Cicit burung yang berkicau terdengar jelas dari balik rindangnya pepohonan di halaman kamar kos Nia. Matahari yanv masuk dari celah-celah hodeng kamar memberikan kehangatan keseluruh ruangan itu. Ardi membuka matanya perlahan, dia membalikkan tubuhnya kesamping dimana istri kesayangannya masih terlelap dengan wajah damainya. Ardi memberi kecupan hangat di dahi Tania. Dia bangun dan membersihkan dirinya dikamar mandi. Dia mencari sendiri pakaiannya didalam lemari. Lalu menuju dapur dan merebus air panas, membuat dua gelas teh melati panas untuk mereka berdua.
"Kamu masih kurang sehat, sayang?",tanya Ardi sambil mengusap-usap pipi Tania yang baru saja membuka matanya.
Ardi yang sudah bangun lebih dulu sengaja tidak membangunkan istri kesayangannya itu, dia tidak tega melihat wajah damai Tania yang tertidur pulas.
"Mas ..."
"Hmmm..."
"Aku lapar"
"Lapar?"
"Ya ... Lapar"
"Kita delivery order saja ya sayang?"
"Ya, Mas. Aku mau makan sesuatu yang berkuah dan gurih. Semacam sop daging yang lembut, Mas"
"Lalu?"
"Roti manis dan manisan buah"
"Roti manis dan manisan buah? Kamu yakin mau makan itu sepagi ini sayang?"
"Aku pingin itu, belikan ya Mas ...",rajuk Manja Tania.
"Baiklah, kita pesan sop dagingnya direstoran langgananku. Enak sekali sayang. Baru kita pesan roti manis dan manisan buahnya"
Tania mengangukkan kepalanya, dia merangkul lengan Ardi dan menyandarkan kepalanya pada bahu kekar suaminya itu. Ardi sedikit heran dengan kemanjaan istrinya hari ini, dia berfikir mungkin karena mereka lama tak bertemu makanya Nia menjadi sangat manja padanya.
Satu jam kemudian semua pesanan sudah mereka terima. Tania melahap semuanya dengan nikmat, ya... Nikmat ngidamnya yang dikabulkan suaminya.
"Pelan-pelan makannya sayang, nanti kamu tersedak. Aku senang sekali melihat mu kembali ceria seperti ini"
Ardi memandang heran pada nafsu makan Nia hari ini. Nia makan dengan lahap sekali. Namun dalam hatinya senang melihat perempuan kesayangannya itu kembali ceria dan tersenyum.
"Mas ... ", panggil Nia pada suaminya setelah makan.
"Ya, sayang. ..", jawab Ardi lembut.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
"Tentu. Ada apa, sayang?!"
Ardi menggerser posisi duduknya. Tania merangkul leher Ardi dari belakang, Ardi menoleh heran namun dia senang dengan perlakuan istrinya itu.
"Mas, seandainya nanti aku jauh dari Mas Ardi, apa mas akan merindukan ku?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, sayang?",tanya Ardi sambil mengerutkan alisnya
"Tidak apa-apa, Mas. Aku hanya ingin tahu perasaan Mas Ardi saja"
"Tentu saja aku akan merindukan mu sayang. Jujur sehari pun rasanya aku tak sanggup jauh dari mu. Aku bisa gila jika tak bertemu dengan mu"
"Apa sesayang itu, Mas Ardi padaku?"
Laki-laki gagah itu membalikkan badannya. Dia mengangkat tubuh Nia dan mendudukkannya pada pangkuannya. Nia merangkulkan kedua tangannya pada suaminya itu.
"Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan rasa sayang dan cintaku padamu, sayang?"
"Apa Mas Ardi akan tetap menjaga rasa sayang dan cinta Mas itu jika kita berjauhan?!"
"Aku tak akan pernah berubah. Aku akan tetap menjadi Mas Ardi mu yang seperti kamu kenal sekarang. Aku akan tetap menjadi suamimu yang akan melindungi dan menjagamu dengan segenap hidupku, sayang. Jadi aku mohon berhentilah menanyakan hal yang membuatku takut", papar Ardi.
"Takut?!", tanya Nia.
"Mendengar kata-kata mu itu membuat ku takut, sayang. Aku takut kalau kamu benar-benar akan pergi dariku. Jika itu terjadi maka separuh nyawaku pun akan hilang. Aku akan mencari mu sampai keujung dunia manapun. Aku akan membawa mu kembali dalam pelukanku, sayang"
Sejenak Tania memandang wajah lelaki surganya itu lekat-lekat, dia mendekatkan wajahnya pada Ardi, dekat bahkan lebih dekat lagi. Bibir mungilnya mulai mengajak bibir Ardi bermain dengan lincahnya. Dan Ardi pun menjawab tantangan itu. Kali ini Nia memulainya duluan, rasanya dia ingin meminta kekuatan pada laki-laki kesayangnya itu. Kekuatan untuk tetap bertahan.
"Hari ini kamu manja sekali sayang? Ada apa?", tanya Ardi.
"Tidak ada apa-apa, Mas. Aku hanya rindu dengan Mas Ardi. Apa tidak boleh aku bermanja pada Mas Ardi?"
"Tentu saja boleh. Sangat boleh. Aku suka kamu yang manja seperti ini. Begitu manis dan menggemaskan dimataku. Inilah yang akan membuatku merindukanmu nanti sayang"
******
Ardi hanya mapir tiga hari ditempat Nia. Dan selama tiga hari itu mereka memanfaatkan kebersamaan itu dengan sebaik-baiknya. Nia tak menyinggung sedikitpun tentang kehamilannya. Ardi pun tak paham dengan kondisi istrinya itu. Dia mengira Tania hanya kurang fit akibat memporsir tenaganya untuk menyelesaikan skripsinya.
"Aku berangkat dulu, sayang. Jaga dirimu baik-baik. Jaga kesehatanmu, ya sayang ...", ucap Ardi dipagi hari saat akan berangkat kekantornya.
"Mas, jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Mas Ardi juga jaga diri dan kesehatan disana ya. Aku akan sabar menunggu Mas Ardi kembali"
"Terima kasih sayang. Terima kasih atas kebesaran hatimu. I love you"
"I love you too, Mas ..."
Hari ini dia akan kembali pada Rachell, tiga hari baginya terlalu singkat untuk menebus semua kerinduannya itu, entah kapan lagi dia bisa bersama Tania. Dan yang pasti Rachell akan marah besar padanya jika Rachell tau dirinya bersama Nia disini.
Tania melepaskan kepergian Ardi pagi ini dengan tetesan airmatanya yang sedari tadi ditahannya. Dia baru bisa menagis saat mobil Ardi sudah jauh meninggalkan tempat itu. Dia kembali kedalam kamar dan menyandarkan tubuhnya pada tembok kamar.
"Sayang ... maafkan mama mu ini. Mama belum mengatakan kehadiranmu dalam perut mama pada papamu. Biarlah cerita ini akan menjadi cerita kita berdua. Mama janji akan menjagamu dengan baik. Mama sayang padamu, kamu adalah kekuatan cinta mama dan papa", ucapnya sambil mengusap-usap lembut perutnya.
"Kita harus kuat sayang. Mama akan bertahan demi kamu. Demi kehadiranmu dalam hidup mama nanti",tambahnya lagi.
******
Lima hari sejak kedatangan terakhir Ardi kepadanya, Nia tak menerima kabar apapun dari laki-laki itu. Hari ini seharusnya Tania wisuda, namun dia tak datang menghadiri hari bahagianya itu. Baginya sekarang kebahagiaan nya adalah kehadiran calon anak yang ada dalam kandungannya itu. Dan dia juga tak bercerita pada suaminya tentang kuliahnya. Dia hanya meminta Ardi untuk tetap bersama Rachell, demi keutuhan rumah tangga perempuan madunya itu.
Dia tahu, dia lah yang datang pada kehidupan mereka berdua. Dialah yang membuat Ardi berpaling dari Rachell yang lebih dulu dinikahi suaminya.
Tok ... tok. ..
Suara pintu diketuk dengan keras. Tania tersadar dari lamunannya itu.
Tok ... tok. .
Lagi, suara ketukan itu makin keras terdengar. Nia bangun dari duduknya perlahan dan bergegas membukakan pintu, dan betapa terkejutnya dia melihat siapa yang muncul dari balik pintu. Wajahnya mendadak pucat, ada firasat buruk mengenai kedatangan tamu yang taj asing baginya itu. Namun dia berusaha tetap tenang menyambut kehadiran orang itu.
******