Feibi sudah sembuh. Chu Huaijin memutuskan untuk melepaskan Yan Yiren. Para pengawalnya pun membawa Yan Yiren ke kota sebelah.
Tidak ada jawaban apapun, akhirnya Yan Yiren melepas penutup mata itu.
'Hmmm bukankah ini di Ningcheng!?' Yan Yiren masih tidak percaya, ia menggosok-gosok matanya sebelum melihat lagi. Ia pun akhirnya yakin bahwa dirinya benar-benar di Ningcheng.
Yan Yiren di tinggalkan tepat di pinggir kota Ningcheng!
Tentu ia merasa sangat gembira akan hal ini. Setelah memahami bahwa tidak ada orang berbaju hitam lagi di sekelilingnya, ia pun segera naik taksi.
Ketika ia sudah naik taksi, ia masih khawatir karena tidak paham dengan maksud Chu Huaijin.
Kenapa tiba-tiba ia dibebaskan? Atau... apakah ada hal misterius yang merencanakan semua ini?
Hal itu, ia masih berusaha memahaminya. Satu-satunya yang pasti adalah sekarang ia harus segera pulang.
Namun, tidak ada uang sepeserpun yang dibawanya. Ia hanya memakai pakaian konyol pembantu yang berwarna hitam dengan kerah yang bergelombang. Rok yang dikenakannya pun tampak tebal tidak teratur dan ada celemek putih menempel di roknya.
Supir taksi yang sedari tadi beberapa kali memperhatikan penampilan aneh Yan Yiren. Ia seperti merasa Yan Yiren punya profesi khusus. Namun, ia masih menahan rasa ingin tahunya itu.
*****
Sesampainya di apartemen, hal pertama yang dilakukan Yan Yiren ialah melepas baju konyol itu lalu memasukkannya ke tong sampah. Lalu ia membuang semua isi tong sampah itu di luar apartemen.
Setelah mandi, ia pergi ke tetangga sebelah untuk meminjam ponsel dan menelepon Ji Hanjiang. Ia ingin melaporkan keselamatannya pada kekasihnya itu.
"Hanjiang, ini Yiren."
Dua hari dua malam Ji Hanjiang mencari Yan Yiren ke dalam maupun luar Ningcheng. Tiba-tiba mendapat telepon dari Yan Yiren, Ji Hanjiang tentu mengangkatnya dengan panik dan bertanya, "Yiren? Kau baik-baik saja? Kau sekarang dimana?!"
"Kau baik-baik saja, aku sekarang di apartemen..."
"Jangan kemana-mana, aku akan segera ke sana!" Setelah mengatakan itu, Ji Hanjiang langsung menutup telepon.
Setelah itu, Yan Yiren dengan sopan mengembalikan ponsel itu ke tetangganya dan kembali ke kamarnya.
Ji Hanjiang datang dengan cepat. Tidak sampai 20 menit, ia sudah tiba di apartemen Yan Yiren. Dengan terengah-engah, ia mengetuk pintu apartemen Yan Yiren.
Ia memegang kusen pintu dengan satu tangan dan berdiri di depan pintu. Dengan sedikit membungkuk, ia melihat kekasihnya ini, "Yiren..."
"Hanjiang, kau datang..."
Belum selesai bicara, Yan Yiren sudah dimasukkan ke dalam pelukan Ji Hanjiang. Dalam pelukan itu, Yan Yiren memukul-mukul dada Ji Hanjiang, namun pelukan itu justru semakin erat.
Pelukan yang sangat erat di punggung dan pinggang membuat Yan Yiren sulit bernapas.
"Hanjiang, aku..."
"Jangan bicara, biarkan aku memelukmu sebentar." Ji Hanjiang tidak memberi kesempatan Yan Yiren untuk bicara. Ia juga memendamkan kepalanya ke samping leher Yan Yiren.
Yan Yiren tersenyum. Akhirnya ia tidak bicara dan menyentuh punggung Ji Hanjiang.
"Kau pergi kemana? Aku tidak menemukanmu!" Ji Hanjiang mengangkat kepalanya memandang Yan Yiren. "Aku sudah mencari ke seluruh Ningcheng, tapi sangat sulit untuk menemukanmu. Sekarang, pertama kalinya aku merasa bahwa aku orang yang tidak becus untuk menjaga kekasihku sendiri."
"Ji Hanjiang, jangan bicara seperti itu." Hati Yan Yiren merasa terharu dengan ucapan kekasihnya. Ia pun menutup mulut Ji Hanjiang, "Aku tahu kau sangat khawatir, tapi ini bukan salahmu. Akulah yang menimbulkan masalah."
Karena jaraknya sangat dekat dengan Ji Hanjiang, Yan Yiren sampai tidak bisa melihat jelas matanya. Pupil hitamnya tampak berat, matanya memerah, wajahnya juga tampak lesu.
Tangan Yan Yiren bergetar. Ia mengusap perlahan wajah Ji Hanjiang. Ji Hanjiang adalah orang yang selalu memperhatikan penampilan. Bagaimana bisa ia sekarang tampak seperti ini.
Yan Yiren semakin yakin bahwa Ji Hanjiang benar-benar sangat mengkhawatirkannya.
"Sekarang kita tidak usah membicarakan hal yang tidak menyenangkan. Lihatlah, aku baik-baik saja." Yan Yiren melepas pelukannya, lalu tersenyum dan memutar tubuhnya, "Aku sungguh baik-baik saja."
Jakun Ji Hanjiang bergerak, "Benar kau baik-baik saja?"
"Untuk apa aku menipumu?" Yan Yiren kemudian menarik tangan Ji Hanjiang menuju ruang makan, "Aku baru saja membuat dua mangkuk mie. Kalau tidak segera dimakan, nanti mienya mengembang."