Yun Jianyue dengan tidak berdaya menghelakan napasnya, merapikan barangnya dan memasukkan kembali perlengkapan yang dikeluarkannya tadi ke dalam tas. Ia pun membuat sebuah keputusan.
Yun Jianyue membuka sabuk pengamannya, mengambil tasnya dan turun dari mobilnya. Ia berlari menuju restoran dan meninggalkan mobilnya di pinggir jalan.
Ia sudah memikirkan langkah yang harus diambilnya. Sekarang, ia harus bergegas ke restoran dulu untuk bertemu dengan Gu Zhishen. Setelahnya, ia akan memberikan kunci mobilnya ke pelayan restoran untuk membantunya membawa mobilnya ke restoran.
Dalam pikirannya, bila jalanan ini sudah tidak macet dan mobilnya malah ditarik polisi karena menghalangi jalan, maka ia bisa meminta bantuan kepada ayahnya mengambilkan mobilnya. Ya, masalah ini mungkin tidak terlalu besar, daripada dirinya menunggu di dalam mobil dan tidak melakukan apapun, lebih baik ia langsung bertindak.
Hal yang paling penting adalah ia tidak bisa menelpon Gu Zhishen sekarang. Ia takut bila lelaki ini menunggu lama atau mengkhawatirkan dirinya.
Yun Jianyue dengan terengah-engah berlari ke restoran, menghentikan langkahnya di depan pintu restoran, dan mengambil beberapa napas panjang untuk menenangkan napasnya. Di bawah bimbingan pelayan, ia pun duduk di tempat duduk yang direservasi Gu Zhishen.
Posisinya berada di jendela lantai dua, tetapi kosong, tidak melihat sosok Gu Zhishen.
Yun Jianyue pun menghelakan napas leganya, ternyata Gu Zhishen belum sampai, kalau begitu dirinya juga tidak bisa dikatakan telat.
Yun Jianyue memberikan kunci mobilnya kepada pelayan restoran, memberitahukan nomor plat mobilnya, memintanya untuk membawakan mobilnya ke sini, tentu saja sambil memberikan tips yang tinggi.
Pelayan restoran mengambil kunci mobilnya, menganggukkan kepalanya dan pergi.
Yun Jianyue duduk di tempat duduknya, pelayan berjalan kemari menanyakan hal yang ingin diminumnya. Ia pun meminta segelas air lemon kepadanya, sambil minum ia sambil menunggu kedatangan Gu Zhishen.
Setengah jam kemudian, pelayan itu akhirnya kembali. Ia mengembalikan kunci mobilnya dan menyatakan kalau mobilnya telah ditahan oleh polisi lalu lintas. Bila ingin mengambil kembali harus pemilik mobil yang mengambilnya sendiri.
"Baik, aku sudah tahu, maaf sudah merepotkan Anda, terima kasih!" Yun Jianyue mengambil kembali kunci mobilnya. Ia pun mulai cemberut, hari ini benar-benar sial.
Pertama-tama dirinya ketiduran, terus bertemu kemacetan yang mengesalkan. Ketika mau sampai ke restoran, kemudian menyadari kalau dirinya tidak membawa telepon selulernya saat keluar dari rumah. Sekarang, mobilnya ditahan oleh polisi lalu lintas. Parahnya lagi, ia sudah menunggu setengah jam dan Gu Zhishen masih belum hadir!
Jika dirinya tahu Gu Zhishen akan telat, ia juga tidak perlu buru-buru kemari.
Dengan tidak membawa telepon selulernya, ia pun juga tidak bisa menelpon Gu Zhishen untuk mencari tahu situasinya sekarang!
Yun Jianyue dengan lemas meletakkan dagunya di atas meja, jari tangannya memainkan air yang ada di dalam vas bunga. Seketika matanya melihat ke papan yang menuliskan tiga huruf, Gu Zhishen.
Gu Zhishen, kamu sebenarnya masih datang atau tidak!
"Datang, tidak datang, tidak datang, datang..." Yun Jianyue terus menerus bergumam pada waktu yang lama. Di sekitarnya, rata-rata terdiri dari meja memiliki minimal 3 kursi. Namun beberapa yang mengisi meja tersebut hanya beberapa pasangan yang sedang makan dengan mesra. Hanya dirinya saja yang duduk sendirian menunggu seseorang dengan wajah bengong.
Pelayan restoran sudah bertanya untuk ketiga kalinya, ia juga sudah meminum empat gelas air lemon, pergi ke toilet tiga kali, dan melihat ke jam dinding yang tergantung di dinding restoran. Jam dinding tersebut sudah menunjukkan pukul 8.30 malam.
Gu Zhishen sudah terlambat selama dua jam.
Setiap menit, setiap detik selanjutnya bagi Yun Jianyue terasa begitu menderita dan panjang. Sekarang hatinya terperangkap dengan pertempuran terbesar sejak ia dilahirkan sampai sekarang ini!
Satu sisi adalah setan kecil mengatakan kalau Gu Zhishen tidak akan datang, meminta dirinya untuk pulang saja, dan jangan menunggu lagi seperti orang bodoh! Satu sisi lainnya lagi adalah malaikat kecil yang suci, ia mengatakan kalau Gu Zhishen pasti terhalang dengan suatu masalah, tunggu saja sebentar lagi, mungkin saja dirinya sudah sampai di pintu restoran.
Para pengunjung berubah dari gelombang ke gelombang, hingga pelayan mendekati dan berkata dengan segan, "Nona, waktu pelayanan kami sudah berlalu."
Inti kalimatnya adalah Yun Jianyue sudah harus pergi.
Yun Jianyue melihat ke jam dinding, dan menunjukkan pukul 9.46 malam. Jarum jam akan menunjuk tepat jam sepuluh sekitar seperempat jam lagi, Yun Jianyue akhirnya pun meletakkan tipsnya di meja dan meninggalkan restoran.
Yun Jianyue keluar dari restoran, perjalanan pada sore hari masih begitu macet. Namun sekarang perjalanan terlihat begitu sepi dengan kendaraan. Lampu neon menyala terang di beberapa pertokoan yang dilewatinya. Saat ini di mata Yun Jianyue bukanlah kemakmuran dan kebisingan melainkan sebuah kelesuan yang tidak dapat diucapkan.
Padahal Gu Zhishen yang mengajaknya makan malam, kenapa dirinya tidak datang?
Jangan-jangan ia sedang mempermainkan dirinya? Tetapi Gu Zhishen seharusnya tidak akan berbuat sesuatu yang begitu membosankan seperti ini.
Yun Jianyue melihat ada telepon umum di tepi jalan, kemudian ia pun terpikir sesuatu. Ia segera berjalan menuju telepon umum, ia mengambil koin dari tasnya dan menelpon ke rumahnya.
Yang mengangkat telepon rumah adalah bibi Wen.
"Bibi Wen, tadi sore aku buru-buru keluar, kelihatannya telepon selulernya tertinggal di rumah. Jadi, tolong lihatlah telepon selulerku, apakah ada yang menelponku? Takutnya ada urusan pekerjaan."
Bibi Wen yang ada di ujung telepon memintanya untuk menunggu sebentar. Ia pun berjalan menuju kamar Yun Jianyue dan kembali, "Ada satu panggilan tidak terangkat, tetapi tidak ada namanya, perlu aku telepon kembali sambil menanyakannya?"
Tidak ada nama? Bukan Gu Zhishen!
"Tidak perlu Bibi Wen, aku sebentar lagi akan pulang."
Yun Jianyue memutuskan teleponnya, di dalam hatinya juga menjadi semakin lesu. Ia bukan hanya tidak hadir ke pertemuan mereka, ia bahkan tidak menghubunginya satu kali pun.
Atau jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk kepadanya?
Yun Jianyue mengulurkan tangannya dan menghentikan sebuah taksi. Ia segera naik ke dalam taxi dan mengatakan tujuannya, "Ke perusahaan Grup Bolun."
Di kota Harbin tidak ada yang tidak tahu alamat perusahaan Grup Bolun.
Yun Jianyue tidak tahu dirinya bisa mencari Gu Zhishen dimana, memikir mengenai ketidak hadirannya pada acara makan malam ini, mungkin ia tidak akan di Jia Yuan, juga tidak akan di Biluo. Alhasil, satu tempat yang tersisa hanyalah perusahaannya saja.
Yun Jianyue khawatir kalau pekerjaan Gu Zhishen menghadapi masalah dan ingin memastikan ke perusahaannya. Kartu pass yang dikasih Cheng Yufei kemarin untungnya masih dibawanya di dalam tas. Ia hanya pergi melihat saja, kalau benar-benar sedang sibuk, dirinya akan segera pergi dan tidak akan mengganggu pekerjaannya sama sekali!
Ketika Yun Jianyue masih memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada Gu Zhishen, taksi sudah berhenti di tepi jalan dekat perusahaan Grup Bolun. Ia membayar taksi itu dan keluar dari taksi tersebut. Ketika ia membuka pintunya, melalui kaca mobil taksi tersebut ia melihat di pintu depan Bolun terdiri beberapa orang.
Xu Shi, Cheng Yufei, dan... Gu Zhishen.
Di depan Gu Zhishen berdiri seorang perempuan yang memakai gaun panjang berwarna merah, rambutnya panjang menyandar di pundak, dan rambutnya ikal bergelombang besar. Penampilannya sungguh sangat seksi.
Perempuan itu masuk duluan ke mobil, kemudian Gu Zhishen juga ikut naik ke dalam mobil.
Melihat adegan ini, tangan Yun Jianyue memegang erat dan menikamkan jari-jarinya ke tas. Mengira Gu Zhishen sedang mengalami sesuatu yang buruk, ternyata dirinya sedang berkencan dengan perempuan yang seksi. Tidak salah jika ia tidak menghadiri acara makan malam mereka berdua.
Dasar Gu Zhishen brengsek!
Xu Shi dan Cheng Yufei juga ikut naik ke dalam mobil, setelah itu mobil mereka pun pergi. Mobil Gu Zhishen berjalan melewati taksi yang didudukinya, tetapi orang-orang yang didalam mobil tidak ada yang memperhatikan Yun Jianyue yang duduk di dalam taksi!
Yun Jianyue melalui dua lapis jendela mobil, ia sama-samar bisa melihat kalau perempuan itu sudah mau menempel ke badan Gu Zhishen.
Sekarang ini ada api yang membara di dalam hati Yun Jianyue, kalau bisa ia benar-benar ingin memberikan mereka tendangan yang kuat, dasar pembohong!
"Nona, kamu mau turun atau tidak?"
Ketika ia sedang memikirkan kalau dirinya sedang mengambil cambuk untuk memukul Gu Zhishen dan perempuan itu terus menerus, saat mendengar suara dari pengemudi taksi itu, pikirannya langsung kembali ke dunia nyata.
Hal seperti menganiaya Gu Zhishen, hanya berani dipikirkannya di dalam hati. Kenyataannya, ia sungguh tidak berani memperlakukannya seperti itu.
Di bawah lampu yang redup, dengan tatapan lesu ia sekali lagi memberikan alamat lain kepada pengemudi taksi.
Yun Jianyue langsung pulang ke rumahnya, masuk ke rumah dan mengganti sandal rumah. Yun Xiaotian dan Chen Xiaoxiao sudah istirahat di kamar mereka.
Bibi Wen melihatnya pulang, ia berjalan menuju Yun Jianyue dan memperhatikannya. Yun Jianyue tidak mendengarkan hal yang dikatakan bibi Wen. Ia hanya dengan lemas berjalan menuju kamarnya, seluruh pikirannya masih memikirkan gambaran Gu Zhishen bersama perempuan itu.
Yun Jianyue tidak melihat dengan jelas ciri-ciri wajah perempuan itu, tetapi tidak diragukan postur badannya bagus dan seksi sekali. Tidak seperti postur Yun Jianyue, seperti bunga putih kecil yang sempurna namun membosankan.
Bukan hanya Gu Zhishen, pria manapun pasti lebih menyukai perempuan seperti itu!
Yun Jianyue membuang badannya ke tempat tidurnya, mengguling-gulingkan badannya dari kiri ke kanan kemudian dari kanan ke kiri lagi. Ia melakukannya terus menerus karena perasaan hatinya sangat buruk
Sampai akhirnya, kepalanya sepertinya membentur sesuatu yang keras. Ia mengulurkan tangan untuk melihat hal yang ada di atas kepalanya. Ternyata telepon selulernya. Ia membuka telepon selulernya, dan benar-benar hanya sebuah panggilan tidak terangkat dari nomor yang asing. Tidak ada telepon dari Gu Zhishen, bahkan pesan pun juga tidak ada!
"Brengsek! Menelantarkan diriku sendiri di restoran dan pergi berkencan dengan perempuan cantik, kamu sungguh pria brengsek sejagat raya!
Yun Jianyue sambil dengan geram memarahinya, ia mencari 10086 dari nama kontaknya dan menggantikan namanya menjadi "Pria Brengsek Sejagat raya"!