Hari-hari selanjutnya hubungan rumah tangga mereka bertiga semakin berirama. Ardi berusaha membagi waktunya kepada dua perempuan nya itu. Seperti yang dia katakan sebelumnya pada Rachell dia kan berada bersama Rachell selama empat hari dalam seminggu dan tiga hari bersama Tania. Namun sifat ego dan dominasi Rachell menolak keras hal ini, dia tak rela Ardi bersama madunya. Setiap kali Ardi dari tempat Tania, selalu ada kemarahan dimata Rachell. Bahkan tak jarang hal itu berujung pertengkaran mereka berdua.
"Sudahlah Rachell!! Hentikan sifat kekanak-kanakan mu ini. Berfikir logislah sedikit"
"Ooo... Jadi kamu ingin menang sendiri. Kamu ingin melampiaskan nafsu mu saja, Ardi"
"Jaga bicaramu, Rachell...!!!",nada Ardi meninggi.
Rachell tak memperdulikan perkataan Ardi, dimasuk kekamar lalu keluar dengan penampilan paripurna nya. Gaun biru langit yang indah dan sexy, belahan dada yang terbuka dan panjang diatas lutut membuat tubuh semampainya terlihat indah. Dia menyambar kunci mobilnya diatas meja, lalu berlalu pergi
"Mau kemana kamu, Rachell?",tanya Ardi
"Bukan urusanmu, Ardi!?"
"Jawab pertanyaan ku Rachell!! Aku ini masih suamimu, ingat itu baik-baik"
"Aku ada acara kumpul-kumpul dengan teman"
"Aku tidak izinkan kamu pergi"
"Kamu tak berhak melarangku pergi, Ardi"
"Aku punya hak atas dirimu. Ingat statusmu itu masih sah sebagai istriku, Rachell. Jadi jika aku melarangmu pergi, maka kamu tak bisa meninggalkan rumah ini",tegas Ardi.
"Aku tak perduli...!!"
"Rachell ...!!!"
Rachell tak mengindahkan panggilan suaminya. Dia terus saja pergi menuju basement dan memacu mobil sport mewah kebanggaan nya itu menuju salah satu restoran mewah di pusat kota. Dia asik berpesta hingga pagi menjelang.
******
Cekreeeeekkk ...
Rachell membuka pintunya perlahan. Dia masuk mengendap-endap bak seekor kucing yang hendak mencuri.
Klik. ....
Lampu rumah hidup dan bersinar terang. Rachell memicingkan matanya. Ardi berdiri dihadapannya.
"Kamu pikir jam berapa ini Rachell, kamu pikir kamu bisa seenaknya keluar masuk rumah ini. Ya, Tuhan. ... Dimana akal sehat mu Rachell"
"Berhentilah menceramahi ku, Ardi. Aku ngantuk", Rachell berjalan melewati Ardi yang menunggu jawabannya.
"Tunggu Rachell",Ardi menahan tanggan Rachell namun perempuan itu menepisnya dan dia terjatuh.
Luka dan darah segar mengalir dari dahinya. Rachell melotot dan berteriak pada Ardi.
"Apa yang kamu lakukan, Ardi!! Kamu pikir wajahku ini tak berharga. Ini adalah asetku yang paling berharga"
"Maafkan aku, kamu sendiri yang menepisnya"
Ardi berusaha membersihkan darah yang mengalir itu menggunakan tangannya. Lagi, Rachell menepisnya.
"Jauhkan tangan kotor mu itu. Aku benci kamu, Ardi"
"Rachell ....!!!"
Rachell pergi meninggalkan apartemen itu menuju rumah keluarga Fernando. Para penjaga yang melihat kedatangan nona mudanya dipagi buta itu buru-buru membukakan pintu gerbang untuknya. Rachell langsung masuk kekamarnya dan tidur. Dia mengunci pintu kamarnya.
Matahari mulai terbit, Alfian yang baru saja terbangun dari tidurnya mendapatkan laporan dari para penjaga dan pelayan bahwa putti bungsunya pulang kerumah di pagi buta. Alfian mencium adanya gelagat tak beres pada mereka berdua. Namun berhubung dia hendak berangkat ke Austria untuk urusan bisnis, dia memerintahkan anak buahnya untuk mencafi tahu apa yang terjadi.
"Maaf, tuan ... Tadi pagi-pagi buta nona muda pulang dan langsung kekamarnya"
"Dia datang bersama suaminya, bukan?",tanya Alfian.
"Tidak tuan. Nona Rachell datang seorang diri"
"Seorang diri? Dimana suaminya?"
"Mohon maaf tuan saya tidak melihat nya semalam"
"Aneh sekali, apa yang sebenarnya terjadi?",gumam Alfian.
Dia diam sejenak mencerna laporan dari para penjaga.
"Kirim orang untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan mereka. Cari tahu kebenarannya, lalu laporkan padaku secepatnya", perintahnya pada sekretaris pribadinya.
"Baik, Tuan"
Alfian masuk dalam mobilnya lalu pergi ke bandara. Pesawat yang mengantarnya take off pukul sembilan pagi, tiga hari perjalanan bisnisnya disana.
******
Lewat tengah hari barulah Rachell bangun dan keluar dari kamarnya. Berkali-kali dia me-reject panggilan masuk dari Ardi. Bahkan dia menonaktifkan ponselnya. Setelah membersihkan dirinya lalu berganti pakaian Rachell turun kebawah.
"Dimana, Papi", tanya nya pada kepala pelayan.
"Tuan besar sedang ada perjalanan bisnis selama tiga hari ke Austria, Nona"
Dia terus saja menuju halaman belakang rumah yang sangat luas. Memandang kesekeliling rumah itu.
"Hi, Rachell ... ", sapa Bella yang baru datang.
"Tumben kamu kesini, Bella",tanya Rachell cuek.
"Aku hanya mampir, kebetulan aku ada rakor didekat sini. Rupanya papi sedang ke Austria"
"Hmmm.... "
"Mana Ardi?, Aku tak melihatnya", tanya Bella lagi. Namun Rachell tak menjawabnya.
"Rachell. . kamu tidak sedang bertengkar dengannya bukan?"
"Bukan urusanmu, Bella"
"Kamu benar Rachell urusan rumah tanggamu dengan Ardi memang bukan urusanku, tapi sebagai saudara tertuamu, aku berhak menasehatimu jika kamu berada dijalan yang salah"
Rachell berbalik badan dan mengangkat sebelah tangannya di pinggang. Menarik sedikit wajahnya.
"Jadi sekarang Aurabelle Fernando si psikolog ternama itu sudah bisa dan berani menasehati aku. Kamu pikir aku ini pasienmu ya"
"Tak masalah jika kamu ingin menjadi pasienku. Dengan senang hati aku akan membantumu"
"Aku tidak butuh banguanmu, Bella".
Rachell beranjak dari tempatnya, dia tidak terima diperlakukan seperti seorang yang sakit jiwa oleh kakak perempuannya.
"Rachell...", panggil Bella
Rachell menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Bella.
"Hentikan tingkah konyol mu itu, Rachell. Kamu akan mempersulit diri sendiri nantinya. Ardi laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Salah besar kalau kamu menyia-nyiakan kebaikan dan perhatian darinya. Bercerminlah pada dirimu sendiri, akui kesalahan mu dan perbaiki dirimu. Aku yakin Ardi pasti akan makin sayang padamu"
"Kamu yang seharusnya menutup mulutmu, Bella. Kamu terlalu sok tahu pada hidupku. Aku peringatkan padamu ya, jangan pernah kamu berani masuk dalam hidup ku"
"Terserah padamu, Rachell. Tapi jangan salah kan siapapun jika Ardi merasa lebih nyaman dan bahagia bersama perempuan itu"
Rachell membelalakkan matanya, wajahnya memerah karena marah. Rachell berjalan mendekati Bella dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun.
Plaaakkk....
Sebuah tamparan keras ia layangkan kepada kakak perempuannya itu. Bella memegang pipinya yang merah akibat pukulan adiknya.
"Kamu sudah terlalu jauh masuk dalam hidupku, Bella. Berhentilah disitu. Atau aku akan hancurkan hidupmu bersama suamimu yang lemah itu. Harus kamu ingat Bella, aku tak terima kalau perempuan kampung itu menginjak harga diriku ini. Bagiku dia maupun Ardi tidak ada apa-apa nya", ucap Rachell emosional.
"Kamulah yang akan menyesal nantinya, Rachell. Ingat ucapanku ini"
Rachell tidak memperdulikan ucapan kakaknya, dia terus saja berjalan lalu menaiki mobil sport mewah nya. Dengan emosional Rachell mengemudikan mobilnya di jalan raya menuju sebuah restoran mewah. Hari ini dia ada janji dengan seorang produser untuk kontrak kerjanya dua bulan yang akan datang. Sejak kecil Rachell memang sangat keras wataknya dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan apa yang dia inginkan. Hal itu membuat Alfian sangat kewalahan menghadapinya.
******