Chereads / Madu Dua Cinta / Chapter 27 - Tamu Yang Tak Diundang

Chapter 27 - Tamu Yang Tak Diundang

"Mbak Rachell ...", ucap Tania nyaris teriak.

"Tak usah pura-pura terkejut. Aku ingin bicara denganmu"

"Tentang apa,Mbak?"

Rachell membelalakkan matanya, dia mendekati Nia yang masih terheran-heran melihat kedatangannya.

Plakkk....

Sebuah tamparan keras mendarat diwajah Tania, Rachell begitu kalap dan emosional melihat Tania. Dan ...

Plakkk...

Satu lagi tamparan keras mengenai wajah mulus Nia. Perempuan itu hanya memegang wajahnya yang terasa sakit. Pupil matanya menatap tajam ke arah Rachell.

"Kenapa? Kamu tak terima. Ayo balas aku!! Kamu tak ubahnya seperti perempuan malam yang menjual tubuhnya pada suami orang. Tak pantas kamu memandang ku seperti itu. Derajadmu lebih rendah dari pada anjing penjaga dirumahku, perempuan kampung!!!",makian Rachell benar-benar menyakiti hati Nia.

Dia hanya bisa mengalir arimatanya saja mendengar semua sumpah serapah perempuan sexy itu.

"Ikut aku!!!", titahnya.

Rachell menarik tangan Tania dan menyeretnya kemobil. Dia mengemudikan mobil sport mewahnya dengan kecepatan tinggi, Nia yang duduk disampingnya hanya diam menahan sesak nafasnya, jantungnya berdetak kencang, bahkan lebih kencang dari kecepatan mobil itu. Rasa takut menyerangnya seketika.

"Mbak, ini terlalu cepat. Kita mau kemana, mbak?", tanya Nia.

Rachell tak memperdulikan ucapan rivalnya itu, dia terus mengemudikan mobilnya menuju sebuah rumah kosong dipingiran kota. Lagi-lagi dia menyeret tangan Nia masuk kedalam rumah itu.

Disana dia melampiaskan kekesalannya pada Tania, pistol yang dibawanya ditembakkan di udara dan sembarang tempat. Dia sengaja membuat Tania ciut. Lalu mengurungnya dikamar mandi.

Hahahhahahaha....

Tawanya memecah kesunyian malam itu, bahkan cicak yang melata di tembokpun terkejut mendengar tawa nya yang seperti lolongan srigala itu.

*****

Ardi yang sedari sore sudah merasa tidak tenang melajukan mobilnya kekamar kos Nia. Dia memiliki firasat buruk tentang perempuan kesayangannya itu. Sampai disana dia mendapati kamar kos yang terbuka lebar, ponsel Tania masih tergeletak di atas meja. Menurut tetangga dilantai satu, dia melihat Tania pergi bersama seorang perempuan sexy berambut kecoklatan dan mengendarai mobil sport mewah. Wajah Ardi mendadak pias.

"Rachell ... ",gumamnya.

Tanpa basa-basi Ardi langsung mengendarai mobilnya menuju rumah keluarga Fernando. Dia menghentikan mobilnya tepat bersama dengan kedatangan Bella.

"Ardi, ada apa? Kamu panik sekali.",sapa Bella.

"Katakan dimana Rachell?"

"Rachell? Entahlah aku baru sampai"

Laki-laki itu tak mengubris lagi perkataan Bella, dia menyerobot masuk kedalam rumah mencari Rachell. Kamarnya kosong. Dan para penjaga mengatakan bahwa Rachell pergi sejak pagi.

"Ada apa, Ardi? Jelaskan padaku",tahan Bella.

Ardi yang panik menyandarkan kepalanya ditembok rumah. Dia menceritakan semuanya pada Bella. Juga ucapan Rachell semalam saat bertengkar dengannya.

"Aku akan membuatmu lebih menderita, Ardi. Kamu akan lebih menderita melihat perempuan kampung itu aku siksa perlahan-lahan. Hahahahha ...."

Kata-kata Rachell semalam itu membuat Ardi gelisah dan panik. Bukan hanya dia Aurabelle pun tak kalah piasnya mendengar cerita Ardi.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi? Kalian berdua

terlihat panik", ucap Alfian yang tiba-tiba muncul.

Kali ini Bella tak tinggal diam dia menceritakan semuanya pada Papinya dan meminta papinya mencari keberadaan Rachell dan Tania. Dengan sigap Alfian mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan kedua perempuan itu.

Satu hari ...

Dua hari ...

Tiga hari ...

Ardi makin tak tenang dibuatnya. Tania lah yang membuatnya panik. Dia sangat mengkhawatirkannya Nia, dia tahu benar watak Rachell, dia khawatir jika Rachell nekat dan mencelakai Nia.

"Maaf tuan, saya menemukan lokasi nona Rachell berdasarkan sinyal GPS pada ponselnya", lapor salah satu tim pelacak nya.

"Bagus, kita kesana sekarang", ucap Alfian.

Bella mengirimkan kabar dan lokasi keberadaan Rachell pada Ardi. Tanpa pikir panjang Ardi langsung mengambil kunci mobilnya menuju lokasi yang diberikan Bella.

******

Rachell mengangkat kedua kakinya diatas meja, tangan memegang ponsel dan asik bermain dengan layar ponselnya. Dia tak memperdulikan Tania yang dikurungnya dalam kamar mandi tanpa makan dan minum. Didalam sana Nia bertahan hanya dengan minum air keran dari kamar mandi. Tubuhnya basah dan lemas. Dia mengusap perutnya seolah berkata pada janin yang ada didalamnya.

"Sayang, sabar ya sayang. Mama akan tetap kuat demi kamu. Papamu akan segera datang menolong kita. Mama harap kamu kuat ya, Nak", nafas Nia terengah-engah.

Rachell tak perduli jika Nia harus mati sekalipun. Yang dia inginkan adalah melihat penderitaan Ardi. Tak lama Ardi datang dan cepat-cepat masuk kedalam rumah. Disusul dengan Alfian dan Bella di belakang mobilnya.

"Rachell...",panggil Ardi dengan nada tinggi.

Perempuan itu hanya tersenyum sinis. Panas hati Ardi melihat pemandangan menyebalkan itu, dia menarik tangan Rachell dan mencengkeramnya kuat-kuat.

"Katakan dimana, Nia!!!",jerit Ardi.

"Kamu panik sekali Ardi",ejek Rachell.

Ardi melemparkan tubuh Rachell kesofa. Dia meringsek masuk terus kedalam rumah sambil berteriak-teriak memanggil Nia. Membuka semua pintu. Akhirnya dia sampai pada sebuah kamar mandi kecil di bagian belakang rumah. Pintu itu terkunci.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Sayang ... Apa kamu disitu",teriaknya.

Ceeekkk...arekk... Kreeekkk . ...

Didalam Nia mendengar panggilan suaminya, namun tubuhnya yang lemas tak sanggup lagi bicara. Ardi tak tinggal diam, dia mendobrak pintu itu. Dia melihat Tania tergeletak dilantai dengan keadaan lemah.

"Sayang ... Kamu tidak apa-apa?",panggilnya panik. Dia menggendong tubuh Nia dan memindahnya keluar. Tangan dan kaki serta seluruh tubuhnya dingin sekali.

"Ya.. Tuhan, tubuhmu dingin sekali sayang. Maafkan aku"

"Mas Ardi datang ... Untuk ... ", Nia langsung tak sadarkan diri.

Tania pikir panjang Ardi langsung membawanya kemobilnya. Tak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk, dia segera membawa Tania ke rumah sakit terdekat. Dokter segera memberikan pertolongan pertama. Dokter mengatakan Tania Hipotermia dan kelaparan sehingga suhu tubuhnya turun dan membuatnya lemas.

"Mas ... ", panggil Nia saat dia sadarkan diri.

"Ya, sayang ... aku disini. Bagaimana keadaan mu? Apa ada yang sakit?"

"Tidak, Mas. .. terima kasih sudah datang menolongku"

"Jangan bicara seperti itu sayang, kamu membuatku makin merasa bersalah. Maafkan aku membuatmu menderita begini"

"Jangan menyalahkan diri sendiri, Mas. Mas Ardi terlalu baik padaku. Aku bahagia memiliki dewa pelindung sebaik Mas Ardi"

"Itu sudah tugasku, sayang. Aku ini suamimu. Akulah yang bertanggungjawab atas hidup mu. Jadi aku mohon kamu harus sembuh sayang"

Tania tersenyum. Dia menatap wajah laki-laki yang duduk disampingnya itu dengan pandangan sedih. Sangat sedih. Seolah dia ingin menangis dan memeluk lelaki halalnya itu.

"Ada apa sayang? Apa yang kamu rasakan?"

"Tidak ada, Mas. Hanya saja aku berfikir seandainya kita tidak bertemu, mungkin hidup Mas Ardi tak akan sekacau ini, bukan?!"

"Kamu salah sayang, justru dengan kehadiranmu lah hidupku terasa lebih berarti. Aku merasa lebih berguna sebagai seorang laki-laki. Aku merasakan kehidupan yang sesungguhnya bersama mu, sayang"

"Aku sayang Mas Ardi"

"Aku pun sangat menyayangimu, sayang", ucap Ardi sambil mencium kedua punggung tangan perempuan halalnya itu.

******