Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 32 - Aku Tidak Akan Melepaskannya!

Chapter 32 - Aku Tidak Akan Melepaskannya!

Yan Yiren menarik tangan Ji Hanjiang ke meja makan. Dengan rasa senang akhirnya ia bisa bertemu dengan kekasihnya dan makan dengannya.

Yan Yiren benar-benar lapar. Chu Huaijin memang pada dasarnya bajingan, ia tidak punya niat memberi Yan Yiren makan. Alhasil sejak pagi Yan Yiren terus merasa kelaparan.

Yan Yiren langsung menggerakkan sumpit sampai tidak ada waktu untuk memperhatikan Ji Hanjiang yang belum menyentuh sumpit sama sekali. Ji Hanjiang terus memandangi Yan Yiren. Ketika mie Yan Yiren tinggal setengah, Ji Hanjiang bertanya, "Yiren, tadi kau bilang kau yang menimbulkan masalah. Kau punya masalah dengan siapa?"

Yan Yiren menghilang dua hari dua malam, ditambah dengan mengunjungi kuburan ibunya, berarti Yan Yiren telah menghilang selama tiga hari dua malam.

'Selama tiga hari itu, ia pergi kemana? Apa yang dialaminya selama itu? Dan bagaimana bisa ia tiba-tiba kembali dengan baik-baik saja?' Tiga pertanyaan itu memenuhi pikiran Ji Hanjiang. Pikirannya itu tidak bisa hilang dan mendesaknya untuk segera mengetahui jawabannya.

Namun, Yan Yiren punya masalah dengan siapa?

Yan Yiren perlahan mengangkat kepalanya. Ia juga tidak tahu Chu Huaijin itu siapa, tapi ia merasa bahwa Chu Huaijin bukanlah orang yang bisa diremehkan.

Selain itu, ia juga tidak ingin Ji Hanjiang menyerang Chu Huaijin.

Yan Yiren menunduk. Ia menutupi wajahnya yang sedang berbohong. Ia pun berbicara, "Aku juga tidak tahu siapa dia, aku... tidak melihat bosnya."

"Tidak melihat bosnya?" Ji Hanjiang mengerutkan alis, "Kalau begitu, bagaimana kau tahu kau punya masalah dengannya?"

Benar kata pepatah kuno, jika kau berbohong sekali, maka kau akan berbohong seterusnya untuk menyelesaikan setiap masalahnya.

Yan Yiren harus menerima konsekuensi dari hal yang ia lakukan. Ia tidak ingin menipu Ji Hanjiang, tapi ia hanya bisa menguatkan diri untuk melanjutkan perkataannya, "Malam setelah aku mengunjungi makam ibuku, ketika aku sadar, aku sudah berada di sebuah kamar. Kamar itu gelap sekali, tidak ada lampu. Mereka membuat trik untuk menakutiku."

Sampai di situ, Yan Yiren menjilat bibirnya yang kering. Ia tidak tenang mengangkat kepalanya untuk melihat Ji Hanjiang. Lalu Ji Hanjiang menggenggam tangan Yan Yiren, "Lalu? Aku ingin tahu semuanya."

Yan Yiren berkedip. Matanya sedikit sedih "Sebenarnya mereka tidak melakukan apapun padaku. Mereka hanya mengurungku di kamar yang gelap, menakutiku dan membuatku kelaparan. Mereka melakukan itu karena aku telah menyakiti seseorang, jadi mereka menculikku dan membalas dendam. Aku diberi tahu hal itu oleh orang-orang yang misterius dan berbaju hitam."

Ji Hanjiang berjalan melewati meja untuk memeluk Yan Yiren dari belakang, "Maaf, semua ini karena aku tidak becus menjagamu, kau jadi tersakiti..."

"Hanjiang, jangan menyalahkan diri sendiri, aku benar-benar baik-baik saja."

Yan Yiren gagal menenangkan Ji Hanjiang. Ji Hanjiang menggertakkan giginya dengan emosi, "Kalau aku tahu dalang dibalik penculikanmu, aku tidak akan melepaskannya!"

Yan Yiren ingin menangis. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena telah berbohong dan sisi lainnya juga merasakan keromantisan cinta dari Ji Hanjiang.

Hatinya tersentuh, namun juga bercampur rasa bersalah.

Sekejap, masalah yang berantakan itu akhirnya diterima.

Ji Hanjiang menunduk, melihat kepala Yan Yiren yang berada dalam pelukannya. Dua lengan ramping Yan Yiren memeluk tangan Ji Hanjiang. Dari situ Ji Hanjiang merasa bahwa dirinya telah membuat Yan Yiren ketakutan.

Setelah menepuk punggung Yan Yiren, suasana hati Ji Hanjiang kembali tenang. Suaranya juga lebih lembut, "Baiklah, kita tidak usah bicarakan ini lagi. Kau sudah sangat lapar, kan? Cepat makanlah!"

Yan Yiren mengangguk. Ia mengambil sumpitnya dan memakan mie itu lagi.

Ji Hanjiang menyerahkan mie yang belum ia makan ke hadapan Yan Yiren, "Makan ini juga."

"Kau tidak makan?" Yan Yiren melihat Ji Hanjiang yang kurus dan lesu. Ia hanya bisa menghembuskan napasnya dengan berat.

Rasa bersalahnya dalam hati semakin berat. 'Yan Yiren, oh, Yan Yiren, kau lihat, kan? Betapa perhatiannya lelaki di depanmu ini?' Pikir Yan Yiren

Sangat kejam jika kau berbohong pada orang yang perhatian padamu ini!

Yan Yiren tidak berani bilang telah mengalami kejadian itu. Ia tidak berani bilang telah diperlakukan tidak sopan oleh Chu Huaijin.

Alasannya satu, karena ada rasa takut yang sulit diucapkan pada kekasihnya ini.