Ini tugas pertama Yan Yiren, yaitu memakaikan sandal pada Chu Huaijin. Setelah Chu Huaijin membuka selimutnya, Yan Yiren sudah membawakan sandal untuknya.
"Plakk!"
Sandal berwarna putih itu jatuh ke lantai. Yan Yiren menutupi matanya dengan tangan dan berteriak.
Dalam hati, Yan Yiren merasa kesal, 'Dasar bajingan!'
Chu Huaijin menarik dua ujung bibirnya. Tanpa khawatir, ia berdiri dan memerintah seperti raja, "Cepat siapkan sandal, Pelayanku."
"Kau... pakailah bajumu dulu!" Yan Yiren mengeratkan tangannya ke mata. Ia tidak boleh melihat, tidak boleh melihat...
Yan Yiren takut matanya kotor karena melihat sesuatu yang harusnya tidak boleh dilihatnya. Ia bahkan belum melihat Ji Hanjiang berpenampilan seperti itu. Melihat orang yang tidak dikenalnya sedang telanjang bulat seperti itu, rasa malu dan marah seakan menjadi satu.
"Sandal. Cepat!" Chu Huaijin tidak sabar, ia tidak bermaksud untuk menggoda Yan Yiren.
Sudahlah, ketika mencari sesuatu di bawah, kepala pasti menunduk, jadi Yan Yiren bisa menahannya.
Mata Yan Yiren menunduk, lalu mengambil sandal putih itu dan memasangkannya ke kaki Chu Huaijin.
"Sudah." Setelah mengatakan itu, Yan Yiren berbalik badan untuk pergi.
Tiba-tiba sabuk celemek Yan Yiren ditarik, sehingga ia berbalik badan dan melihat senyuman jahat Chu Huaijin.
"Ada apa lagi, Tuan Muda? Kalau tidak ada lagi, aku pergi. Tolong lepaskan!"
Jemari Chu Huaijin perlahan membuka tali celemeknya, "Fang Hong tidak memberitahumu apa yang selanjutnya dikerjakan?"
"Tidak." Bohong Yan Yiren tanpa berpikir.
"Kalau pembantu berbohong, akan mendapat hukuman." Chu Huaijin tersenyum semakin kejam.
Ia pun melakukan sesuatu yang lain dengan niat menggoda Yan Yiren.
"A!"
Yan Yiren berteriak, lalu berbalik badan ingin memukul Chu Huaijin, "Dasar bajingan!"
"Kau memaki siapa?" Dengan mudah Chu Huaijin menggenggam tangan Yan Yiren, lalu menyeret sekuat tenaga tubuh Yan Yiren ke atas ranjang.
"Memakimu! Jangan menyangkal, bajingan!" Yan Yiren mendengus marah, pipinya memerah.
Yan Yiren berani memakinya! Bahkan memakinya lebih dari sekali tepat di depannya..
Bola mata yang seperti buah persik Chu Huaijin terpaku pada Yan Yiren. Tatapan itu tajam, dan semakin mendekat seiring Chu Huaijin memeluk erat pingang ramping Yan Yiren.
Yan Yiren sejenak menyesal telah menyerang Chu Huaijin di wilayah kekuasaan Chu Huaijin ini, karena hal ini malah membuat Yan Yiren dalam posisi yang semakin salah.
Astaga, ini benar-benar membuat Yan Yiren bodoh sendiri!
"Tu... Tuan, apakah aku masih boleh mengakui kesalahan?" Yan Yiren menelan ludahnya sendiri, berusaha untuk merendah dan mengakui kesalahan.
"Terlambat."
Setelah itu, Yan Yiren teriak lagi, "A…!!!"
Sedetik berikutnya, Chu Huaijin tiba di akhir kesabarannya. Ia menutup mulut Yan Yiren, "Cukup!"
Padahal hanya sentuhan, tapi teriakannya seakan-akan seperti Chu Huaijin telah menghabisi seluruh keluarga Yan Yiren.
Yan Yiren menangis, benar-benar menangis. Air matanya pun jatuh tak terkendali.
Chu Huaijin merasa bosan. Ia pun bangkit dari ranjangnya, kemudian berdiri di samping tempat tidür memandang Yan Yiren, "Untuk apa kau menangis?"
Setelah merasa bebas dari genggaman Chu Huaijin, Yan Yiren berdiri dan segera mengambil celemeknya yang jatuh di lantai.
"Untuk apa? Kau memaksa orang lain tidur denganmu. Itu sungguh perbuatan yang egois dan tidak memikirkan orang lain!" Ucap Yan Yiren dengan kesal.