Chereads / SECOND / Chapter 5 - yang sedang terjadi 2

Chapter 5 - yang sedang terjadi 2

" Yang Mulia Ratu, saatnya menghadiri rapat di paviliun utama."

" AARGHH, Aduh-duh, kurasa perutku sakit."   

" YANG MULIA? APA YANG TERJADI."

" Aduhh, kurasa aku tidak bisa menghadiri acara apa pun. Boleh aku istirahat saja?"

" Yang Mulia, Hamba akan panggilkan tabib untuk Anda."

"Hihihi... dokter bilang aku haanya harus hidup bukan? lebiih baik menghindari masalah daripada menimbulkan masalah. Aku akan sembunyi saja di tempat ini, sampai bulan merah itu muncul. Aku tidak ingin bertemu kaisar yang menakutkan itu, bisa-bisa aku mati muda di sini." Begitu pikirnya.

Beberapa hari kemudian~

" Yang MuliaRatu, malam ini adalah jadwal Anda melayani Yang MuliaKaisar."

" Ah? An-nu emm, kau tahu aku sedang menstruasi?"

" Mens-mens apa yang Mulia?"

" Menstruasi? Kau tidak tahu. Emm bagaimana menjelaskannya ya. Ahh ini, darah- keluar dari sini"  menunjukkan anu-nya

" Ooh, darah kotor? Tapi Yang Mulia. Sesuai hitungan tabib itu terjadi beberapa minggu yang lalu. Anda- sudah suci sekarang. dan ini malam yang baik."

" A-pa" (gawat. Bagaimana aku mencari alasan?)

" Aku tidak enak badan."

" Yang MuliaRatu-kami sudah menyiapkan tonic untuk Anda, jadi Anda akan kembali sehat dalam beberapa jam." Kepala Dayang tidak henti mencari cara.

" Yang MuliaRatu, bukankah Anda selalu bersemangat jika kaisar datang berkunjung?"

" Y-ya iyaa tentu saja. ahahaa. " (semangat dengkulmu. Aku bisa saja mati digorok jika berhadapan dengan kaisar psikopat itu.)

" Emm, Dayang Hee, begini, apa kau pernah dengar. Kalau kaisar membenci ratunya?"

" Yang MuliaRatu-apa yang Anda katakan? Jika istana mendengar-hamba bisa saja dipenggal."

" Kalau begitu bisik-bisik saja."

" Yang MuliaRatu-dan kaisar berteman sejak kecil. Jadi tidak mungkin kaisar membenci Yang Muliaratu."

" Aaaah begitu. Jadi teman masa kecil ya."

" Yang MuliaRatu-apa Anda lupa ingatan lagi?"

" jadi begini, berhubung aku pernah kemasukkan roh. Jadi sebagian ingatanku  hilang diambil roh itu. begitu kata peramal. Jadi, kau harus membantuku mengingatnya Ya?" Dia mulai mengarang cerita.

" Ya ampun Yang MuliaRatu-"

"Tolong rahasiakan ya,? 

" Baik Yang MuliaRatu. Hamba berjanji merahasiakannya."

" Baiklah, Kau boleh pergi, aku mau istirahat sebentar."

" Baiklah- saya permisi."

Hae Won berbaring di ranjangnya sambil berpikir. " Ahh jadi mereka teman masa kecil. Tapi-apa yang malam itu kaisar psiko itu katakan sangat berbanding terbalik. Aku diperlakukan seperti tawanan. Apa mereka benar-benar teman masa kecil? Bukan musuh?"

" Ahh lupakan. Jangaan pikirkan. Bagaimanapun aku harus pikirkan cara agar bisa keluar dari situasi malam nanti."

Di istana kaisar~

" Hyun-ah. Bagaimana?"

" Yang Mulia-sesuai perintah Anda, banyak rakyat Yang Muliapercaya jika ratu tidak kompeten. Mereka bahkan membandingkan Ratu dengan puteri mahkota sebelumnya yang begitu rendah hati. Hamba juga telah menyelundupkan beberapa bukti pengeluaran dari istana Ratu- mereka menghabiskan hampir ratusan koin emas hanya untuk keperluan istana ratu dan kediaman menteri Seo."

" Bagus, ini baru awal. Mereka tidak bisa dijatuhkan semudah itu."

" Kalau begitu-langkah apa selanjutnya Yang Mulia?"

" Tenang. Kita akan tenang untuk beberapa saat. Jika bertindak tergesa klan Api bisa mencurigai kita. Terutama Ibu Suri yang condong ke arah sana. kita tidak bisa gegabah. Bukti korupsi emas, itu bukan masalah bagi klan mereka, bagaimanapun, klan api memiliki sebagian dari kekayaan kerajaan. Mereka bisa saja mencuri hati rakyat ddengaan uang mereka. itu sebabnya, aku tidak akan menjebak mereka dengan uang."

" Baik Yang Mulia."

Kau tahu Jae Hwa-ah, sebelum aku benar-benar membalaskan dendam atas kematianmu. Aku tidak akan pernah berhenti. Akan kubuktikan, bahwa keluargamu dijebak atas tuduhan pemberontakan oleh klan api sialan itu. Aku tidak akan tinggal diam-akan kuluruskan semunya, akan kukembalikan semua ke tempat semula. 

***

" Hae Won berpikir-berpikir. Apa yang akan kau lakukan di masa depan ketika kau dipaksa melayani laki-laki yang tidak kau sukai?"

"Aisss! Kenapa juga aku harus melayaninya? Aku baru 18 tahun. Benar. bahkan SMA saja belum lulus, masa aku mau melepas keperawananku begitu saja di dunia isekai?"

" Yang MuliaRatu- Yang MuliaKaisar akan tiba sebentar lagi."

" Gawat.Gawat.  Tenang- Hae Won tenang. Berpikirlah dengan tenang." 

" Benar. dari drama yang ku tonton mengalihkan perhatian adalah jalan keluarnya."

" Yang MuliaKaisar telah tiba." Teriak Dayang Hee.

" Haiss dasar, kenapa buru-buru sekali sih?"

Kaisar pun memasuki kamar Ratu. Kali ini dia masih mengenakan jubah naga merahnya. Sepertinya Yang MuliaKaisar berjalan ke istana Ratu setelah rapat dengan petinggi. Kaisar selalu tampak dingin setiap memasuki ruangan itu. benar, jika bukan karena Kasim Yang kaisar tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sini. Terpaksa begitulah.

" Salam Yang Mulia." (Canggung sekali)

" Seperti biasa. Aku tidak akan pernah menyentuhmu. Duduklah dan nikmati hidanganmu, kau tidak perlu melepas pakaianmu seperti biasa. Aku tidak akan pernah tertarik."

(Apa dulu aku seperti itu? aiss, dasar pemilik jiwa sebelumnya tidak punya harga diri sama sekali.) " Kau benar-benar tidak akan menyentuhku? Benarkah?"

" Kenapa? Kau akan menjebakku dengan tonic perangsang seperti sebelumnya?"

" Tu-tunggu, itu berarti tubuh ini masih perawan kan?"

" Apa maksudmu. Apa aku pernah melakukan sesuatu padamu? Bahkan melihatmu saja membuatku muak."

" Syukurlah...(kalau begitu aku tidak perlu susah-susah mencari cara untuk melarikan diri.)"

" Aneh." Pikir Kaisar.

" Umm silahkan dinikmati hidangannya Yang Mulia."

" Tidak perlu."

Hae Won tampak berpikir, sebenarnya, dia berada di bawah kepemimpinan siapa? Dan-kerajaan apa ini? Kenapa dia tidak berpikir sebelumnya.

" Yang Mulia- begini. Kau tahu kan kalau ingatanku sedikit kacau belakangan ini. Boleh aku bertanya?"

" Apa?"

" Kekaisaran apa ini?"

" Apa maksudmu? Apa ingatanmu sekacau itu?"

Hae Won mengangguk dengan mata berbinar. " Bodoh, seharusnya aku mencari tahu sejak awal." 

" Jika kau benar-benaar lupa ataupun pura-pura. Aku akan memberitahumu. Kau Ratu pengganti kekaisaran Il-IX, permaisuri sebelumnya telah dituding berkhianat, itu sebabnya kau berada di sini."

" Aaahh kekaisaran Il-IX. Kalau begitu aku Ratu Hwa Young, pengganti Ratu Eun Jae Hwa. Benar? (EHHHH?!!!! APA DIA BILANG? BUKANKAH ITU SERIAL DRAMA YANG KU TONTON SEBELUMNNYA? AKU BAHKAN MASIH INGAT ALURNYA.)

"TU-TUNGGU, APA AKU MASUK KE DALAM DRAMA?"

" Kenapa kau berteriak! Dan bahasa apa itu? Dra-drama, apa?"

"UPPS. Bodoh jangan keras-keras." Pikirnya, Hae Won tekejut, dia baru ingat kalau penulis drama itu mengatakan dalam konferensi pers dia terinspirasi dari kisah nyata dalam sejarah. Kisah cinta seorang kaisar yang begitu setia terhadap permaisuri pertamanya.    

"Tunggu, jika alurnya sama persis dengan kisah nyata itu berarti Ratu pertama sebenarnya masih hidup. tapi-  setelah ratu itu ditemukan. Bukankah aku- aku akan dihukum mati?! What?!"

"Jadi? Apa yang harus ku lakukan? Jika aku mati, aku tidak akan bisa kembali. Haruskah aku berbuat baaik dengaan menemukan Ratu itu, mencari kebaikan dari kaisar dan berkomplot dengan kaisar demi melindungi nyawaku? Atauuu aku harus mencegah kaisar menemukan ratunya sampai bulan merah muncul. Argghhhhh."

" Apa yang kau pikirkan?"

" Umm Yang MuliaKaisar. Kurasa kepalaku mau meledak. Percuma saja kau tidak akan paham dengan ucapanku."

*Lancang sekali kau-"

*Temukan? Atau tidak? kenapa aku harus masuk kedalam alur ini sih? Apa tidak ada alur lain yang lebih mudah?"

*Tapi jika ratu kembali, bukankah dia akan mengungkap kejahatan klan api. Sementara aku adalah bagian dari klan api di sini! Ya Dewa- katanya Kau itu Ayahku, tapi kenapa suka sekali menyiksaku sih? Kau memangnya tidak punya belas kasihan sedikitpun padaku?

*Haruskah ku coba cara lain? Ku harap cara ini berhasil.*

" Yang Mulia, apa kau percaya dengan dunia lain? umm semacam tempat yang tidak bisa kau jangkau dengan akal sehatmu?"

" Apa kau mabuk?"

" Aiss, jawab saja."

*Apa roh itu masih berada di tubuh Ratu? Dia tampak aneh, bahkan semakin aneh. Dia bahkan tidak berusaha merayuku.

" Tidak."

" Jika ku katakan aku ini bukanlah puteri klan Api apakah kau percaya?  Aku bukan Hwa Young, apa kau percaya?" 

" Apa Kau berusaha memainkan trik dengan membuang masa lalumu? Kau lupa dengan cara apa kau bisa naik tahta. Kau lupa betapa ambisiusnya dirimu."

" Tapi aku benar-benar-

" Lupakan. Aku akan kembali. Kau- berhentilah membual untuk merayuku."

Kaisar bangkit dari duduknya, dia beranjak keluar tanpa mehiraukan Hae Won sedikitpun. " Arggh percuma saja. Aku saja tidak percaya dengan apa yang terjadi di dalam tubuhku. Apalagi kaisar angkuh itu. dia pasti hanya akan menganggapku gila. Lupakan cara itu."

" Hikss... lalu bagaimana dong?"

" Dokter- benar, aku kan punya dokter Baram. Aku akan bertanya padanya besok."

" Tapi dewa, kenapa kau jahat sekali sih? Kenapa tidak memasukkan jiwaku ke dalam tubuh Eun Jae Hwa saja. Kenapa harus tubuh wanita jahat ini. Menyebalkan sekali."

Hae Won tidak berhenti bicara pada dirinya sendiri, anatara tidak percaya dan percaya, dia telah melewati semua alur ini. Sayang sekali, semuanya adalah nyata. Dan dia hanya harus menghadapinya.

" Dayang Hee, apa kau di luar?"

" Ya, Yang Mulia, Apa Anda memanggil Hamba?"

" Dayang Hee, besok, tolong antar aku ke kuil naga."

" Baiklah yang mulia, hamba akan mengantar Yang MuliaRatu."

Tiba-tiba suara riuh terdengar di ambang pintu. " Ada apa?"

Hae Won bingung dengan pelayan yang tersungkur di bawah kakinya. " Ehhh, ada apa ini?"

" Yang MuliaRatu-mohon ampuni Hamba, ketika Hamba sedang mencuci pakaian Anda, Hamba tidak sengaja terpeleset, dan pakaian Anda hanyut di sana. Mohon Ampuni Hamba Yang MuliaRatu."

" Yang MuliaRatu? Haruskah Hamba menghukumnya sepeerti biasa? Lima ratus cambukkan?"

" Eh-EHHH??? LIMA RATUS CAMBUKKAN?"

" Apa masih kurang Yang MuliaRatu?"

" Tunggu dulu! Kenapa harus pakai kekerasan segala? Begini saja, aku memaafkanmu, lagipulaa aku masih punya banyak pakaian bukan?"

" Eh? Tapi itu pakaian kesayangan Anda." Ujar Dayang Hee

" Sama saja. lagipula pakaian disini tidak ada yang sesuai style-ku. Lupakan saja, tapi aku mengampunimu dengan syarat."

" Sya-syarat apa yang mulia?"

*Apa syaratnya nyawaku?*  begitu pikir pelayan itu.

" Syaratnya, lain kali kau harus lebih hati-hati, jangan sampai terpeleset lagi. Untung hanya pakaiannya yang hanyut, bagaimana kalau tubuhmu? Kau pikir nyawa bisa di tukar dengan pakaian?"

Semua orang membelalak, semuanya menunjukkan ekspresi yang sama. Ekspresi tidak percaya. " Yang MuliaRatu. Anda benar-benar murah hatii, Hamba tidak akan pernah melupkaana kebaikan Anda."

" aah sudahlah, hanya masalah kecil. Pergilah, kau bisa kembali bekerja ☺"

" Sekali lagi Hamba bersyukur,"

" Iya, hati-hati Ya,"

Bahkan Dayang Hee masih dengan ekspresinya, menganga tidak percaya. " Kau kenapa Dayang Hee?"

" Yang Mulia, Anda benar-benar berubah seratus derajat."

" Benarkah? Padahal aku hanya menjadi dirriku sendiri. aku tidak tahu seperti apa aku sebelumnya, tapi sekarang, aku berjanji tidak akan pernah melakukan kekerasan pada siapapun."

Tidak hanya Dayang Hee, bahkan ada orang lain di luar yang masih tidak percaya dengan yang barusan dia lihat. Ya, Kaisar, dia hendak kembali ke kamar Ratu untuk mengambil sapu tangan kesayangannya, tapi siapa sangka, dia akan melihat kejadian se-langka itu barusan. Hwa Young- wanita yang tak memiliki belas kasihan sedikitpun tiba-tiba saja berubah memiliki empati. Apa itu mungkin?

***