Lu Jingchen menarik Yan Xiruo keluar dari mobil dengan kasar begitu mobil telah terparkir di depan rumah besar keluarga Lu.
Tuan Besar Lu yang sedang jalan-jalan di taman depan rumah setelah sarapan, melihat kedua anaknya ini memasuki rumah. Wajahnya yang biasanya berwibawa menjadi lembut dan tersenyum, "Jingchen, Ruoruo, pulangnya kok pagi sekali? Apa sudah sarapan?"
Lu Jingchen melihat ke arah kakeknya, ia berusaha menahan perasaannya yang geram dan berkata, "Kakek, saya dan Xiruo masih ada hal yang harus didiskusikan. Kami mau naik ke kamarku."
Tuan Besar Lu seketika menyadari bahwa sikap Lu Jingchen terhadap Yan Xiruo tampak kasar, mukanya berubah muram melihat perilaku anaknya itu terhadap istri barunya. Tuan Besar Lu belum sempat bilang apa-apa, namun Lu Min sudah pegang lengan tangannya dan berkata, "Ayah, kamu tidak mengerti anak muda sekarang, perilaku seperti ini sudah biasa dalam kalangan anak muda. Dari yang saya lihat, mereka saling menyayangi kok, tidak usah mengkhawatirkannya, Ayah!"
Lu Min adalah anak perempuan Tuan Besar Lu, beberapa tahun yang lalu telah bercerai dengan suaminya dan sekarang bertempat tinggal di rumah keluarga Lu.
Tuan Besar Lu mendesah dan menepuk tangan Lu Min, "Kemarin aku dengar dari An Qi kalau sudah memilih pria yang disukai? Anakmu sudah berusia 24 tahun, sudah saatnya memikirkan pernikahannya juga." An Qi adalah anak perempuan Lu Min. Ia adalah wanita karir yang telah bekerja di suatu perusahaan.
Selama menjadi anggota Keluarga Lu, ia telah menyelesaikan pendidikan tingkat universitas. Anak ini pintar dan juga berkemampuan, Tuan Lu sangat menyukainya.
Lu Min pun terdiam, sebenarnya ia tidak terlalu menganggap serius pacar anaknya itu. Setelah beberapa saat terdiam, ia pun membalas, "Baik Ayah, setelah bulan madu Jingchen dan Xiruo, saya akan menyuruh An Qi mengajak pacarnya datang ke rumah." ujar Lu Min dengan senang.
*****
Setelah Yan Xiruo ditarik sepanjang perjalanan ke kamar Lu Jingchen. Begitu ia masuk ke kamar tidur yang ada di lantai atas, Lu Jingchen langsung melempar Yan Xiruo ke lantai. Dahinya sakit akibat terbentur sudut tempat tidur pada kepalanya. Lu Jingchen dengan marah menunjukkan jarinya di depan hidung Yan Xiruo, dengan wajah yang pucat ia berkata, "Katakan, siapa sebenarnya pria liar itu?"
Jika sekarang Yan Xiruo tidak berperilaku kasar seperti ini dan bersedia menjadi istrinya yang baik, maka Lu Jingchen pun bersedia memberikannya kehidupan yang nyaman dan mewah. Namun ia telah melakukan hal yang tidak setia terhadap suaminya di hari pertama pernikahannya. Hal ini berarti ia sama sekali tidak memandang penting suaminya, yakni Lu Jingchen!
Yan Xiruo tersenyum seolah mengejek. Ia juga sangat marah sehingga detak nadi di dahinya terlihat berdenyut, "Lu Jingchen, benarkah aku duluan yang berlaku tidak setia pada malam pernikahan kita? Coba lihat dirimu sendiri! Kamu yang sering berpelukan dengan gadis lain, ada hak apa kamu berkata begitu kepadaku?"
Dalam kehidupan Yan Xiruo selama bertahun-tahun ini, ia belum pernah berkata keras sekalipun kepada Lu Jingchen. Namun sekarang, keraguan, kekerasan dan ledekan darinya membuat Yan Xiruo merasa sesak dan menderita.
Lu Jingchen belum mengetahui kenyataan yang terjadi pada Yan Xiruo. Namun, ia sudah yakin kesetiaan istrinya terhadap dirinya sudah memudar. Sungguh keegoisan yang menyedihkan.
Kekesalannya pun belum selesai dan Yan Xirou kembali melanjutkan, "Lu Jingchen, percakapan kita cukup sampai di sini. Kita akan bercerai ketika kamu sukses menjadi Direktur Keluarga Lu."
Mendengarnya sekali lagi mengungkit masalah bercerai dengan nada yang tenang, Lu Jingchen mengamuk seperti seekor harimau. Ia menunjukkan muka yang mengerikan dan mencekik leher Yan Xiruo yang kecil dengan tangannya, "Yan Xiruo, kamu kira keputusan pernikahan ini ada di tanganmu? Kamu tidak berpikir kalau keluarga kalian sudah berhutang banyak kepada keluarga kami baik secara budi ataupun materi? Ibumu yang kesakitan, Ayahmu yang suka berjudi, dan juga Kakakmu yang selalu mengalami kerugian saat berbisnis. Mereka berusaha melakukan segala hal agar kamu bisa menikah denganku bukannya juga dengan tujuan mau mendapatkan uang? Setelah mendapatkan mahar dariku, kamu langsung tidur di ranjang pria lain, sungguh kamu perempuan tidak tahu malu!"
Mendengarkan ucapan Lu Jingchen, dada Yan Xirou terasa sesak, Yan Xiruo melihat Lu Jingchen dengan berlinangan air mata. Ia pun membalasnya dengan suara rendah, "Okey, hutang keluarga kami terhadap keluargamu akan aku balas sendiri. Lu Jingchen, jangan sekali-kali kamu merendahkan aku lagi. Kalau tidak, sekarang ini juga aku akan menghadap Kakekmu dan memberi tahu kalau aku mau bercerai denganmu!"
Mata cantik Yan Xiruo langsung diselimuti dengan air mata yang mengalir deras. Walau demikian, ia berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir keluar dari matanya. Peristiwa ini sungguh membuatnya menjadi sedih. Bahkan pria seperti Lu Jingchen yang sudah melihat berbagai macam perempuan pun harus setuju kalau Yan Xiruo memang memiliki wajah cantik yang luar biasa cantik.