Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 14 - Masih Cinta

Chapter 14 - Masih Cinta

Hati Yan Yire merasa bimbang karena telah menolak ajakan Ji Hanjiang untuk bercinta dengannya. Ia pun menelepon Ling Yunhuan yang sepertinya masih ikut berpesta dengan para atasannya.

Pada akhirnya, Yan Yiren mengkhawatirkan Ling Yunhuan.

Bila Ling Yunhuan sering berpesta bir seperti itu tapi tidak mabuk, tentu dirinya tidak akan merasa khawatir. Tapi kalau gadis itu mabuk, bukankah itu sama saja membuat dirinya dalam masalah?

"Yiren, kau semakin mengomel saja." Ling Yunhuan terkekeh, "Aku gadis cerdas, tidak ada yang bisa memanfaatkanku. Cepat katakan, ada apa kau meneleponku?"

Yan Yiren tampak keberatan untuk mengatakannya. Akhirnya Ling Yunhuan mengancam, "Kalau kau tidak segera bicara, aku tutup teleponnya!"

"Ehm... ini tentang hubunganku dengan Ji Hanjiang..."

Setelah mengatakan itu, hati Yan Yiren kembali bimbang pada dirinya, "Yunhuan, menurutmu, kalau aku terus mempertahankan keperawananku, apakah aku terlalu..."

"Tidak." Ling Yunhuan semakin menegaskan, "Yiren, yang kau lakukan itu benar. Perempuan harus menjaga kesuciannya, seperti halnya yang Ibumu katakan. Kalau Ji Hanjiang mencintaimu, dia tidak akan memaksamu melakukan itu sebelum waktunya. Selain itu, harusnya dia juga memahami maksudmu."

"Tapi, aku selalu merasa kejam padanya..."

"Apanya yang kejam?" Tawa Ling Yunhuan semakin kencang, "Lelaki itu, ketika dia tidak bisa menahan nafsunya, ia bisa mengatasinya."

Yan Yiren terkejut, "Yunhuan, bagaimana kau bisa mengerti banyak hal?"

Ling Yunhuan sejenak terdiam, lalu tersenyum, "Akhir-akhir ini aku punya pacar, jadi aku tahu banyak. Berbeda denganmu, sampai sekarang masih sedikit saja wawasanmu."

"Yunhuan, kau jahat, kau punya pacar tapi tidak mengenalkannya padaku lebih dulu." Yan Yiren tidak paham dengan lelucon Ling Yunhuan.

"Dia tidak sebagus Ji Hanjiang. Dia juga tidak begitu hebat, jadi aku masih harus memperhatikannya dalam beberapa waktu ini. Kalau ada waktu yang tepat, aku akan mengajaknya bertemu denganmu."

*****

Satu minggu kemudian, Tepatnya saat bulan baru telah muncul. Hari itu juga sekaligus peringatan hari kematian ibu Yan Yiren.

Hari ini, ia izin tidak masuk kerja. Ia pergi ke toko bunga membeli seikat bunga aster kesukaan ibunya, kemudian pergi ke makam ibunya.

Yan Ningkang memang bajingan, tapi tidak dengan Nenek Yan. Ketika ibu Yan Yiren meninggal, Nenek Yan menghabiskan banyak uang untuk memakamkan menantunya itu di pemakaman terbaik di Ningcheng, dan dimakamkan di posisi yang terbaik menurut ramalan feng shui.

Langit seperti paham dengan hal yang akan dilakukan Yan Yiren. Ia tertutupi awan mendung, dan gerimis menyirami bumi.

Yan Yiren tidak membawa payung. Ia datang sendirian ke makam ibunya. Ia meletakkan bunga aster itu di depan batu nisannya.

"Ibu, aku datang mengunjungimu."

Yan Yiren suka pada keindahannya tapi ia juga merasa takut saat kemunculan bulan baru.

Dalam ingatannya, bulan baru jarang sekali memberinya kasih sayang. Ketika melihat anak lain terjatuh, ibu anak itu pasti menolong dan memeluknya.

Tapi bulan baru tidak. Si bulan baru itu hanya melihat dari langit-langit dengan keindahannya. Ia hanya memberitahu pada Yan Yiren bahwa ketika jatuh, Yan Yiren harus belajar untuk bangkit sendiri, tidak ada orang yang bisa selamanya berada di sisinya dan membantunya bangkit.

Kemudian, demi kepatuhan pada ibunya, ia bekerja keras. Ia juga melaksanakan permintaan ibunya untuk serius belajar dan menjadi orang yang cerdas dalam menyelesaikan masalah.

Suatu hari pernah terjadi sesuatu, ibunya pernah depresi dan mengurung diri di kamar selama berhari-hari.

Semakin lama, pertengkaran antara ibu dan ayah Yan Yiren semakin sering terjadi, ayah Yan Yiren pun juga semakin jarang pulang ke rumah.

Gosip yang dikatakan dari pelayannya membuat Yan Yiren tahu bahwa ayahnya memiliki selingkuhan.

Dari pertengkaran orang tuanya itu, Yan Yiren jadi tahu bahwa selingkuhan ayahnya itu adalah mantan kekasih ayahnya. Sebelum orangtua Yan Yiren menikah, ayahnya dan selingkuhannya itu ternyata masih ada rasa cinta, bahkan mereka punya buah hati yang lebih tua dari Yan Yiren.

Pernikahan yang tidak bahagia itu membuat sakit ibu Yan Yiren semakin parah, hingga pada akhirnya ia pun meninggal dunia.

Setelah itu, ayahnya membawa selingkuhannya beserta buah hatinya, Ruan Yufeng dan Yan Shudan. Sejak itu, Yan Yiren tahu arti kata 'benci'.

Ketika Yan Yiren dewasa, ia jadi tahu banyak soal ibunya dari Nenek Yan. Ia pun menjadi lebih sedih pada ibunya.