Setelah dua hari dirawat dokter memperbolehkan Tania pulang. Ardi membantunya bersiap-siap.
Tok ... Tok ...
Cekreeeeekkk ...
Dari belakang pintu Alfian dan Bella muncul dan masuk kedalam ruangan itu. Nia merasa cemas dan tak nyaman dengan kedatangan keduanya, dia menggenggam tangan suaminya, berharap ada kekuatan yang mengalir melalui tangan kokoh itu.
"Pagi Ardi, Tania ...", sapa Bella ramah.
"Pagi Bella, papi ... ",jawab Ardi.
"Maaf kalau kedatangan kami mengagetkan kalian. Aku hanya ingin melihat keadaanmu, nona",ucap Alfian sopan.
"Nia sudah lebih baik, Pi. Hari ini dokter memperolehkannya pulang", jawab Ardi
"Aku senang mendengarnya. Dan ... Mengenai Rachell aku minta maaf pada mu Ardi terutama pada mu nona, aku akui Rachell sudah sangat keterlaluan terhadap kalian. Aku masih berharap dia bisa merubah semua perilaku buruknya itu",papar Ardi.
"Aku sendiri sebenarnya sulit memaafkan perbuatan Rachell kali ini, Pi. Nia hampir saja kehilangan nyawanya akibat perbuatanya itu", Ardi masih belum terima dengan perlakuan Rachell terhadap perempuan keduanya itu.
Cekreeeeekkk ...
"Dan aku tak butuh maaf dari mu, Ardi"
"Rachell??!", ucap mereka hampir bersamaan.
"Apa yang kamu lakukan disini, Rachell.
Bukankah Papi menyuruhmu untuk tidak meninggalkan kamarmu!!",Alfian mulai meradang.
"Papi tak usah khawatir aku akan segera kembali, aku hanya ingin bicara pada Ardi. Aku menuntut cerai darimu Ardi"
"Cerai??!!",semua orang diruangan itu terperangah mendengar kata-kata Rachell barusan.
"Ya, aku sudah mengajukan tuntutan cerainya ke pengadilan. Dan aku tidak ingin lagi kembali padamu, Ardi", tantang Rachell.
Wajah Ardi memerah, rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal. Sedapat mungkin dia mengendalikan amarahnya. Tania menarik tangan Ardi. Memintanya untuk tidak menuruti amarahnya. Ardi menatap pada manik mata perempuan halalnya itu. Seketika hatinya mendingin.
"Baiklah, aku kabulkan permintaanmu",jawab Ardi tegas.
"Mas Ardi ... ",pekik Nia.
"Mulai hari ini aku Ardi Ibrahim Axcell menceraikan istriku Rachell Fernando dengan talak tiga. Dan kita akan bertemu dipengadilan"
Bella, Alfian dan juga Nia seolah kehabisan kata-kata mendengar ucapan talak Ardi pada Rachell tadi. Ini adalah puncak kesabaran seorang Ardi Ibrahim Axcell. Dia akhirnya memilih melepaskan dari pada tersakiti.
"Bagus, aku tunggu kamu di pengadilan dua hari lagi", Rachell melempar surat panggilan sidang perceraian itu kearah Ardi.
Laki-laki itu nyaris saja menerkamnya jika saja Tania tidak menahan tangannya. Deru nafas Ardi naik turun dibuatnya. Tidak hanya Ardi, wajah Alfian mu menjadi merah padam menahan murkanya pada putri bungsunya itu.
Rachell pergi meninggalkan mereka tanpa permisi ataupun kata pamit. Arogansi dan keegoan seorang Rachell Fernando mendominasi suasana saat itu.
******
Ardi membawa Tania pulang dari rumah sakit, bukan pulang ke kamar kosnya melainkan membawanya ke apartemennya.
"Kenapa kita kesini, Mas?", tanya Tania.
"Karena disinilah tempat mu sekarang. Disisiku sayang. Aku akan tenang jika aku bisa memastikan keselamatan mu, sayang"
"Mas... "
"Hmm...."
"Kenapa kamu melakukan itu, Mas"
"Tentang apa?"
"Tentang mbak Rachell. Kenapa kamu menceraikannya, Mas"
"Aku tak ingin dia lebih lama menyakiti mu sayang. Aku tak sanggup melihatmu menderita begitu. Aku melepaskannya karena aku tak ingin mengakitinya. Sebisa mungkin aku menghindari bentrok fisik dengannya karena aku tak ingin melihatnya terluka karena amarahku. Dan aku pun tak ingin kamu terluka karena dia sayang", papar Ardi.
"Bukankah Mas Ardi sangat mencintai nya?"
Huuuhhh.... Ardi menghela nafas panjangnya.
"Mungkin dulu aku sangat mencintainya. Tapi melihat perlakuan nya padamu, rasa cinta itu menghilang"
"Mas ... "
"Sudahlah sayang. Beristirahatlah. Biar kamu segera pulih"
Dia merebahkan tubuh istrinya diatas kasur empuknya, menyelimutinya dan memberinya kecupan selamat malam. Tania Rosella Axcell, perempuan halalnya yang memiliki hati selembut bidadari. Perempuan yang paling dia sayangi.
******
Sidang perceraian Ardi dan Rachell menjadi topik utama di berbagai stasiun televisi dan internet. Maklum saja nama besar seorang Rachell Fernando membuat berita itu semakin panas. Alfian hanya menutup mata dan telinganya menyaksikan semua itu. Sidang perceraian itu diajukan oleh pihak isteri, setelah sidang mediasi pertama Rachell mau pun Ardi tetap pada keputusannya semula.
Tania makin tidak enak hati jadinya, dia melihat itu semua. Dia memberanikan diri untuk menemui Rachell secara pribadi disebuah privat room kafe dipusat kota. Semula Rachell menolaknya namun berkat bujukan dan Tania yang begitu memohon padanya, Rachell luluh dan mau menemuinya.
Cekreeeeekkk. ..
"Ada apa kamu memintaku kesini?", jawab Rachell ketus.
"Maaf mbak, aku bukan bermaksud lancang mencampuri urusan rumah tangga Mbak Rachell dan Mas Ardi. Hanya saja aku meminta agar Mbak memikirkan lagi keputusan itu. Aku yang masuk dalam kehidupan kalian, mungkin lebih baik aku yang seharusnya pergi. Bukan mbak Rachell", ucap Nia.
"Aku tahu perasaan Mbak Rachell yang sebenarnya, Mbak Rachell begitu mencintai dan menyayangi Mas Ardi bukan. Tapi maaf, ego dan keangkuhan Mbak lah yang menutup cinta dab sayang itu. Mbak ... aku mohon rujuk lah dengan Mas Ardi. Aku ingin melihat kalian berbahagia", papar Nia lagi.
"Melihat kami berbahagia? Dengan mengabaikan kebahagiaan mu sendiri, Nia?! Huuhh... aku tak percaya itu. Mana ada perempuan yang mau berkorban seperti itu zaman sekarang. Kamu jangan mempermainkan dan mengejekku perempuan kampung!!"
"Aku tak bermaksud mengejek Mbak Rachell, aku bersungguh-sungguh. Aku ikhlas melepaskan Mas Ardi kembali pada Mbak Rachell. Aku sudah mendapatkan hadiah yang sangat istimewa dari Mas Ardi. Dan itu sudah lebih dari cukup untukku saat ini"
"Apa maksudmu?",tanya Rachell
Nia mengelus perutnya yang memasuki usia kandungan delapan minggu.
"Anak ini lah hadiah terindah yang diberikan Mas Ardi untukku. Aku akan membawanya sebagai kenangan terindah diantara kami. Jadi aku mohon kembalilah dengan Mas Ardi"
"Kamu ... hamil??? Anak Ardi??", tatapan mata Rachell meredup. Ada rasa sakit diujung hatinya mendengar Nia hamil anak suaminya.
"Ya, mbak. Ini adalah anak Mas Ardi. Aku akan pergi dari kalian dan membawa anak ini bersamaku. Aku tak ingin lagi melihat ada yang terluka diantara kalian berdua"
Tania bangun dari duduknya dan memeluk Rachell dengan penuh kelembutan, airmatanya mengalir membasai pundak Rachell yang terdiam mendapat perlakuan seperti itu.
"Aku pamit mbak. Terima kasih sudah mempertemukan aku dengan laki-laki sebaik dan sebijaksana Mas Ardi. Aku akan mendoakan kebahagian kalian dari jauh", ucap Tania.
Dia memegang kedua tangan Rachell, menatap perempuan sexy itu dengan pandangan yang begitu memohon.
"Boleh aku meminta sesuatu darimu, Mbak?"
"Katakan", ucap Rachell singkat.
"Maukah kamu berjanji padaku tidak bersumpahlah atas nama Tuhan, jangan pernah Mbak Rachell mengatakan tentang kehamilan ku ini pada Mas Ardi?!"
"Apa?!! Jadi Ardi belum tahu tantang kehamilan mu?!",ucap Rachell yang nyaris berteriak dan melompat dari duduknya.
"Ya, berjanjilah padaku mbak"
Rachell meneteskan air matanya, entah kenapa dia menangis melihat kelembutan Nia. Perempuan cantik itu perlahan mengangukkan kepalanya.
"Ya, Aku berjanji. Aku bersumpah atas nama Tuhan, aku tak akan mengatakan pada Ardi"
"Terima kasih ..."
Tania pergi meninggalkan Rachell seorang diri diruangan itu. Dia sudah memutuskan untuk pergi selamanya dari hidup Ardi, laki-laki yang sangat disayanginya.
******