Gu Anyang memberikan botol air ke Gu Zhishen. Gu Zhishen pun mengambilnya, membuka tutup botol dan meminumnya. Ia melihat ke Mo Fuqing dan berkata, "Carikan dua orang yang bisa dipercayai untuk mengikuti Jianyue secara diam-diam, kalau tidak ada yang penting tidak usah memberitahukannya."
Gu Zhishen juga bukan benar-benar mau mengawasi segala tindakan Yun Jianyue, tetapi terkadang sesuatu dari dirinya harus tahu dalam waktu paling singkat tentang keadaan istrinya ini. Lagipula jika terjadi sesuatu yang membahayakan, hal ini juga merupakan perlindungan dini yang paling tepat.
Mo Fuqing menganggukkan kepalanya, "Terus keluarga Su?"
Pikir Mo Fuqing, Su Xu sebenarnya sudah tahu kalau Yun Jianyue adalah istri kakaknya, tetapi ia masih berani mengharapkan Yun Jianyue. Orang itu benar-benar mau cari mati!
Mengungkit orang ini, mata Gu Zhishen pun menggelap, setelah terdiam sejenak, ia meletakkan botol airnya ke samping, "Tidak perlu."
Bagi Gu Zhishen, sementara waktu ini dirinya tidak perlu mengurus orang semacam itu. Kalau dirinya bertindak, malah seolah-olah Su Xu terlihat seperti orang yang patut diperhitungkannya. Tentu Gu Zhishen tidak ingin membuat orang itu sebagai beban dalam kehidupannya.
Sebenarnya yang paling dipedulikan Gu Zhishen adalah pemikiran Yun Jianyue tentang mantan pacarnya ini. Sejujurnya, seberapa berat posisi Su Xu itu di dalam lubuk hatinya? Sebelum ia memastikannya, maka sementara waktu ini dirinya tidak akan bertindak terlalu banyak.
******
Besoknya adalah hari Sabtu, Yun Jianyue telah tertidur dengan pulas pada hari ini. Setelah ia bangun dan turun ke lantai satu, Yun Xiaotian sudah berangkat ke perusahaannya dan Chen Xiaoxiao pergi menonton opera bersama temannya. Sekarang ia hanya tinggal sendiri di rumah.
Setelah makan siang, Yun Jianyue tidak suka mengisi waktu luangnya dengan berbelanja di luar sehingga kembali ke kamarnya untuk memainkan game online bersama teman-temannya. Baru mulai memainkan pertandingannya, tiba-tiba telepon seluler yang ada di sampingnya berbunyi.
Yun Jianyue meliriknya dengan satu lirikan, pikirnya ingin membalas panggilan itu nanti. Ia ingin memainkan satu permainan ini dulu. Sayangnya, saat ia melirik lagi, ia melihat tiga kata "Gu Zhishen" yang muncul di layar. Hal itu membuatnya segera menyembunyikan karakter gamenya di semak-semak.
Gu Zhishen yang di ujung telepon mengajaknya makan malam bersama. Ia juga memberitahukan alamat dan waktu pertemuannya. Sebenarnya ia mau menjemputnya di rumah tapi ditolak Yun Jianyue.
Yun Jianyue khawatir nanti dilihat oleh orang tuanya, ia cepat-cepat bilang kalau dirinya akan pergi dengan mobil sendiri.
Gu Zhishen yang masih ada di ujung telepon terdiam sejenak, namun juga tidak memaksakannya.
Yun Jianyue meletakkan telepon selulernya dan kembali melihat ke layar monitor komputernya. Ternyata saat ini anggota timnya telah diserang habis oleh musuh, ia pun tertawa lepas.
Ya, fakta bahwa Gu Zhishen mengajaknya makan malam tidak berubah. Mendengar dari nada bicaranya, sepertinya hanya mereka berdua saja. Ya, ini... apa bisa dihitung sebagai kencan resmi pertama mereka?
Ketegangan dan kegembiraan yang tidak dapat dijelaskan di hatinya samar-samar memegang sedikit antisipasi.
Jiao Ru Yun Jianyue: Urusan penting, offline.
Jiao Ru Yun Jianyue adalah nama ID game Yun Jianyue, jari tangannya yang putih dengan cepat mengetikkan tiga kata ini di keyboard dan mengirimkan pesan itu. Tidak memperdulikan kemarahan yang diberikan oleh anggota timnya, ia pun segera keluar dari game dan mematikan komputernya. Ia pun segera meloncat dari kursinya dan segera berjalan ke lemarinya. Ia pun langsung membuka lemarinya yang besar untuk memilih baju yang tepat.
Pakaian yang di dalam lemarinya semuanya pakaian yang cocok digunakan di musim sekarang dengan berbagai macam warna. Baju yang diletakkan paling dekat adalah baju kerjanya yang berwarna hitam, putih, dan abu-abu.
Makan malam dengan Gu Zhishen, tentu Yun Jianyue tidak bisa memakai baju kerja. Ia bukan mau membicarakan pekerjaan dengannya.
'Gaun halter? Tidak, sepertinya terlalu formal. Pakaian kasual?' Yun Jianyue pun mulai memilih baju yang akan dipakainya.
Mengenai restoran yang dikatakan Gu Zhishen sepertinya adalah restoran barat kelas atas, pakaian kasual sepertinya kurang cocok.
Setelah beberapa putaran di lemarinya, Yun Jianyue akhirnya mengunci targetnya pada beberapa gaun. Ia pun mengganti beberapa gaun tersebut dan berdiri di depan cermin sambil memikirkan rambutnya untuk ditata bergelombang atau membiarkannya menyandar di pundak halusnya. Yun Jianyue ingin mengetahui model rambut yang paling cantik baginya.
Mengenai gaun yang akan dipakainya, pilihannya jatuh pada sebuah gaun putih polos. Bila dilihat, modelnya sempurna dan elegan juga tidak terlalu kasual, cocok dengan kalung merah yang diberikan ibunya ketika ulang tahun.
Kemudian Yun Jianyue pun pergi mandi, ketika ia sedang mengeringkan rambutnya, telepon selulernya pun berbunyi, Zhi Jingyi yang menghubunginya, mau mengajaknya makan masakan Sichuan.
Zhu Jingyi mendengar Yun Jianyue akan pergi makan malam bersama Gu Zhishen dan sibuk memilih pakaian yang akan dikenakannya pada malam ini, ia pun menghelakan napasnya di ujung teleponnya, "Meski sesama manusia, kenapa perlakuanmu terhadap Gu Zhishen dan Su Xu begitu berbeda?"
Yun Jianyue, "Apa maksudmu?"
"Dulu ketika kamu kencan dengan Su Xu aku juga tidak pernah melihatmu begitu memperdulikan pakaianmu." Zhu Jingyi mengejeknya, "Kamu masih berani bilang kalau dirimu tidak suka dengan dewa Gu-ku!"
Yun Jianyue memikirkan kembali, dulu ketika ia kencan dengan Su Xu, dirinya memang tidak begitu peduli dengan penampilannya. Saat itu ketika Yun Jianyue mengenal Su Xu, ia selalu memakai baju kerjanya. Setelahnya, mereka bertemu juga selalu mengenakan baju kerja dan menjadi sebuah kebiasaan. Saat mereka mulai berpacaran, ia juga tidak pernah memperdulikan dirinya di mata Su Xu sudah yang paling cantik atau tidak. Apalagi memikirkan bila Su Xu akan merasa kalau pakaian yang dikenakannya kurang bagus atau kurang seksi.
Tetapi ketika dengan Gu Zhishen, memang berbeda!
"Gu Zhishen kapan menjadi dewamu, kok aku tidak tahu?" Yun Jianyue secara halus menghindari pertanyaan ini, ia tidak ingin membahas topik dirinya suka atau tidak kepada Gu Zhishen.
Bukan Yun Jianyue ingin menyembunyikannya dari Zhu Jingyi, hanya saja dirinya juga tidak tahu harus membicarakannya dengan cara yang lain, ia sendiri pun belum mengerti jenis perasaannya terhadap Gu Zhishen.
"Dia selalu adalah dewa Gu-ku kok! Oh no, aku sudah ingat kembali, kamu bahkan sudah meniduri dewa Gu-ku! Cepat-cepat biarkan aku menidurimu, maka aku juga secara tidak langsung menidurinya." Zhu Jingyi yang ada di ujung telepon bahkan pura-pura merasa dirinya sangat tersakiti olehnya.
Yun Jianyue tahu kalau Zhu Jingyi sedang mengejeknya, sudut bibirnya mengaitkan sebuah senyuman, "Zhu Jingyi, kulit wajahmu jatuh lagi ke lantai, cepat ambil. Hati-hati, jangan sampai dirimu tidak bisa menikah!"
"Yun Jianyue, engkau sungguh keterlaluan, sekali lagi menusuk luka hatiku ini. Pengawal, hukum gadis ini dengan tongkat hingga berdarah, juga sekalian mewarnai daun maple di istana ini." Zhu Jingyi memarahi Yun Jianyue dengan meniru nada selir istana Cina.
Yun Jianyue juga mengikuti aktingnya itu dengan berkata, "Baik!"
Zhu Jingyi tidak menariknya ngobrol untuk waktu yang lama, ia pun membiarkan Yun Jianyue untuk menyiapkan kencannya dengan Gu Zhishen.
Gu Zhishen mengajaknya bertemu pada jam 6.30 malam, mengecualikan waktu perjalanan selama 20 menit, Yun Jianyue menghitung-hitung dan berpikir dirinya bisa berangkat pada jam 5,30 sore, tetapi….
Sekarang masih jam 3, masih ada sisa waktu selama dua jam lebih, apa yang bisa dilakukannya?
Yun Jianyue tidak ingin bermain game lagi, takutnya ia bisa kelupaan waktu karena terlalu fokus. Akhirnya ia memilih untuk membaca buku.
Yun Jianyue pun memilih buku dengan acar dan mengambil sebuah buku prosa dari rak bukunya. Ia pun duduk di tempat tidur untuk membacanya. Bukunya baru dibaca beberapa halaman dan sudah mulai memburam, tulisan yang ada di depan matanya mulai mengecil menjadi satu dot hitam, kemudian bukunya pun terlepas dari tangannya. Tanpa sadar akhirnya Yun Jianyue menutup kelopak matanya dan tertidur.
Dalam hatinya memikirkan dirinya kalau tidur satu jam masih sempat keluar rumah tepat waktu, maka ia juga tertidur dengan nyaman.
Tidak tahunya, kali ini Yun Jianyue tertidur dengan pulas, kalau bukan karena ada suara yang dikeluarkan dari lantai bawah dan terdengar di telinganya, ia pun belum tentu bisa bangun secepat ini.
Segera bangun dan duduk di tempat tidur, samar-samar ia mengingat sepertinya dirinya ada yang harus dilakukan pada jam 6.30 malam, matanya menyapu ke gaun yang telah disetrika rapi dan digantung di gantungan baju itu. Ia pun segera mengingat kembali dan meloncat turun dari tempat tidur, mengambil bajunya dan cepat-cepat menggantikannya.
Waduh, waduh, sekarang sudah jam 6 malam, waktu hanya tersisa tiga puluh menit lagi sebelum pertemuan.
Yun Jianyue dengan panik mengenakan gaunnya, mengambil tasnya dan segera turun ke lantai bawah, sambil turun ia sambil memanggil, "Bibi Wen, Bibi Wen, tolong kunci mobilku."
Bibi Wen pun segera memberikan kunci mobil Yun Jianyue kepadanya di koridor pintu masuk, "Kenapa buru-buru seperti ini? Waktu kencan dengan Tuan Su sudah terlambat, kah?"
"Bukan!" Yun Jianyue yang sedang memakai sepatunya juga sambil membantah ucapan Bibi Wen dengan panik. Ia pun segera mengambil kunci mobilnya dari tangan bibi Wen dan keluar, "Aku pergi dulu, aku akan makan malam di luar."
Bibi Wen melihat sosok Yun Jianyue yang berlari jauh, ia pun tersenyum, 'Apanya yang bukan telat berkencan dengan Tuan Su, dari yang aku lihat memang betul kok.'
Yun Jianyue pun langsung mengendarai mobilnya dari garasi mobil ke jalan raya. Kecepatannya sudah mau mencapai 120 yard, menerobos dua lampu merah. Sayangnya, saat ia sudah sampai di jalan yang mengarah ke restoran, jalanan ini sedang macet parah!
Yun Jianyue melihat jam tangannya, jarum jam tangan sudah menunjuk pada jam 6.30, mampuslah, dirinya benar-benar sudah terlambat!
Menurunkan kacanya dan melihat kemacetan di sepanjang perjalanan, minimal juga harus setengah jam lagi baru bisa bergerak.
Yun Jianyue melihat kemacetan ini, ia pun berpikir untuk menghubungi ke Gu Zhishen dulu untuk meminta maaf kepadanya.
Yun Jianyue mengambil tasnya dari tempat duduk samping pengemudi, ia mencari di dalam tasnya pertama kali, tidak menemukan telepon selulernya. Saat ia mencarinya untuk kedua kalinya lagi, tetap tidak ada!
Yun Jianyue segera menuangkan semua barang-barangnya dari dalam tas di tempat duduk samping pengemudi. Alat-alat dari cermin, lipstik, tisu, kunci rumah, dan semuanya lengkap ada kecuali telepon selulernya.
Astaga, tadi terlalu buru-buru, sepertinya ia lupa mau mengambil telepon selulernya!