benar, kurasa dia kerasukan, tatapannya berbeda. Dia sungguh kerasukan. " KASIM YANG!"
"' yang Mulia Ada apa?"
" Segera panggil peramal ke sini. Kurasa wanita ini kerasukan roh."
" Heh? Dia gila ya? Kau pikir ada roh kerasukan roh?"
" Baik Yang Mulia. Hamba akan memanggil peramal segera."
" Malam Ini jangan biarkan Ratu pergi dari kediamannya."
" Baik. Yang Mulia Kaisar."
Aneh. Dia sering menyiksa orang, ku pikir pantas dia mendapatkan ini. Pasti banyak roh yang kesal padanya, dia pantas kerasukan.
***