Pingsannya Nenek Yan membuat seluruh keluarga Yan panik. Setelah dilarikan ke rumah sakit, rasa panik itu pun tetap juga tidak hilang. Yan Ningkang pun marah. Bersamaan dengan itu, Yan Shudan ingin memperparah situasi ini dengan menjelaskan hal yang menyebabkan ibunya itu pingsan.
Yan Shudan memegang bahu ayahnya sambil merasa bersalah, "Aku tidak tahu orang yang menyuruhnya berbuat hal memalukan seperti itu. Lagi pula, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sebisanya aku menyembunyikan rahasia ini, akhirnya akan terbongkar juga."
Wajah Yan Ningkang yang mulanya tegang, jadi sedikit lemas mendengar cerita itu. Pada akhirnya, bagaimana bisa ia menyalahkan putri kesayangannya ini atas pingsannya Nenek Yan?
Kemudian, Yan Ningkang yang emosi, memanggil Yan Yiren yang sedang terpaku melihat ke arah ranjang neneknya, "Yan Yiren, ikut aku keluar!"
Merasa namanya dipanggil, perlahan Yan Yiren menoleh ke ayahnya, "Kalau kau ingin keluar, keluar saja sendiri. Aku tidak punya waktu untuk itu!"
"Melawan kau ya?!" Emosi Yan Ningkang memuncak lagi, ia menarik paksa putrinya itu keluar.
Yan Yiren menarik kembali tangan ayahnya, dan berdiri sambil memandangnya dengan tajam, "Setelah kau mendengar penjelasanku, belum terlambat untuk kau marah."
Yan Ningkang terdiam sejenak, "Yang kau lakukan sudah jelas, tidak perlu kau jelaskan lagi."
"Heh!" Yan Yiren tersenyum sinis. Matanya melihat ke ranjang neneknya, kemudian perlahan menatap Ruan Yufeng. Sekejap kemudian, tatapannya itu berlabuh ke Yan Shudan untuk mengatakan sesuatu. "Aku punya pacar, tapi pacarku bukan Presdir Chen yang sudah berkeluarga itu. Aku tidak melakukan tindakan tidak bermoral seperti kalian berdua."
Mendengar ucapan itu, Ruan Yufeng menutup mulutnya dan menggeleng tidak percaya, "Ningkang, lihatlah anakmu itu... aku tahu aku pernah menyakiti dia dan ibunya, tapi aku mencintaimu. Apakah ini salah?"
Yan Ningkang panik melihat istrinya, "Baiklah, nanti akan aku beri pelajaran padanya. Kau jangan menangis."
Yan Shudan lanjut memprovokasi, "Katamu kau punya pacar, tapi kau tidak menunjukkannya pada kami."
"Oke, akan kutunjukkan padamu sekarang juga." Yan Yiren pun terprovokasi oleh Yan Shudan. Yan Yiren mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, "Hanjiang, aku ada di Rumah Sakit Ren'ai. Kemarilah!"
"Yiren, kau sakit apa? Tunggu, ya, aku segera ke sana!" Jawab Hanjiang.
"Bukan aku. Nenekku pingsan. Sekarang ada di rumah sakit. Datanglah menjenguk Nenekku. Hati-hati di jalan, tidak perlu tergesa-gesa."
Setelah menutup telepon, Yan Yiren langsung duduk di kursi samping neneknya.
Yan Shudan menganga tidak menyangka atas panggilan orang yang disebut Yan Yiren, "Hanjiang? Ji Hanjiang?"
Yan Yiren pura-pura tidak mendengar.
Namun Yan Shudan memicingkan mata tidak percaya, "Mungkin hanya namanya saja yang sama. Tidak mungkin Ji Hanjiang dari keluarga Ji tertarik padamu."
Semudah itu Yan Shudan mengucapkannya, kata-katanya sangat menusuk hati.
Meski demikian Yan Shudan sempat mengakui bahwa kelebihan Yan Yiren adalah wajah dan pesona yang tidak sanggup dijangkaunya.
Dalam tangga peringkat kekayaan, keluarga Yan berada di tangga yang paling bawah, tidak ada bandingannya dengan keluarga Ji.
Dua puluh menit kemudian, Ji Hanjiang datang.
Pengawal Ji Hanjiang yang jarang dibawanya, membantu Ji Hanjiang membawa makanan yang bernutrisi tinggi.
Kemudian Ji Hanjiang menghampiri Yan Yiren dan memegang pundaknya, "Jangan khawatir, Yiren, Nenekmu akan baik-baik saja."
Kedatangan Ji Hanjiang membuat Yan Ningkang, Ruan Yufeng dan Yan Shudan tercengang dan terlihat bodoh.
Yan Ningkang dengan cepat menyapanya, "Halo Tuan Muda, saya Yan Ningkang. Dulu kita pernah bertemu saat saya pernah menawarkan proyek pada perusahaan Ji, Anda ingat?"
Yan Ningkang yang mengulurkan tangan berniat untuk berjabat tangan. Namun, pandangannya kali ini hanya dibalas dingin oleh Ji Hanjiang. Setelah terdiam beberapa saat, Ji Hanjiang berujar sangat lembut, "Ternyata Anda Ayahnya Yiren. Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini, tapi sebagai kekasih putri Anda, saya tidak bisa membiarkan kekasihku dirundung oleh Istri Anda dan Kakak Tirinya."
Ruan Yufeng yang mendengar hal itu tentu merasa tersinggung. Padahal ia pernah mencoba merencanakan sesuatu untuk menyuruh orang menyatukan Ji Hanjiang dengan putrinya. Tidak disangka, Yan Yiren menjadi penghalang atas usahanya.
Ruan Yufeng tidak terima akan kenyataan ini. Ia pun membalas ucapan Ji Hanjiang, "Tuan Muda, kami tidak mungkin merundung Yiren. Sepertinya ini ada kesalahpahaman."