Terry sampai di restoran 10 menit dari kamar tempat dia menginap, tak lama dia melihar dari jauh sosok gadis yang di tunggunya.
Livia juga melihat Terry yang berada di depan pintu restoran itu dan dia memberikan senyumnya yang merekah menambah kecantikan gadis tersebut.
"Hai...apa sudah lama menungguku?" Livia bertanya dengan cerianya.
"Emm..nggak aku juga baru aja sampai" jawab Terry langsung mengajak masuk kedalam restoran tersebut.
Seorang pelayan mengantarkan mereka menuju meja dan menyerahkan buku menu dan mencatat pesanan mereka.
"Apa pesanan Tuan dan Nona?" si pelayan bersiap mencatat dinota pesanan
"Saya pesan Nasi goren spesial sea food dan minumnya ice kelapa muda" Livia menyebutkan menu yang menjadi pilihannya.
"Samakan saja pesananku dengannya dan tambahkan camilan yang enak disini" Terry tidakrepot menyebutkan nama menunya.
Setelah mencatat semua si pelayan pergi menuju pantri setelah berkata "hidangan siap dalam waktu 30 menit mohon di tunggu".
"Baik terimakasih" jawab Livia dengan ramah.
Sambil menunggu pesanan mereka Terry dan juga Livia berbincang untuk saling mengenal satu sama lain.
"Apa kamu masih sekolah?" terry memulai percakapan.
"Benar aku masih sekolah kelas XII SMA, jika melihat penampilan mu yang keren ini aku memperkirakan usiamu baru pertengahan 20 an" Livia menjawab serta menebak usia Terry berdasarkan penampilan Terry yang seperti seorang superstrar.
Mendengar ucapan Livia Terry tertawa dengan lepas, bagai mana gadis remaja itu bisa menebak usianya?.
"Hahaha....kamu gadis mungil yang berani menebak usiaku, bahkan asisten pribadiku tidak berani bertanya berapa usiaku" Terry berkata.
"Hemm...memang kamu semenakutkan itu ya bagi mereka? dan apa pekerjaan kamu? sehingga bisa memiliki asisten pribadi" Livia lanjut bertanya karena semakin penasaran.
"Kamu masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang aku kerjakan tentu saja mereka takut aku adalah Boss mereka" jawab Terry.
"Jadi berapa usiamu dan kamu berasal darimana?" lagi lagi Livia bertanya.
"Benar kamu mau tahu? jika aku beri tahu hadiah apa yang akan kamu berikan untukku?" Terry mencoba bernegoisasi untuk menggoda Livia.
"Memang kamu menginginkan apa?" Livia balik bertanya.
"Hubungan yang serius denganmu" jawab Terry dengan singkat tanpa basa basi untuk bisa memiliki Livia.
"Tapi usiaku baru 18 tahun lho...apa nggak masalah??!" jawab Livia dengan ragu ragu.
"Aku ngga masalah dengan umur yang penting kamu bersedia menjadi pendamping aku hingga akhir usia" Terry berucap.
Livia mendengar ucapan itu jadi merasa berdebar jantngnya, pipiya jadi bersemu merah karena malu.
"Terry Aku nggak bisa menjawa pernyataan kamu karena usiaku masih muda dan juga untuk mendampingimu untuk saat ini aku bisanyamenjadi girlfriend dalam artian sebatas pertemanan saja aku ingin menyelesaikan sekolah" Livia mengatakan apa yang ada di hatinya.
"Oke Aku setuju... dan aku sudah berusia 27 tahun, memang usia kita itu terpaut jauh tapi itu tidak menjadi masalah buatku" jawab Terry dengan senyum yang manis bagi Livia.
"Jadi jika kamu mau Aku ingin tahu pekerjaan kamu apa dan tempat tinggal amu dimana?" Livia bertanya lagi untuk lebih mengenal Terry.
Tak lama pesanan mereka datang dan ditata di atas meja dan mereka melanjutkan percakapan sambl menikmati makan malam
"Eemm....Aku sebenarnya berasal dari negara Rusia, dan pekerjaanku disegala bidang perusahaanku ada diberbagai negara di dunia" jawab Terry serius.
"Livia...." seseorang memanggil menghentkan percakapan mereka dan melihat siapa orang yang memangglnya.
"Mama... Papa....kok sudah balik kan tadi ada acara dengan klien" Livia terkejut dengan keberadaan kedua oran tuanya.
"Ya acaranya cepat selesai jadi kami segera balik ee... nggak tahunya kamu nggak adadi kamar" jawab Mama.
"Lho...bukankah Anda Mr. Anthony ya perkenalkan saya Papa Livia Aditya Laxmi" Papa Livia mengulurkan tangannya.
"Oh... salam kenal Pak Aditya Saya Terrius Anthony Cruise" jawab Terry menyambut tanganyang terulur.
"Dan perkenalkan Raya Dewanti Istri saya dan juga Mama dari Livia" kembali Aditya memperkenalkan Istrinya.