" Yang Mulia Kaisar. Sepertinya tidak ada satupun mata-mata di istana Yang Mulia."
" Tidak Mungkin. Dia pasti mengirim Dayangnya untuk memata-mataiku."
`*dia bahkan tahu ada sebuah lukisan dibalik dinding ini.*
" Yang Mulia Kaisar- Hamba memeriksa semua catatan Dayang- dan Yang Mulia tahu- jika istana kaisar paling ketat dalam pemilihan Dayang."
" Lupakan. Aku akan menyelidikinya sendiri."
" Yang Mulia Kaisar, Anda hendak pergi kemana?"
" Istana Ratu."
Langkah Kaisar semakin menakutkan. Dia mendatangi kamar Hae Won yang masih tampak sepi. Dia menerobos masuk bahkan ketika Dayang Hee mengatakan Ratunya sedang istirahat.
" Bangunkan dia!"
Dayang Hee tampak ketakutan melihat sorot mata Kaisar yang lebih tajam dari biasanya. Dayang Hee berusaha membangunkan Hae Won yang tampak begitu kelelahan.
" Aaa pusing sekali." Hae Won bangun dengan setengah sadar.
" Yang Mulia Ratu- Yang mulia Kaisar ada di sini."
" Pergi- tinggalkan kami berdua." Perintah Kaisar.
"Baiklah- Yang Mulia."
Hae Won tidak mengerti, kenapa dia bisa merasa pusing dan mual, dan kenapa Kaisar ada di kamarnya sepagi ini.
" Ada apa Yang Mulia?" Tanyanya dengan suara yang masih serak.
" Perintahkan semua mata-matamu untuk pergi dari istana kaisar."
" Mata-mata apa?"
" Seo-Hwa-Young. Apa kau masih berani bermain-main denganku?" Kaisar lagi-lagi menodongkan pedang yang dia sembunyikan dibalik jubahnya.
" Tu-tunggu. Aku benar-benar tidak tahu. Aisss. Apa sih yang kulakukan semalam?" Hae Won benar-benar lupa.
" Aku akan menghukum Dayang Hee- dia akan dipenjara- kuanggap dia sebagai mata-mata suruhanmu."
" Tu-tunggu dulu! Kenapa main menghukum saja! aku bahkan tidak tahu mata-mata apa yang kau sebutkan. Apa aku mengatakan sesuatu semalam? Jelaskan dulu."
" Darimana kau tahu aku memiliki lukisan di balik dinding itu."
" Lukisan?" Hae Won tampak berpikir keras.
" Aahh lukisannya Jae Hwa?"
Kaisar semakin tajam menatap Hae Won.
" Tunggu dulu. Jangan asal tebas. Biar ku jelaskan."
" Kau pandai berbohong."
" Tida-kk aku bersumpah aku tidak akan berbohong kali ini. Sekarang- jika aku memiliki mata-mata- apa kau pikir aku akan seterbuka itu padamu? Tidak bukan? aku pasti akan menghancurkan lukisan itu diam-diam. Karena aku Hwa Young membenci Jae Hwa. Benar?"
*Haruskah, haruskah ku katakan saja kalau aku ini bukan Hwa Young? Apa dia akan percaya atau menggapku gila? Tapi yang Kaisar benci kan Hwa Young bukan Hae Won. Tapi, aaahh aku benar-benar kehabisan akal sekarang.
" Aku berasal dari masa depan. Kau tahu sebuah roh yang masuk ke tubuh seseorang?"
" Omong kosong."
" Pengawal !" Kaisar mulai memerintahkan.
" Eitss aku serius. Aku bahkan tahu- sesuatu- sesuatu yang tidak kau ketahui- kau bisa memnafaatkan aku- aku berjanji akan membantumu-"
" Pengawal- bawa Dayang Hae ke penjara!"
" TUNGGU DULU!!! AKU SAJA- AKU SAJA YANG DIPENJARA. JANGAN MENGHUKUM SIAPA PUN DISINI. AKU SAJA" Mata Hae Won tampak marah.
Kaisar memicingkan matanya. Dia tersenyum sinis. " Haruskaah? Haruskah kau ku kirim ke penjara? Seorang Ratu yang hanya tahu hidup mewah. Haruskah ku kirim di penjara?"
" Kaisar ku mohon dengarkan aku sekali. Aku bisa membantumu. Aku benar-benar bukan Hwa Young. Dan aku tidak mengirim siapapun untuk memata-mataimu."
" Lalu, kau siapa? Bukan Hwa Young- tapi kau adalah puteri menteri militer bukan?"
" Aku bahkan bisa membaca pikiranmu." Hae Won tampak serius.
" Aku bahkan tahu- minggu ini- kau berpikir untuk melakukan perburuan di hutan. Benar? dan saat itu juga- kau membawaku- saat kau membawaku- kau menjadikan aku umpan untuk pemberontak. Kau mencoba membunuhku di hutan itu- kau- mendorongku agar aku terbunuh. Kau- benar-benar membenciku."
Diam. Hening. Apakah dia berhasil masuk sasaran? Hae Won hanya mengatakan apa yang dia lihat di episode lima. Benar- perburuan.
" Pengawal! Bawa Ratu ke penjara bawah tanah sekarang!"
" Kaisar." Hae Won benar-benar marah- tapi apa daya. Dia memilih dirinya sendiri yang dimasukkan penjara. Karena dia yakin- Ibu Suri dan menteri militer pasti akan membantunya keluar.
" Jangan biarkan siapapun tahu. Dimana Ratu berada. Aku ingin orang di istana ini bungkam."
" Baik- Yang Mulia"
***
" Yang Mulia Kaisar. Apakah tidak apa Anda memenjarakan Ratu?"
" Hanya sementara. Aku hanya ingin dia merasakan bagaimana pengapnya di dalam penjara."
" Bagaimana jika menteri militer mendengar? Dia akan semakin membenci Anda- dan siap memberontak."
" Tidak akan. Justru dia hanya akan menyingkirkan Ratu yang sudah tidak berguna. Tapi untuk saat ini- Hwa Young adalah sandera. Jika aku menyingkirkannya sekarang. Menteri militer pasti akan mencari pengganti lain- "
Kasim Yang tidak mengerti- Kaisar bisa semarah itu pada Ratu hari ini-sebenarnya apa yang Ratu lihat? Kasim Yang sudah menyelidiki semua pelayan dan Dayang istana. Tidak ada satupun yang berada dalam kendal istana Ratu. Mereka semua adalah Dayang yang di latih secara khusus dari paviliun kekaisaran.
" Kasim Yang."
" Ya- Yang Mulia?"
" Apa kau percaya pada hal ghaib semacam roh?"
" Sebenarnya Hamba Tidak yakin Yang Mulia. Tapi menurut negeri seberang, ketika mereka mempelajari kungfu- mereka akan semakin diperlihatkan pada sesuatu yang tampak tidak nyata. Sejak saat itulah Hamba mulai percaya."
" Apa itu benar-benar nyata? Roh yang bisa mengendalikan tubuh manusia?"
" Aaa Yang Mulia- Hamba melihat sebuah buku yang bisa menjawab semua pertanyaan Yang Mulia saat ini. Hamba tidak sengaja membelinya dari pedagang negeri seberang yang mampir beberapa waktu lalu."
" Berikan."
" Baik Yang Mulia. Sebentar biarkan Hamba mengambilnya."
***
"Kisah puteri naga? "
Kasim Yang " benar Yang Mulia. Menurut kepercayaan, roh manusia sebenarnya berada di sekitar kita." Sambung kasim Yang " Sebenarnya ada dua dunia yang saling terhubung. Yakni dunia roh dan dunia manusia."
"Dalam buku ini apa menjelaskan, bagaimana Roh bisa menguasai tubuh manusia? "
Kasim Yang " Dalam buku tersebut dijelaskan jika roh biasa hanya menguasai tubuh manusia sementara. Namun-ada satu roh yang memasuki tubuh manusia dan jiwanya menetap disana? "
Kaisar bertanya lagi "apa itu? "
" Roh puteri Naga Yang Mulia. "
Kaisar tidak mengerti. Dia lalu membaca satu persatu halaman bukunya. Roh puteri naga, adalah jiwa yang terkunci di surga, dan ketika jiwa itu terlepas dia akan memasuki tubuh orang yang terikat dengannya.
"Bukankah ini hanya cerita fiktif? "
Kasim Yang menimpali, "Yang Mulia, menurut pemikiran orang yang logis. Buku itu hanyalah karangan fiktif. Tetapi, jika Yang Mulia berpikir sesuai hukum alam. Maka Yang Mulia akan percaya keberadaan mereka. "
Yang Mulia Kaisar berpikir sejenak. " Baiklah Kasim Yang. Bukankah minggu lalu aku membicarakan masalah perburuan denganmu? "
Kasim Yang mengangguk.
"Kalau begitu. Lusa. Siapkan semuanya. Aku akan mengundang pejabat tinggi. Kita berburu di hutan selatan. "
Kasim Yang tampak bingung, Yang Mulia Kaisar baruan membahas pasal roh. Kenapa tiba-tiba mengganti topik menjadi berburu?
" Yang Mulia, bukankah lusa terlalu mendadak? "
"Tidak. Aku hanya ingin lihat apakah ramalan Ratu benar. Ahh jangan lupa kau perintahkan Ratu untuk ikut denganku. "
"Tapi bukankah Ratu masih di bawh tanah Yang Mulia?"
"Bebaskan saja. Kali ini aku ingin membuktikan ucapannya."
" Baik Yang mulia"
***