"Aduh badanku pegal sekali, ya ampun apa yang aku lakukan semalam, seolah seperti sebuah kenyataan," kata Mawar sambil membawa handuk dan mulai masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi Mawar seperti biasa memasak untuk adik dan ibunya, lalu dia langsung berangkat ke toko bunga untuk bekerja, ternyata di dekat toko bunga ada 2 orang pria menaiki kendaraan yang sedang memperhatikan dia, pria tersebut memperhatikan mawar dari atas sampai bawah.
Sayangnya Mawar tidak memperhatikan pria tersebut, Mawar cuek saja dan langsung masuk ke dalam toko bunga. Kebetulan hari ini Nagita sedang pergi keluar kota bersama kekasihnya, jadi tinggallah Mawar sendiri di toko tersebut.
Dua pemuda tersebut masih memperhatikan Mawar dari kejauhan, sepertinya mereka berdua begitu mengagumi kecantikan Mawar.
"Benar apa kata orang gadis di toko bunga ini sangat cantik. Lihatlah wajahnya bersemu merah seperti bunga mawar, aku sampai tidak bisa menghentikan mataku untuk tidak memandangnya," kata pemuda tersebut menoleh kearah temannya.
"Aku tak percaya bahwa gadis itu manusia, dia benar-benar cantik. Aku baru melihat gadis secantik dia, dia tidak mengenakan make-up apapun tapi begitu polos kecantikannya tercermin sangat natural. Aku ingin sekali berkenalan dengan dia, tapi apakah dia mau berkenalan denganku." Pemuda tersebut masih terus memperhatikan Mawar dan membuat teman di sampingnya terkekeh merasa geli.
"Jangan bermimpi Bro. Dia sangat cantik mana mungkin mau berkenalan dengan kita yang burik ini, kamu tahu kan bahwa banyak sekali pria yang menyukainya, bukan cuma kita, kita harus sadar diri siapa diri kita, pasti akan ada orang kaya yang menjadikan dia sebagai seorang istri, kalau orang miskin seperti kita cukup memandang dari kejauhan saja." Pria itu terkekeh sambil berkata kepada sahabat di sampingnya.
"Ya siapa tahu kan dia jatuh cinta kepadaku." Temannya itu benar-benar halu, menatap Mawar dengan tatapan begitu kagum.
"Ha ha ha burik sepertimu mengada-ada saja, mana mungkin gadis seperti dia tertarik kepadamu atau kepada kita, sudah ayo kita pulang, kita sudah tahu dia begitu cantik, nanti kapan-kapan kita lihat dia dari kejauhan lagi," kata temannya sambil langsung naik ke atas motor.
"Baiklah sudah melihatnya dari kejauhan seperti ini, sudah sangat menyenangkan, memang benar wanita di toko bunga ini begitu terkenal kecantikannya, bahkan bisa mengalahkan kecantikan bunga yang dia jual. Aduh aku betah sekali di sini, tetapi aku sudah sangat lapar. Ayo Bro kita pulang saja. Besok kita ke sini lagi," kata pemuda itu sambil ikut naik, lalu kedua pria itu langsung pergi meninggalkan toko bunga tersebut.
Mawar sendiri tidak menyadari bahwa ada pemuda yang telah memperhatikan dia sedari tadi, ia hanya sibuk merangkai bunga, karena ternyata banyak pesanan hari itu. Banyak sekali pelanggan berdatangan ke toko bunga tersebut termasuk pelanggaran laki-laki. Mereka sengaja membeli bunga hanya untuk melihat kecantikan Mawar dan itu sangat menguntungkan untuk pemilik toko seperti Nagita.
Mawar sendiri tidak merasa bahwa dirinya cantik. Tetapi entah kenapa semenjak Mawar berhubungan dengan Bisma semalam, aura kecantikan Mawar lebih terlihat begitu nyata, dan sangat bersinar. Apakah mungkin kecantikan yang memiliki adalah sumber kekuatan yang diberikan oleh Bisma semalam. Dan itu masih menjadi sebuah pertanyaan. Mawar sendiri begitu kebingungan. Kenapa bisa-bisanya dia bermimpi bercinta dengan seorang laki-laki. Padahal dia sendiri masih perawan.
Gadis itu begitu lapar dengan segera dia memesan makanan dan duduk di meja dekat jendela.
"Kamu Mawar, kan?" tanya seorang pria yang begitu tampan, menyapanya dengan senyuman yang begitu menawan.
Degg.
Mawar terkejut ternyata di hadapannya ada Arjuna, dan itu membuat dia begitu berdebar, karena Arjuna begitu mirip dengan pria yang ada di mimpinya semalam, tiba-tiba saja pipi Mawar berubah menjadi merah semerah tomat.
"Benar Mawar, kan?" kata Arjuna sekali lagi menyapa Mawar.
"Eh iya Kak, saya Mawar. Kebetulan sekali kita berjumpa disini, apa Kakak juga mau makan siang?" kata Mawar dengan begitu gugup, ia teringat kembali kejadian semalam di mana pria yang mirip dengan Arjuna mengecupnya dengan begitu mesra, mendekapnya bahkan menyetubuhi dirinya.
"Iya saya mau makan siang, kebetulan kan saya sedang berjaga di Rumah Sakit," kata Arjuna sampai menorehkan senyuman manis.
"Berarti tunangan Kakak masih sakit ya? Kasihan sekali semoga lekas sembuh ya Kak," katanya mencoba untuk menetralkan degupan jantungnya. Kenapa jantungnya berdegup begitu cepat dari pada biasanya, apa mungkin karena kejadian semalam. Ya Tuhan, Mawar sampai mengingat lekuk tubuh Arjuna yang dilihat di mimpi.
"Benar sekali, Rose memang masih sakit, saya harus merawatnya setiap hari, kebetulan di sini dekat dengan Rumah Sakit dan tempat kerja saya, jadi saya bisa makan di sini setiap hari, eh bolehkah saya ikut bergabung?" tanya Arjuna menorehkan senyum kepada Mawar.
"Boleh sekali-kali, silakan duduk saya juga baru memesan makanan kok," kata Mawar sambil memberikan senyuman yang terlihat menenangkan, wanita itu benar-benar tidak tahu harus mengatur degupan jantungnya seperti apa lagi, karena bahkan ciuman Arjuna semalam seolah-olah begitu nyata, dan kini dia merasa malu ketika melihat Arjuna, padahal yang semalam datang itu belum tentu Arjuna, tetapi seseorang yang mirip Arjuna yang bernama Bisma.
Sayangnya Mawar melupakan nama Bisma, Bisma, Bisma, Bisma. Mawar hanya mengingat pria tersebut mirip dengan Arjuna, dan tidak mengingat bahwa pria tersebut bernama Bisma.
"Nagita ke mana, Mawar," tanya Arjuna kepada Mawar, sambil mulai meneguk minumannya.
"Nagita pergi ke luar kota bersama tunangannya, jadi aku sendirian di toko bunga," ucap Mawar dengan senyumannya.
"Mawar kamu tersenyum seperti itu mirip dengan seseorang, tetapi kalian orang yang berbeda," tukas Arjuna sambil menolehkan senyum.
"Siapa itu kak?" Mawar mulai mengerutkan dahinya. Dia sangat penasaran dengan gadis yang dikatakan oleh Arjuna.
"Rose, dia calon istriku, wajah kalian sedikit sama tetapi kalian orang yang berbeda, Dan kamu memang jauh lebih cantik daripada Rose," kata Arjuna dengan suara yang rendah.
"Sebaiknya Kak Arjuna jangan bercanda seperti itu, lagian percuma aku cantik, aku tidak memiliki seorang kekasih, sedangkan Kak Rose dia pasti sangat cantik, makanya Kak Juna bisa bertunangan dengan dia, gadis miskin seperti aku, cantik itu percuma, karena tidak akan ada yang mau menoleh kepada kami," kata Mawar dengan senyumannya yang manis.
"Aku tidak bercanda Mawar. Kamu memang cantik, aku pun pernah mendengar bahwa memang ada seorang gadis cantik di toko bunga Nagita, makanya kemarin aku datang ke sana untuk melihat sendiri wajah gadis yang terkenal itu, ternyata benar itu kamu, dan kamu sangat cantik," kata Arjuna sambil menolehkan senyum manis, lalu Mawar pun ikut tersenyum. Mawar tidak percaya bahwa Arjuna memujinya seperti itu.
"Kak Juna jangan berlebihan. Oh ya Kak mari kita lanjutkan makan. Saya sudah sangat lapar," kata Mawar sambil menyantap hidangan yang ada di hadapannya. Lalu Arjuna pun mengangguk dan mulai memakan makanannya.