Yan Xiruo menatap pria itu dengan tatapan mata yang marah, bibirnya gemetaran dan bertanya dengan nada rendah, "Apa yang kamu maksud tidak mau? Kamar presidential suite ini adalah kamar pernikahan yang kami pesan untuk malam pernikahan kami. Bagaimana kamu bisa masuk? Saya akan memanggil polisi sekarang untuk menangkapmu!!!"
Mendengar kata-kata Yan Xiruo, kelopak mata pria ini merendah dan menggelap, wajahnya yang memperlihatkan ketidakpedulian itu terasa semakin dingin. Ia menatap mata Yan Xiruo seperti mau menusuk jiwanya, "Hey, jangan berpura-pura seolah kamu tidak tahu apa-apa. Bilang saja, mau berapa!!?"
Sejak kecil Yan Xiruo adalah seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi. Kini kehidupannya telah dihancurkan oleh pria asing yang sikapnya sangat dingin. Parahnya lagi, pria ini bahkan menghinanya dengan uang sekarang.
Dalam hatinya, Yan Xiruo benar-benar ingin mencabik-cabik pria ini menjadi serpihan kecil.
"Tunggulah di situ, saya akan memanggil polisi sekarang..." Katanya dengan nada yang sedikit tergagap. Wajah pria yang sempurna dan dingin tiba-tiba mendekatinya sehingga hidung mereka saling berdekatan.
Aura pria ini membuat Yan Xiruo merasa panik dan tidak nyaman.
Pria ini sungguh memiliki kulit wajah yang tampan. Sebelum bertemu dengan pria yang ada di hadapannya ini, ia selalu merasa kalau Lu Jingchen adalah pria yang paling tampan di dunia ini, tidak sangka kalau pria ini jauh lebih tampan lagi daripada Lu Jingchen.
Dari jarak dekat ini, Yan Xiruo baru sadar kalau pria ini memiliki bulu mata yang panjang dan tebal. Pria ini sepertinya sudah memiliki garis mata indah secara alami, sehingga membuat matanya tampak semakin dalam dan gelap. Hidungnya yang mancung dan bibir yang tipis juga menampilkan sosoknya yang seksi.
Yan Xiruo menolehkan, ia tidak berani menatap matanya yang seakan bisa melahap isi hatinya.
Pria itu mengangkat dagu yang kecil, memaksa Yan Xiruo menatap matanya. Melihat mata Yan Xiruo yang tampak waspada dan panik, ia mengangkat sudut bibirnya yang cuek dan berkata, "Bilang saja, selain cek, apa lagi yang kamu mau?" Suaranya yang berat dan dingin membawa sentuhan yang merendahkannya.
Yan Xiruo yang merasa malu dan marah, untuk menenangkan diri ia mengambil napas dalam-dalam. Kemudian ia pun berkata dengan suara yang rendah dan dingin, "Hei Tuan, mohon sadari dulu situasinya. Kamar presidential suite ini telah dipesan oleh suamiku. Sekarang, kamu yang tengah malam memasuki kamarku ini malah menuduh duluan kalau saya yang bertujuan melakukan semua hal tidak masuk akal ini. Apa Anda tidak tahu malu?"
Pria itu pun mengedipkan matanya, bibirnya juga menutup menjadi satu garis setelah meregangkan badannya. Bersamaan dengan itu, ia melihat mata Yan Xiruo dengan tatapan yang dikelilingi aura yang dingin.
Saat pria ini diam, aura yang ada di sekitarnya terselubung dingin dan membuat suasana jadi sedikit mengerikan.
Yan Xiruo menatap mimik mukanya yang dingin. Sayangnya hal itu malah membuat saraf seluruh tubuhnya menjadi tegang dengan sendirinya.
Yan Xiruo pun menjadi tegang dan tidak bisa menjawab pertanyaannya.
Saat situasi yang tegang seperti ini, suara telepon seluler yang riang memecah ketegangan dan keheningan kamar ini.
Yan Xiruo melepaskan diri dari tangan pria ini dan mengambil telepon selulernya yang terletak di meja. Dari layar teleponnya, ia melihat nama orang yang menghubunginya adalah Lu Jingcheng, hatinya seketika menjadi kacau. Ia takut bila Lu Jingchen mengetahui keadaannya sekarang ini.
Tangan yang menggenggam telepon seluler seketika bergemetar. Yan Xiruo tidak berani mengangkat telepon dari Lu Jingcheng.
Setelah dering telepon selulernya berhenti, seketika mata Yan Xiruo diselimuti air mata yang merembes di wajahnya. Ia menatap pria itu dengan marah, pria yang ada di sampingnya itu pun sudah membuka selimut dan berjalan turun dari ranjang.
Merasa ada tatapan yang memandangnya dari belakang, sebelum memasuki pintu kamar mandi, pria ini menoleh dan melihat Yan Xirou dengan tatapan dingin.