Mereka bertiga berjalan menuju ke kamar masing masing, dengan mantap mengandeng jemari Livia Terry melangkah dan berjalan beriringan.
Sedangkan Stevano hanya menggelengkan kepala tanpa berkomentar, mereka bertiga telah sampai di depan pintu tempat keluarga Livia menginap, tiba tba saja asisten Terry datang untuk menjemputnya karena harus segera kepertemuan yang penting.
"Sayang Aku oergi dulu, besok pagi Aku akan menjemputmu dan keluarga untuk balik kejakarta" Terry berkata dan berpamit dan memberikan kecupan di kening Livia, membuat asistennya yang biasa melihat ekspresi dingin bak gunung es itu terkejut mlihatnya.
'Waow....Aku nggak pernah mengira bahwa si gunung es bisa mencair saat jatuh cinta, wajah kilenya mengapa nggak terlihat ya???' sang asisten berkata dalam hati.
Setelah berpamitan keduanya pergi keluar dari resort menuju mobil mewahnya dan segera meluncur menuju tempat yang di janjikan, setelah beberapa lama dalam perjalanan akhirnya sampailah di pelabuhan yang sangat sepi disana segerombolan mavia sudah menunggunya.
"Kami sudah menunggu kedatangan Anda, mari kita lakukan transaksinya secepat mungkin" si Boss lawan berkata.
"Tidak semudah itu aku harus melihat dulu apa yang kamu bawa!!?" Terry enjawab dengan pertanyaan.
Semua dilaakukan dengan cepat dan singkat dalam melakukan pemeriksaan tersebut, kemudian semua transaksi terselesaikan dengan baik dan Terry segera kembali ke resort tempat dia menginap.
"Dev..., segera kamu beli resort ini secepatnya, Aku ingin ini menjadi tempat kenangan bersejarah bagi Aku dan Livia karena di pertemukan oleh takdir" Terry berkata dengan mudahnya memerintah Devan sang asistennya.
"Baik tuan saat esok pagi semua sudah beres dan kita bisa kembali ke Jakarta dengan santai" Devan menerima tugasnya.
"Aaah....jangan lupa juga siapkan jet pribadiku untuk esok pagi karena Aku mengajak keluarga Livia untuk pulang bersama" Terry memberikan perintah lagi.
"Baik Tuan" jawab Devan singkat.
Kendaraan memasuki kawasan Resort dan berhenti di parkiran, Terry keluar dari kendaraannya dan berjalan menuju kamarnya yang sangat elegan.
Terrymemasuki kamarnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum dia tidur.
Kegiatan bersih bersih itu tidak lama setelah itu dia membaringkan tubuh hanya dengan memakai kimono kamar mandi saja dan dada bidangnya yang sexy terekspose berselimut tebal di atas ranjang empuk yang nyaman.
Tak lama matanya terpejam dengan bibirnya tersungging senyum yang tidak pernah ditunjukan pada siapa pun.
Matahari mulai menerobos masuk kesela gorden dan membuat empunya mengerjapkan mata karena silau.
Matanya terbuka lebar dan melihat jam di nakaß menunjukkan pukul 6 pagi dan dia bergegas menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri sebelum menjemput sang pujaan hati.
Tak lama dia sudah rapi dengan setelan jas yang mahal dia keluar dari kamar menuju tempat Livia.
Ditempat Livia dia juga baru siap dan rapi semua ßudah dia kemas kedalam koper karena hari ini masa liburannya sudah berakhir.
Dan esok hari akan melanjutkan sekolahnya lagi yang memasuki semester akhir sebelum kelulusannya.
Semua sudàh di kemas dan mereka hendak keluar namun di kejutkan dengan ketukan di pintu.
"Tok.... tok.... tok..." Terry mengetuk.
Livia berlari menuju pintu dan membukanya dia terperangah memandang sosok tampan di depannya tanpa mengedipkan pandangannya.
Melihat ekspresi Livia Terry jadi gemas dan memberikan kecupan pagi hari di depan kedua orang tua dan kakak Livia.
"Cuuup....."
Yang melihat adegan tersebut hanya membelalakkan mata tidak berani menegurnya karena kekuasaannnya yang besar.
Hanya Stevano yang geram melihat oemandangan itu membuatnyà muak karena sang Adik di lecehkan.
"Ehem... ehem...." Stevano berdeham menghentikan adegan tersebut.
"Terry apa yang kamu lakukan? lihat mereka semua melihatku aku kan jadi malu" dengan pipi yang bersemu merah.
Dari jauh Devan mendekatinya, "Dev angkat barang barang itu menuju bandara bersama para pengawal yang lain" Terry memberi perintah.
"Baik Tuan" jawab Devan dan segera bergerak dengan beberapa pengawal membantunya.
"Ayo kita kembali kejakarta" Terry tanpa berkata apa pun mengandeng livia keluar dari resort menuju mobilnya.