Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 27 - Memukul Kepala Belakang

Chapter 27 - Memukul Kepala Belakang

Dengan ditariknya Yan Yiren ke dalam ranjangnya, tentu Yan Yiren kaget dan merasa bahwa Chu Huaijin akan memaksanya berhubungan intim dengannya. Dalam matanya ada tatapan takut dan kesal pada Chu Huaijin. Namun Chu Huaijin tidak mempedulikannya lagi dan turun dari ranjangnya.

Chu Huaijin tertawa kecil, "Maksudmu, aku sedang memaksamu tidur denganku atau kau memberiku petunjuk agar aku bisa menidurimu?" Ujarnya penuh arti.

Mendengar itu, Yan Yiren meraung, "Dua kata yang sesuai denganmu, Mesum dan Bajingan!"

Setelah meraung seperti itu, Yan Yiren segera pergi tanpa menunggu apa-apa!

Ia tetap tidak menunggu apapun, ia tidak peduli mau dibunuh atau hal lainnya, terserah!

Namun seketika, "Plakk!" Seketika kepala belakang Yan Yiren dipukul.

Yan Yiren pun terhuyung ke depan. Untung saja ia masih mampu menjaga keseimbangan, kalau tidak, ia bisa jatuh tersungkur.

Sambil memegangi kepala belakangnya, Yan Yiren berbalik badan, "Sebenarnya maumu apa? Kalau aku sudah menginjak Feibi, lalu kau membalasku dengan memperlakukanku seperti ini, apakah ini pantas? Kalau tidak, bunuh saja aku, tusuk aku dengan pisau, jangan bertindak bodoh seperti ini! Bisakah kau bertindak seperti lelaki sejati?!"

Tatapan Chu Huaijin semakin tajam dan dingin. Bibirnya miring tidak berkata apapun. Namun, ujung jarinya terlihat gemetar geram.

Chu Huaijin melangkah menghampiri Yan Yiren, dan Yan Yiren malah melangkah mundur. Keangkuhan yang baru saja Yan Yiren tunjukan, sekarang berubah jadi kepanikan yang tidak bisa disembunyikan.

Satu langkah, tiga langkah, lima langkah...

'Sial!' Pikir Yan Yiren. Ia sudah tidak bisa mundur lagi, terhalang oleh tembok.

Yan Yiren memandangi Chu Huaijin, tangannya menyentuh tembok. Chu Huaijin berdiri di hadapanya, mengepalkan tinju.

"Jangan!"

Ketika tinju itu mengarah ke Yan Yiren, ia langsung menutup mata dan merasa kaget!

Bukkk!!!

Tinju itu, mendarat ke tembok dekat telinga Yan Yiren.

Perlahan tapi ragu Yan Yiren membuka mata. Terlihat Chu Huaijin sedang tersenyum menghina, "Lebih baik kau berperilaku baik padaku."

Yan Yiren hanya memandang kosong di tempat semula dan tidak bergerak sedikitpun. Ia seperti tidak melihat Chu Huaijin dengan jelas.

Baru saja ia mengira tinju itu akan mendarat ke wajahnya, dan ia yakin tinju itu akan mengenai tubuhnya. Tapi, Chu Huaijin tidak melakukannya. 

"Kenapa kau diam saja? Tidak segera kemari?"

Yan Yiren merasa tidak nyaman menjernihkan tenggorokannya, "Iya... aku datang."

Chui Huaijin yang tampan itu berdiri di ujung ranjang. Ia bertingkah seperti raja, lalu merentangkan tangan bersiap untuk dipakaikan baju.

Yan Yiren mengeluarkan baju dan celana dari lemarinya. Sesampainya di hadapan Chu Huaijin, Chu Huaijin memandangnya lurus.

Seketika Chu Huaijin mengangkat dagu Yan Yiren dengan jarinya, "Kau kurang pengalaman?

Yan Yiren tidak memperdulikan hinaan itu dan menjawabnya dengan santai, "Kau bercanda? Aku sudah melakukan banyak hal, jadi aku punya banyak pengalaman!" 

Tidak heran kalau Yan Yiren berbohong dalam kondisi seperti ini, meski dirinya sendiri juga tidak tahu alasan untuk harus berbohong di hadapan Chu Huaijin.

Yan Yiren dulu pernah membaca sebuah laporan, bahwa lelaki yang sulit mengendalikan emosinya menandakan ada ketidaksempurnaan pada karakternya. Khususnya tentang permasalahan cinta dengan orang lain.

Tanpa sadar, ia merasa Chu Huaijin lelaki yang cabul.

"Heh." Chu Huaijin tertawa lagi "Cepat."

Chu Huaijin sangat tinggi. Yan Yiren yang tingginya hanya 167 harus berjinjit memakaikan pakaian padanya. Benar-benar butuh tenaga yang ekstra untuk memakaikan pakaian.

Kepala Yan Yiren lelah akibat terus mendongak. Tangannya juga lelah karena terus mengulur. Akhirnya ia tidak tahan untuk mengeluh, "Untuk apa kau setinggi ini? Negara juga tidak akan memberimu subsidi."

"Kalau aku suruh kau untuk cepat, ya lakukan dengan cepat. Kenapa kau cerewet sekali?!" Punya seorang pembantu yang cerewet seperti ini, tentu membuat orang seperti Chu Huaijin sedikit kesal.

"Kalau mau cepat, menunduklah." Yan Yiren juga ikut mengomentarinya. Setelah baju sudah dipakai, lalu celana?

"Tuan Muda, angkat kakimu!"

Chu Huaijin mengangkat kakinya bergantian. Kedua kakinya berhasil memasuki celana, dan Yan Yiren menarik celana itu ke atas....