Chereads / SECOND / Chapter 2 - Alam Roh

Chapter 2 - Alam Roh

Kekaisaran Il- 1528 masehi 

" Yang Mulia, malam ini ahli perbintangan sudah mengatur malam Anda dan Ratu. Hamba berharap malam ini Anda benar-benar melakukan kewajiban Anda sebagai seorang Kaisar dengan memperoleh keturunan."

" Kasim Yang. Apa kau mau menentangku juga?"

" Tidak Kaisar. Tidak begitu, hanya saja, Hamba tidak ingin Ibu Suri menganggap remeh Yang Mulia Kaisar."

" Cih. Dia pikir bisa mengikatku dengan segala aturannya. Apakah aku ingin melahirkan penerus dari putri pengkhianat?"

" Yang Mulia."

" Keluarlah. Jangan masuk sebelum aku memanggilmu."

" Tapi yang Mulia, apakah Anda ingat kata-kata kepala peramal? Bahwa sesorang yang baru akan hadir dan mengubah kerajaan ini. Kurasa itu adalah penerus Anda yang Mulia. Sebaiknya Anda--"

" KELUAR!"

" Yang Mulia,"

" Keluar!"

Kaisar Il IX, berdiri menghadap sebuah lukisan yang selalu terpajang di dekat peraduannya. Dia menatap itu dengan sangat dalam seolah mengisyaratkan betapa berharganya sosok dalam lukisan tersebut. " tidak ada seorang pun yang bisa menggantikanmu, selamanya akan tetap begitu" dia berbicara pada sosok dalam lukisan itu.

" Apa Yang Mulia lemah anunya? Kenapa dia selalu gagal dalam malam bersama  Ratu?"

" Huss jangan keras-keras. Nanti kalau beliau dengar bagaimana?"

Kaisar Il IX tersenyum mendengar bisikan dari balik pintu sekat kamar pribadinya, namun dia tidak peduli, semua adalah konsekuensi yang harus dia tanggung. Karena dirinya tidak pernah sekalipun mencintai ratunya. Ratu yang telah merenggut orang terkasih dari tangannya. Eun Jae Hwa.

" Apa? Apa? Ada gosip apa?"

" Hey kau tidak dengar gosip besar dari istana berlian?"

" Apa? Katakan?"

" Sini- mendekatlah atau kaisar akan mendengarnya." Semua orang mendekatkan telinga mereka pada satu narasumber.

" Kau tahu semalam Ratu pingsan secara mendadak di kolam mandinya."

" Hah?"

" Iya, dan pagi tadi bangun dalam keadaan linglung, kau tahu linglung? Dia lupa segalanya. Dia bahkan menanyakan dirinya sendiri."

" Aneh sekali. Apa dia terbentur sesuatu?"

" Atau dia pura-pura?"

" Tapi bukankah bagus jika Ratu terluka. Dia selalu saja menyiksa dayang yang melakukan kesalahan kecil."

Tiba-tiba pintu kamar kaisar terbuka. Sontak semua pelayan tersentak. " Apa yang kalian bicarakan di depan kamarku?"

" Yang Mulia. Mohon  ampuni kami."

" Pergilah. Jangan berbisik di sini. Kalian menganggu waktu iistirahatku."

" Baiklah Yang Mulia. Kami permisi."

***

Aku tidaak melihat satu pun cahaya dalam jalanku. Aku tetap mengikuti dokter itu. Sampai akhirnya aku benar-benar sendirian. Tidak ada siapapun di tempat gelap ini. Apa ini akhirat? Apa aku sudah sampai di akhirat? Sampai kemudian rongga udaraku terasa penuh. Aku merasa begitu sesak. Sangat sesak. Setelah itu, aku seperti tertarik gravitasi, aku tidak lagi bernafas. Kemudian perlahan, aku merasakan nafasku kembali, aku merasakan jariku bisa bergerak normal. Tapi, aku masih takut membuka mataku. Aku takut, saat aku bangun, akhirat benar-benar di depanku. Namun, suara bising membuatku penasaran. 

" Yang Mulia Ratu, 

" Yang Mulia, hiksss...  bangunlah yang mulia ratu..."

" Yang Mulia Ratu...

Kenapa ada suara manusia di akhirat? Apa mereka roh di akhirat? Haruskah, haruskah ku buka mataku. Tunggu dulu. Aku benar-benar takut. Bagaimana jika wujud mereka menakutkan. Bukankah hantu biasanya menakutkan? Tapi, jika aku tetap menutup mata aku tidak akan tahu apa yang terjadi. Baiklah akan kubuka, 1, 2, 3,

" Yang Mulia Ratu! Anda-akhirnya sadar,"

" Syukurlah."

" ..." Apa aku salah lihat? Kenapa mereka berpakaian aneh. Ahhh, ternyata akhirat tidak semenakutkan itu. 

" Apa kalian roh dari jaman sejarah?"

" Yang Mulia Ratu, apa yang Anda katakan?"

Aku menggaruk tengkukku, ternyata Roh juga bisa bicara ya. Baguslah. Setidaknya aku tidak akan kesepian di akhirat. Aku melihat sekeliling, wah, ternyata akhirat memiliki arsitektur jaman kerajaan. Kenapa bisa semegah ini, kupikir akhirat hanya di penuhi tanaman dan hutan-hutan.    

" Ap-a aku anggota baru di sini? Kalau boleh tahu, dimana ruang kepala akhirat?"   

" Apa yang Anda katakan Yang Mulia Ratu?" Salah seorang roh paruh baya yang berpakaian dayang menatapku bingung. Apa Roh tidak mengerti bahasa manusia? Kenapa sejak tadi dia memanggilku Ratu? Apa setiap anggota baru selalu dipanggil Ratu?

" Hae Won. Namaku Hae Won. Kenapa kau memanggilku Ratu?"

" Astaga. Dayang Noh! Cepat! Cepat panggil tabib. Sepertinya ada yang salah dengan Yang Mulia Ratu! Cepat!"

" Eh?" mereka bicara apa sih? Aku benar-benar tidak mengerti. Ahhh aku paham, apa dikehidupan sebelumnya aku ini ratu? Dan mereka semua adalah dayang-dayangku yang sudah mati, mereka telah menungguku selama ini dan akhirnya mereka bertemu denganku sekarang. 

" Hey Kakak Dayang, boleh aku tidur lagi? Ternyata perjalanan ke akhirat cukup melelahkan. Aku mau tidur sebentar sebelum menerima kenyataan kalau aku sudah mati."

" Yang Mulia Ratu-apa yang Anda bicarakan?"

Aku Hae Won-aku memiliki penyakit jantung sejak lahir, pada usiaku yang ke-18 aku di vonis mati, dan seingatku, malam tadi aku menjalani operasi, setelah itu, aku tidak mengingat apa pun, aku pingsan mungkin. Dan begitu aku terbangun, aku berada di tempat aneh ini. Ahhh sudah jelas aku mati. ini akhirat. Benar iini akhirat. Aku harus menerima kenyataan. Aku berada di akhirat dan ada yang bilang kalau akhirat memiliki kelas yang berbeda, maka aku ada di kelas kerajaan, aku masuk di akhirat kelas kerajaan. Huft, lelah sekali. Apa roh juga bisa lelah?

" Yang Mulia Ratu-tabib Anda sudah datang."

" tabib? Apa di akhirat juga ada tabib?"

" Tabib tolong sembuhkan Yang Mulia Ratu, saat dia mandi kurasa kepalanya terbentur."

" baiklah."

" Eh tunggu dulu- apa orang mati juga harus diperiksa?"

" Yang Mulia Ratu, apa Anda merasa sakit di kepala?"

" Tidak."

" Apa Anda ingat siapa Anda?"

" Hae Won, zodiak gemini, usia 18 tahun, memiliki penyakit jantung sejak lahir, dan hobi menonton drama Korea."

" Benarkan Tabib? Kurasa ada yang salah dengan kepalanya." Dayang itu terus saja menyangkalku.

" Apa kita perlu membedahnya?"

" Ehhhhh???? Tu-tunggu dulu. Apa Roh juga harus dibedah? Apakah sakit? Apakah perlu sejauh itu? bukankah sudah mati ya mati saja. kenapa harus melalui proses sepanjang ini."

Tiba-tiba pintu terbuka-dan seorang pria berpakaian bangswan kerajaan masuk. Wajahnya-begitu tegas, dan menakutkan. Apa dia Roh senior disini? Kurasa aku harus bersikap baik di hadapannya. 

" Tuan Seo-"

" Apa yang terjadi?"

" Tuan-ada yang aneh dengan Yang Mulia Ratu-"

Tiba-tiba-Tuan itu itu menatapku dengan dingin. " Kalian semua keluarlah."

" Baik Tuan."

" Hallo, Hay, Tu-Tuan?" Aku mencoba menyapanya. Kenapa dia diam saja? apa bukan begini cara menyapa di alam roh?

" Hwa Young-a, apa yang terjadi? Kenapa kau membuat masalah seperti ini."

" Hwa Young? Tuan- apa di dunia roh kita memiliki nama baru?"   

Tatapannya semakin menakutkan. " Hwa Young-a. dimana sopan santunmu sebagai Ratu! Berhenti menimbulkan masalah dan bersiaplah untuk malam ini!"

" Tu-tuan,"

" Jika malam ini kau mengecewakanku lagi. Aku akan menggeser posisimu sebagaii Ratu. Kau tahu itu?"

Glekk. Aku hanya menelan ludahku. Aku semakin tidak mengerrti, apa yang Roh ini bicarakan? Apa tidak ada satu pun roh yang waras di sini? Kenapa aku diperlakukan beginii? Tolong jelaskan! 

" Bersiaplah. Malam ini kau harus tampil baik di depan kaisar. Layani dia dengan baik, dan berhentilah menimbulkan masalah! Ingat!"

Tatapannya seolah ingin membunuhku. Aku tidak bisa berbuat banyak, kurasa aku tidak bisa menanyakan apa pun dari roh pria ini, dia bukan tipe roh yang mau menjelaskan. Kurasa, otaknya sudah di reset setelah kematiannya. Ya, itu sebabnya dia seperti ini. 

***