Chereads / Madu Dua Cinta / Chapter 22 - Perjalanan Rindu

Chapter 22 - Perjalanan Rindu

"Hongkong?",tanya Nia masih tak percaya.

"Iya, sayang. Kita berangkat besok dengan penerbangan pertama. Tidak perlu bawa pakaian terlalu banyak. Bukankah kuliah mu sedang libur, sayang", jelas Ardi.

"Iya, Mas. Mata kuliah ku juga sudah habis. Judul kemarin sudah di ACC. Hanya tinggal menyusun skripsi lagi"

"Bagus, sekali sayang. Aku senang mendengarnya. Nanti malam kita bicara lagi. I love you, dear", Ardi menutup teleponnya.

Tania masih terbengong mendengar penjelasan suaminya di telepon barusan. Malam harinya Ardi datang mengunjungi Tania. Dia meminta Nia mempersiapkan pakaian dan segala sesuatunya untuk keberangkatan mereka besok pagi.

"Mas serius kita mau ke Hongkong?",tanya Nia masih tak percaya.

"Ya, serius dong sayang. Masa aku main-main. Sekarang siapkan saja beberpa potong pakaian biar tak memeberatkan bagasi. Paspormu sudah aku urus. Tinggal berangkat saja. Besok pagi supir akan menjemput kita disini"

"Dalam rangka apa Mas Ardi ajak aku jalan-jalan sampai ke hongkong segala?!"

"Dalam rangka membahagiakanmu, sayang. Aku ingin membuatmu senang dan bahagia"

"Mas, dengan adanya Mas Ardi disisiku seperti ini pun aku sudah sangat bahagia. Mas tak perlu menghamburkan uang buat hal seperti ini"

"Dengar sayang, aku akan marah jika kamu menolak. Ini bukan masalah menghamburkan uang, sayang. Ini adalah bentuk kasih sayang dan perhatian ku sebagai suamimu. Jadi sekarang cepat bereskan pakaianmu lalu istirahatlah, agar besok pagi kita tidak terlambat ke bandara"

"Ya, Mas..."

Satu koper sedang pakaian mereka berdua sudah dirapikan Tania. Dia mengecek lagi semuanya. Lalu merebahkan tubuhnya disebelah suaminya.

*****

Lima jam perjalanan dihabiskan mereka diatas pesawat. Lewat tengah hari mereka baru sampai di Hongkong, lalu menuju Regal Airport Hotel untuk beristirahat sebentar. Hotel terpopuler yang lokasinya tak jauh dari bandara ini adalah hotel bintang lima dengan fasilitas mumpuni dan pelayanan yang paripurna. Sangat recommended buat para perlancong.

Sore harinya mereka berjalan-jalan sore menikmati keindahan kota Hongkong lalu mencari makan malam disebuah restoran halal di hongkong. Puas jalan-jalan hingga malam hari, mereka kembali ke hotel. Perjalanan akan mereka lanjutkan besok pagi.

Keesokan harinya setelah sarapan di hotel mereka menjelajah daerah Hong Kong Island.

Pada film Hong Kong yang menampilkan gedung pencakar langit di HK, seperti itulah kiranya gambaran Hong Kong Island. Hong Kong Island 'terlihat' lebih modern dan rapi dengan gedung-gedung berarsitektur. Mereka mengunjungi tempat-tempat wisata terbaik disana, Madam thausan, Victoria Peak dan lain sebagainya. Sebelum naik ke Victoria Peak, mereka jalan-jalan dulu di daerah Central dan Causeway Bay. Pertama menggunakan MTR dari Central menuju Causeway Bay Station. Begitu keluar dari stasiun dan keluar dari eskalator kita langsung disambut dengan aroma belanja.

Ya, SOGO department Store berada di atas stasiun Causeway Bay. Bagi para pecinta shopping, tempat ini adalah surga mereka. Kawasan Causeway Bay ini ibarat shopping district. Selain SOGO yang jadi landmark, di belakangnya tergolong penuh dengan toko-toko fashion, kosmetik, dan jewerly. Pada hari minggu tempat ini sangat ramai dengan pengunjung, maka sangat disarankan untuk menghindari tempat ini dihari minggu.

"Mas, ini belanjanya banyak sekali", ucap Nia setelah sampai dikamar hotel.

"Tidak apa-apa, sayang semuanya untuk mu. Besok kita kembali kerumah"

"Mas Ardi terlalu memanjakan ku. Terima kasih ya Mas ..."

"Terima kasih buat apa sayang. Tak usah kamu fikirkan. Ini hanya hadiah kecilku untukmu. Istirahatlah, besok kita akan terbang pagi dengan penerbangan pertama"

Tania merebahkan tubuhnya didalam pelukan hangat laki-laki halalnya itu. Menikmati kehangatan hati bersama. Tak banyak waktu yang mereka habiskan bersama, makanya Ardi benar-benar mencurahkan perhatian dan kasih sayang nya pada Tania saat dia bersama perempuan keduanya itu.

******

Pukul dua siang mereka sampai di kamar kost, lelah mereka terbayar sudah dengan kebahagiaan. Ardi meluruskan kakinya dan menyandarkan punggungnya ditembok. Puas hatinya selama tiga hari bersama Nia. Walaupun lelah tak dia rasakan.

Drrr.... Drrr...

Dering ponselnya berbunyi. Arlan meneleponnya.

Klik

"Halo...", sapa Ardi.

"Halo, Ardi ... Kemana saja kamu aku mencarimu kekantor tapi sekretaris mu mengatakan kamu sedang cuti. Dan aku menduga bahwa sekarang kamu pasti bersama Tania"

"Hahaha... Dugaan yang tepat kawan. Ada apa kamu mencariku?"

"Apakah kamu tak tahu Ardi, betapa aku merindukanmu sayang"

"Hahahahahaha....",pecah tawa Ardi mendengar lelucon sahabatnya itu.

"Aku serius Ardi .... Kamu malah meledek",protes Arlan.

"Baiklah ... Baiklah ... Kita atur waktu untuk mengobrol nanti. Sekarang biarkan dulu aku menikmati hari-hari ku bersama Nia"

"Oke ... Baiklah, aku tak akan menggangu kebahagiaan mu dengannya malam ini. Aku tunggu kabar darimu, Ardi"

Klik ...

Arlan mematikan teleponnya. Ardi masih senyum-senyum sendiri mengingat kelakuan absurb sahabatnya itu.

"Ini teh panas mu, Mas", Nia meletakkan secangkir teh panas dihadapan Ardi.

"Terima kasih sayang"

"Mas Ardi senyum-senyum sendiri, bahagia sekali tampaknya"

"Arlan. Dia konyol sekali. Dia sahabat terbaikku, sayang"

"Aku tak menyangka kalau Pak Arlan bisa sebebas itu bicara dengan, Mas Ardi. Dia termasuk dosen yang galak kalau dikelas"

"Hmmm... Tapi dia tak pernah memarahimu kan, sayang?!"

"Tidak, aku tak pernah melalaikan tugas-tugasnya"

"Bagus, kalau sampai dia memarahi mu, akan kuberi pelajaran dia nanti"

Tania hanya tersenyum mendengar perkataan suaminya. Malam ini akan menjadi malam terakhir bagi mereka, karena besok pagi Ardi akan kembali pada Rachell, istri pertamanya. Sebenarnya ada sedikit rasa sedih saat Ardi kembali ke pada Rachell, ingin rasanya dia memonopoli Ardi untuk dirinya sendiri. Tapi lagi-lagi dia sadar diri, dia ingat posisinya siapa. Dia tak boleh seegois itu terhadao suami mereka. Rasa sakit itu hanya bisa dia tahan seorang diri.

******

Tania tak dapat menahan airmatanya saat Ardi berpamitan padanya hari ini, entah kenapa hari ini dia merasa cengeng sekali, seperti tak ingin melepaskan kepergian suaminya itu. Luluh hati Ardi melihatnya, tak tega dia melihat perempuan yang disayanginya itu menangis. Tanpa banyak basa-basi lagi dia memeluk perempuan halalnya itu. Entah kenapa hari ini Tania begitu manja padanya, batin Ardi.

"Sayang, maafkan aku ya. Aku membuatmu sedih?"

Tania menggelengkan kepala, dia kembali membenamkan dirinya dalam dada bidang Ardi. Dia mulai sesegukan. Entahlah, mungkin sifay egoisnya sedang datang dan menguasai hatinua itu.

"Mas ...", usapnya sambil terisak.

"Hmm...."

"Aku tak ingin berpisah dari mu, Mas. Aku tak ingin jauh darimu"

Huuuhhh ... helaan nafas Ardi membuang rasa sesak yang mengunung dihatinya, apa yang dia rasakan saat ini pun sama seperti apa yang Tania rasakan. Namun mereka berdua tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya pasrah pada takdir yang tertulis.

"Sabarlah, sayang ...", ucap Ardi sambil mengelus kepala Nia.

Tania mengangkat kepalanya. Menghapus airmatanya, dia mencoba tersenyum.

"Maafkan aku mas, aku terlalu egois. Aku malah membebani mu dengan keegoisan ku ini. Aku akan sabar menunggu Mas Ardi datang kembali. Aku sayang padamu, Mas"

"I love you too, sayang ... "

******