Yan Yiren merasa berhasil membohongi Ji Hanjiang bahwa ia baik-baik saja. Namun luka di bahunya yang terlihat oleh Ji Hanjiang ketika tidur malah membuat kekasihnya ini curiga.
Ji Hanjiang memutuskan untuk turun dari ranjang menuju ruang tamu. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, lalu mengambil sebatang rokok sambil tangannya gemetar.
Ketika makan mie tadi, Ji Hanjiang melihat ada rasa ketakutan yang harus dihindari di mata Yan Yiren. Ia juga ingat, Yan Yiren seperti ingin menceritakan sesuatu, tapi ditahan.
Ji Hanjiang mengepalkan tangannya dan mengancam orang yang melakukan itu harus mati. Namun, tentu ia bertanya-tanya identitas orang yang menyiksa Yan Yiren.
Namun tidak lebih dari itu, Ji Hanjiang juga berpikir. Benarkah lelaki itu yang menginginkan Yan Yiren, atau justru Yan Yiren yang bersedia melakukannya?
Sebatang rokok itu telah terbakar beberapa lama, terbukti apinya sudah membakar hampir semua rokok itu. Selama itu, Ji Hanjiang memendam kesedihannya. Akhirnya ia mengambil ponsel tanpa peduli bahwa hari ini sudah tengah malam. "Selidiki siapa yang menculik Yiren. Berapapun biayanya, selidiki!"
Ji Hanjiang ingin membunuh lelaki itu! Harus!
*****
Tidur Yan Yiren sangat nyenyak. Ketika bangun, di sampingnya sudah tidak ada Ji Hanjiang.
Ia duduk dan mencari ke segala sudut kamarnya, "Hanjiang?"
Tidak ada jawaban. Apakah pacarnya sudah pergi?
Yan Yiren memakai sandal dan keluar dari kamarnya. Di ruang tamu, ia menemukan Ji Hanjiang.
Ji Hanjiang duduk di sofa. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan kelelahan. Pikirannya sedang tidak baik. Di ruang tamu itu tercium aroma rokok.
Di tempat sampah ada puntung rokok. Apakah Ji Hanjiang merokok?
"Hanjiang, kenapa kau bangun pagi sekali?" Yan Yiren menguap perlahan sambil berjalan menghampirinya.
Tidak tahu itu sekedar ilusinya saja atau tidak, Yan Yiren merasa ketika Yan Yiren duduk di sampingnya, tubuh Ji Hanjiang kaku dan otot di tangannya tegang.
Ji Hanjiang tersenyum, "Aku takut kau kelaparan, jadi aku bangun pagi-pagi menyiapkan sarapan, lalu menunggumu bangun."
Hati Yan Yiren dipenuhi kegembiraan. Ia pun memeluk tangan kekasihnya itu. Seluruh ruangan jadi terasa hangat. "Hanjiang, kau sangat baik padaku."
Kemudian, Yan Yiren memberi kecupan di wajah tampan Ji Hanjiang.
"Kau kekasihku, kalau tidak baik padamu, aku baik pada siapa?" Ji Hanjiang tertawa ringan dan tidak bereaksi apapun pada kecupan dari Yan Yiren tadi. Ia pun berdiri dan berkata, "Cepat sikat gigi, lalu makan."
"Siap, Tuan Ji!"
Namun, ketika Yan Yiren menggosok giginya, Ji Hanjiang pamit pergi karena ada urusan mendesak di kantor.
Yan Yiren buru-buru membuang kumuran air di mulutnya, "Ada urusan mendesak? Ya, pergilah."
Sebelum pergi, Ji Hanjiang meminta maaf dan izin padanya, "Dua hari mencarimu, bisnisku terhenti sejenak. Beberapa hari ke depan aku harus mengurus bisnis, jadi aku tidak bisa menemanimu dulu. Kau tidak akan marah padaku, kan?"
"Untuk apa aku marah?" Yan Yiren memberikan tatapan 'Tenang saja' pada Ji Hanjiang. Ia pun keluar dari kamar mandi dan mengantarkannya ke depan pintu, "Jangan lupa istirahat, jangan sampai terlalu sibuk."
"Hemm!" Ji Hanjiang mengangguk, lalu meninggalkan tempat.
".... jangan lupa telepon aku." Ucapnya ketika bayangan Ji Hanjiang sudah hilang masuk ke elevator. Jika tidak sampai terdengar olehnya, maka ia hanya seperti bicara pada angin.
Ini kali pertamanya Ji Hanjiang sangat terburu-buru.
Yan Yiren berpikiran positif, mungkin saja perusahaan Ji Hanjiang sedang ada urusan yang sangat mendesak. Bila tidak, Ji Hanjiang juga tidak akan pergi tanpa ragu.
Bahkan dengan terburu-burunya, Ji Hanjiang juga tidak melihat dirinya sedikitpun.
******
Ketika Ling Yunhuan tahu Yan Yiren sudah kembali, ia langsung mengunjungi sahabat karibnya itu.
"Yiren, kau dari mana saja?" Setelah pintu terbuka, Ling Yunhuan langsung memegang tubuh Yan Yiren sambil memperhatikan tubuh itu.
Yan Yiren memperbolehkan Ling Yunhuan memperhatikan tubuhnya, malah ia memutar tubuhnya dan berkata, "Aku juga tidak tahu tempat mereka membawaku, Tapi jangan khawatir, aku baik-baik saja."
"Kau membuat kami takut!" Ucap Ling Yunhuan sambil mengelus dadanya. Ia pun menghela napas, "Saat kau hilang, Ji Hanjiang tidak mau makan dan tidak mau minum. Aku saja sampai kasihan melihatnya."
"Aku tahu, makanya aku akan baik pada kalian. Aku tidak akan mengecewakan kasih sayang kalian padaku." Ujar Yan Yiren sambil menunduk, wajahnya mulai memanas.