Karena Terry sudah berada pada puncaknya dia kemudian masuk kedalam kamar mandi di dalam kamar Livia.
Untuk menurnkan kembali juniornya yang tidak mendapatkan pelampiasan terpaksa dia mandi dengan air dingin.
Namun hal itu tidak berhasil dan terpaksa dia harus menggunakan sabun dan lima jarinya, terdengar erangan dan desahan disertai derai air sower di dalam kamar mandi membuat Livia memerah pipinya dan berjalan keluar untuk meminjam pakaian kakaknya untuk Terry.
Tak lama Livia sudah kembali kedalam kamarnya dan didapatinya Terry yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi sebagian peŕut hingga pahanya menunjukan dada bidangnya serta perut six packnya.
Deg...deg....deg.....
Livia hanya terdiam terpaku melihat pemandangan itu dengan pakaian yang di bawanya dari kamar kakaknya Stevano.
"Apa yang kamu lakukan disana honey....??!" Terry mengamati Livia yang terbengong di depan pintu.
Melihat Livia belum kembali kekesadarannya Terry berinisiatif mkatinya dan memeluk Livia dengan sengaja, sehingga yang di peluk terkejut dan kembali kealam nyatanya.
"Aaah....sayang jangan begini nanti kamu kembali mandi lagi jika lost control" Livia mengingatkannya.
"Kamu dulu yang menggodaku honey....jangan mengelak lagi" Terry yang menggoda Livia dengan mendaratkan ciuman singkat di bibir berkali kali.
Cup.... cup.....cup.....
"Hentikan Terry ....sekarang pakai bajumu, devan sudah menunggumu di bawah katanya ada meeting penting hari ini" Livia mencoba melepaskan diri dari pelukan dan ciuman Terry.
"Berikan aku ciuman panjang sekali setelah itu aku lepaskan" pinta Terry dengan senyum menawannya.
"Hemm...dasar mesum dari tadikan kamu sudah menciumku berkali kali jangan curang ya??!" sambil mendekatkan dirinya dan mulai menjinjit untuk meraih bibir Terry.
Saat bibir keduanya menempel Terry kemudian melumat bibir Livia dengan lembut dan menghisapnya serta lidahnya bermain di dalam rongga mulut Livia dan bertukar saliva.
Setelah puas bercumbu keduanya melepaskan diri dan keduanya pun berusaha menormalkan nafasnya.
"Tunggu aku màlam ini honey" Terrius berbisik di telinga Livia membuat Livia merasakan geli karena Terry menggigit kecil daun telinganya.
Tanpa menjawab Livia membantu Terry mengancingkan kemejanya serta mengikatkan dasi dan juga mengenakan jasnya.
Setelah selesai dengan itu semua terry berucap "Terima kasih sayang...cup" serta mengecup kening Livia dan berjalan keluar kamar di ikuti Livia di belakangnya.
"Pa...Ma...Terry keluar sebentar ada rapat penting dan nanti Saya akan kembali" pamit Terry kepada kedua orang tua Livia.
Terry keluar dari mansion keluarga Livia dan bergegas masuk mobil mewahnya dan melaju dengan kecepatàn sedang menuju tempat pertemuan.
"Bagaimana persiapan semua?" Terry bertanya pada Devan yang menjadi sopir sekaligus asisten pribadinya.
"Semua sudah di persiapkan dengan baik Tuan" jawab Devan.
"Oh ya.... Kamu persiapkan pesawat untuk keluargaku hari ini juga karena aku akan segera menikah dalam minggu ini, jan juga persiapkan surat kelengkapan pernikahan hanya untuk dua keluarga saja untuk sementara waktu, untuk resepsinya menunggu kelulusan Livia" perintah Terry panjang lebar.
"Baik tuan akan saya persiapkan segalanya sesuai permintaan Tuan" jawab Devan.
Tak lama mereka pun sudah sampai di tempat pertemuan, Devan segera memarkirkan kendaraan dan kduanya keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki gedung perkantoran yang menjadi tempat meeting tersebut.
Meeting berjalan dengan lancar dan kerja sama sudah di setujui oleh kedua belah pihak, selanjutnya Terry dan Devan keluar dari ruang meeting dan dia mengambil telpon genggamnya dan menekan nomor dari salah satu anggota keluarganya.
📲 tuuuut.....tuuuuut.....
📲 Hallo... Terry apa yang kamu perlukan sayang?(Mama Veronica) (menggunakan bahasa asing)
📲 Ma..Terry ingin Mama dan keluarga inti datang ke Indonesia sekarang juga semua sudah di persiapkan Devan, Mama dan yang lain tinggal menuju bandara saja untuk jelasnya akan aku ceritakan saat sampai di Jakarta.
📲 Baiklah kami akan segera datang kesana, kami siap siap dulu.
📲 Oke bay Mom see you nex...
telp. ditutup sepihak dan Terry segera kembali kekediaman Livia untuk segera meng istirahatkan dirinya yang lelah.