Pada suatu malam, tirai jendela berwarna kuning di kamar itu telah tertutup rapat.
Karena tertutup rapat, sehingga cahaya bulan pun tidak bisa menembus ke dalam kamar ini. Alhasil, kamar yang mewah ini menjadi gelap dan terasa sunyi.
Dalam kamar itu, Yan Xiruo sedang dalam keadaan mabuk. Ia merasa sangat pusing karena terlalu banyak minum bir. Ia pun terbaring di ranjang yang empuk dan luas itu. Pada akhirnya ia pun tertidur.
Di tengah malam setelah tertidur pulas. Ia merasakan ada seseorang yang
mendekatinya.
'Pasti itu Jingcheng, kan?' Pikirnya. Namun setelahnya, ia tidak peduli dan melanjutkan tidurnya.
*****
Keesokan paginya, kilauan sinar matahari pagi menembus tirai kamar yang tebal itu. Sinarnya yang cerah mulai menerangi kamar presidential suite tersebut.
Gadis cantik yang berbaring di atas ranjang itu, perlahan-lahan membuka matanya. Ia mengedipkan matanya dan bulu matanya tampak lentik. Setelah ia membuka matanya lebar-lebar, justru ia pun bingung dengan kamarnya. Meski demikian, wajahnya yang oval tetap terlihat halus dan elegan.
Kesadarannya perlahan kembali pulih, ia berpikir bahwa semalam dirinya telah menjadi Nyonya Lu yang sesungguhnya. Seketika wajah Yan Xiruo terlukiskan sebuah senyum manis di bibirnya.
Lu Jingchen adalah pria yang semalam ia pikirkan, pria itu berusia empat tahun lebih tua darinya. Lu Jingchen adalah sosok pria yang tampan, gagah, tenang dan cekatan dalam menghadapi apapun. Ia juga terkenal sebagai penerus keluarga Lu yang.
Yan Xiruo telah mengagumi dan menyukainya sejak kecil. Ia bahkan tidak menyangka bila suatu hari dirinya telah menjadi istrinya.
Sebelum menikah, hubungan mereka hanya sebatas bergandengan tangan,
berpelukan sebentar, bahkan tidak pernah berciuman. Semalam pun, saat
Yan Xiruo terlalu banyak minum bir dan dalam kondisi tidak sadar. Ia masih samar-samar mengingat kedekatannya dengan Lu Jingchen.
Saat memikirkan hal itu, Yan Xiruo merasa bahwa pria yang berada di sampingnya masih tertidur dengan pulas. Yan Xiruo memberanikan diri, menoleh dengan perlahan dan menatapnya dengan lembut.
Namun saat melihat wajah lelaki tersebut, mata Yan Xiruo yang hitam jernih terbuka lebar dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Ia bahkan mengira bahwa dirinya telah berhalusinasi, Yan Xiruo memejamkan mata dan membukanya kembali dengan cepat. Sayangnya, orang yang di hadapannya tetap adalah seorang pria yang lain. Walau pria itu memiliki wajah yang tampan dan terlihat sangat keren. Wajah pria tersebut memiliki ekspresi yang tajam dan bagaikan pangeran dalam lukisan. Jika sekarang melihat pria tampan sepertinya di jalanan, Yan Xiruo pasti akan memberikan pujian yang menakjubkan.
Meski demikian, Yan Xiruo tetap dibuat bingung dengan adanya pria ini di sampingnya. Bukankah pria yang bersamanya semalam adalah Lu Jingcheng? Kenapa bisa berubah menjadi pria yang tidak dikenal ini?
Pikiran Yan Xiruo langsung tertegun sejenak.
Dengan kuat ia menggigit bibirnya hingga rongga mulutnya menyebarkan bau darah. Sekejap kemudian ia mulai sadar dari keterkejutan.
Ya, ia tidak sedang di alam mimpi.
Karena panik, seketika butiran air mata mengalir keluar dari matanya. Darah seluruh tubuhnya seakan membeku menjadi es.
Kedua kepalan tangan memegang erat, begitu ia mau memukul pria yang ada
di samping, pria itu pun membuka matanya yang gelap dan dalam bagaikan
sepasang jurang yang berbahaya.
Meskipun baru bangun tidur, sama sekali tidak ada rasa canggung dalam
matanya. Walau ada, hal itu adalah tatapan dingin yang membuat Yan Xiruo semakin canggung.
Namun tekanan rasa kesal mampu menggerakkan tangan Yan Xiruo yang dari tadi diam tertegun. Sayangnya kepalan tangan Yan Xiruo tidak berhasil mendarat di tubuhnya, pria itu sudah menangkap tangannya dengan erat.
Melihat air matanya, bibir tipis pria itu seketika tampak datar. Ia menatap Yan Xiruo dengan heran. Alisnya yang panjang dan lurus ke atas mulai mengerut. Pria itu berkata, "Jika tidak mau, kenapa semalam masih datang ke kamar?"
Suara pria itu terdengar rendah dan dingin sehingga terdengar seperti mengejeknya. Ia melihat Yan Xiruo dengan tatapan yang tajam dan dingin, seakan ia tidak memiliki perasaan apapun pada Yan Xirou.
Hal itu membuat Yan Xiruo menggigil kedinginan di bawah auranya yang kuat. Tetapi saat berpikir bahwa kehidupannya telah dihancurkan oleh pria itu, ia menjadi kesal dan membencinya.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.