(Perkampungan Di Selatan Kota)
Suasana rumah itu begitu sepi, rumah itu hanya rumah semi permanen sederhana yang berlantaikan tanah. Tania Rosella, gadis sederhana berkerudung itu duduk termenung diteras rumah, aura kesedihan terlukis jelas diwajahnya. Seorang mahasiswi tingkat dua semester empat disebuah kampus dikota, namin sudah satu tahun ini dia cuti kuliah. Dia tak mampu lagi membiayai kuliahnya, sang nenek, satu-satunya keluarga yang dia miliki sedang sakit parah. Dia tak punya biaya untuk mengobati sakit nenek nya itu. Dulu nenek lah yang membiayai kuliahnya dengan bekerja sebagai petani upahan pada sawah dan ladang orang.
Anak yatim piatu yang hidup sederhana dan bersahaja. Hidup nya jauh dari kata mewah bahkan cukup pun tidak. Hari ini dia harus mendapatkan uang untuk melunasi hutangnya pada rentenir. Uang sebesar lima belas juta rupiah untuk membiayai operasi usus buntu sang nenek. Komplikasi penyakitnya membuat hari-hari nenek hanya terbaring diatas tempat tidur.
"Aku bisa membantumu", ucap Rachell yang tiba-tiba memecahkan lamunan Nia.
"Maaf, mbak ini siapa ya? Ada perlu apa?"
"Aku Rachell Fernando. Aku mau membuat kesepakatan denganmu. Aku bisa membantumu menyelesaikan masalahmu"
"Membantuku?"
"Aku akan bantu kamu melunasi semua hutang-hutang mu, tapi kamu harus melakukan sesuatu untukku"
"Dari mana mbak tahu masalahku?"
"Hahahahah.... Itu bukan hal yang sulit bagiku. Kita tinggal buat kesepakatan saja"
"Maaf, kesepakatan bagaimana maksud mbak?"
"Begini aku tahu kamu sedang butuh dana besar untuk melunasi hutang dan biaya perawatan nenekmu yang sedang sakit itu. Aku bisa memberimu uang sejumlah yang kamu mau, asalkan kamu mau menjadi ibu pengganti bagi calon bayiku"
"Ibu pengganti?",Nia mengerutkan dahinya
"Ya, aku dan suamiku akan melakukan program bayi tabung. Dan aku butuh rahim seseorang untuk menanamkan janin itu hingga melahirkan. Apa kamu berminat?"
"Menjadi ibu pengganti? Artinya janin itu akan ada diperutku sampai anak itu lahir?"
"Benar"
"Bagaimana mungkin aku bisa hamil dan melahirkan seorang anak, sedangkan aku tidak bersuami dan belum pernah menikah. Apa kata orang-orang nanti"
Rachell terdiam sesaat, dia memikirkan kata-kata Nia.
"Kamu benar. Kalau begitu kamu harus menikah dengan suamiku. Jadi jika kamu hamil itu tak masalah bukan. Toh ayah bayi itu tetap Ardi"
"Apa??! Menikah??!"
"Ya, menikah. Hanya sampai bayi itu lahir. Setelah itu kaliah harus bercerai. Dan selama bayi itu ada di rahim mu, kamu tak boleh bertemu dan berbuhungan dengan Ardi. Tugas mua hanya menjaga calon bayi kami?"
Kali ini Tania tak dapat memberikan komentar apapun, jujur dia memang sangat membutuhkan uang itu, sore ini penagih hutang akan datang. Dan yang jelas dia tidak punya uang sepeser pun untuk membayarnya.
"Baiklah kamu bisa memikirkan hal itu baik-baik"
"Apa hanya itu tugasku?",tanya Nia.
Rachell menoleh, dia menarik sedikit ujung bibirnya.
"Ya, hanya itu!"
"Baiklah, aku terima. Aku bersedia melakukan apa yang mbak minta"
"Bagus, aku akan menyiapkan surat perjanjiannya, jika kamu melanggar maka kamu harus mengembalikan semua uang yang sudah aku keluarkan. Bagaimana?"
"Aku setuju"
"Ini ada uang lima juta rupiah sebagai DP nya, sisanya akan kamu dapatkan setelah hari pernikahan mu"
Rachell meletakkan uang itu dihadapan Tania lalu pergi tanpa menoleh lagi. Dia langsung naik ke mobil mewahnya dan kembali ke apartemen.
******
"Apa!!! Menikah?!", ucap Ardi yang kaget setengah mati mendengar penjabaran istrinya.
"Iya, aku sudah mendapatkan calon ibu pengganti dan calon istri mu sementara",ucap Rachell
"Kamu sadar apa yang kamu ucapkan, Rachell?!"
"Aku sadar Ardi, ini satu-satunya cara untuk menghindari todongan keluarga ku dan menyelamatkan karirku. Jadi aku harap kamu mau bekerja sama denganku"
"Tidak. Aku tidak mau menikah lagi. Kamu pikir pernikahan itu buat main-main. Aku tak ingin menikah demi sebuah permainan konyol seperti ini. Berhentilah berkhayal tentang keinginan mu yang tak wajar itu, Rachell"
"Apa salahnya sih? Kamu toh hanya tinggal menikah saja tidak perlu repot. Perempuan kampung itu hanya bertugas sebagai ibu pengganti calon anak kita dan istri mu selama sembilan bulan. setelah kita selesai program bayi tabung kita kalian bisa bercerai?!"
"Bercerai?! Semudah itu kamu mengatakannya. Dimana hati nuraniku sebagai laki-laki, menikahi perempuan lalu setelah tujuanku tercapai aku menceraikannya. Pokoknya aku tidak setuju dengan idemu itu"
"Ardi!!! Jangan sok bicara perasaan taupun soal hati nurani. Aku tahu kamu menikah denganku pun bukan dasar ketulusan. Bisa saja kamu memanfaatkan aku untuk mendapatkan harta keluarga Fernando. Hati orang siapa yang tahu!!"
Plaaaakkk.... Ardi kali ini tak dapat lagi menahan dirinya. Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Rachell. Harga diri perempuan kembali terkoyak. Dan kali ini Rachell gelap mata dia mengambil pisau dari atas meja makan dan mengancam Ardi. Dia berlari kedal kamar dan menguncinya.
Dokkk... Doookkkk...Dokk...
Ardi mengetuk pintu kamar itu dengan keras. Namun Rachell terlanjut menutup dan mengunci rapat kamar itu.
"Kalau kami tidak menuruti permintaan ku, aku akan bunuh diri Ardi!!!"
"Sadarlah Rachell. Jangan kamu turuti iblis yang ada dalam kepalamu itu"
Rachell tak mengambaikan teriakan Ardi dari luar, dia berjalan menuju kursi di ujung kamar sambil menggenggam pisau nya. Tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing dan pandangannya menjadi kabur. Dalam hitungan detik Rachell tergeletak tak sadarkan diri.
Dokkk... Doookkkk...Dokk...
"Rachell... Kamu dengar aku. Buka pintunya"
Tak ada lagi jawaban dari dalam kamar. Suasana terasa begitu sepi. Ardi mulai panik dan khawatir. Tanpa pikir panjang dia mendobrak pintu kamar dan mendapatkan Rachell yang pucat pasi tergeletak di lantai.
******
"Bagaimana keadaannya Dokter",tanya Ardi setelah dokter keluar dari kamar memeriksa Rachell.
"Nyonya Rachell perlu istirahat, dia menderita anemia. Mungkin dia sering merasakan gelajanya namun sering diabaikan. Saya akan memberikan vitamin tambah darah. Saya harap dapat diminum secara rutin sesuai resep yang saya berikan"
"Baiklah dokter, terima kasih"
Ardi masuk kekamarnya. Rachell yang sudah sadarkan diri memandang kesal pada suaminya. Ardi duduk didekatnya, dia mengusap wajah Rachell dengan lembut, namun Rachell memalingkan wajahnya. Dia menolak semua makanan, minuman bahkan obat yang diberikan. Dia tetap dalam misi nya mendemo perlakuan Ardi tadi padanya.
Tubuhnya semakin lemas. Tidak ada asupan apapun yang masuk kedalam tubuhnya. Ardi tak tega melihat semua itu. Dia terdiam cukup lama dikursi, menimbang dan memikirkan lagi permintaan istrinya itu. Baginya jika dia menikah lago artinya bertambah tanggung jawab nya sebagai laki-laki. Dia tak mungkin membiarkan istri mudanya nanti begitu saja. Namun di lain pihak, dia tak memiliki perasaan apapun terhadap perempuan itu. Dia ragu akan kah dia bisa menerima pernikahan konyol ini.
"Rachell ... ", ucapnya pada istrinya.
Rachell berpura-pura tak mendengarkannya, matanya menatap jauh keluar jendela.
"Baiklah, aku akan menuruti kemauanmu. Aku akan menikah dengan perempuan itu. Tapi aku minta waktu untuk bicara berdua dengannya. Untuk bertemu dengannya"
Mata Rachell berbinar-binar mendengar kata-kata suaminya itu. Dia senang akhirnya Ardi mau mengabulkan permintaan di luar nalarnya itu.
******