Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 40 - Penjelasan

Chapter 40 - Penjelasan

Assalamu'alaikum readers...

Selamat Idul Fitri ya buat yang merayakan

Mohon maaf lahir batin

Tetap dirumah dan jaga jarak...

Sehat dan selamat readers...Aamiin

________________________________________________________

" Karena jika kamu telah menikah denganku, aku tidak akan pernah melepaskan kamu sampai kapanpun! Apapun yang terjadi aku akan mempertahankannya!" tutur Brian lagi dengan wajah serius.

" Baik! Aku akan mendengarkan!" jawab Fatma setelah beberapa saat mereka terdiam.

" Baiklah! Aku bisa pastikan jika apa yang aku ceritakan ini adalah sesuatu yang jujur, tidak aku tambah ataupun kurangi!" kata Brian.

" Ok!" sahut Fatma.

" Bismillahirraḥmanirraḥim! Ashy adalah anak dari Bosku dulu di London. Dia memang suka dan cinta sama aku, tapi aku tidak pernah memiliki rasa padanya!" kata Brian. Fatma menghela nafas sejenak.

" Saat dia bilang cinta dulu sama aku itu adalah 5 tahun yang lalu. Aku bilang padanya datanglah 5 tahun lagi! Tapi bukan dengan arti aku akan menikah dengannya, tapi aku mau dia belajar dengan giat hingga bisa membantu perusahaan papanya saat ini!" Brian menghentikan ceritanya, karena dia merasa sedikit pusing.

" Jika kamu merasa tidak sehat, kita lanjutkan besok lagi!" sela Fatma.

" Tidak, Za! Aku mau malam ini semua selesai! Aku tidak mau lagi menunda dan membuat hatimu bimbang pada diriku!" sahut Brian.

" Ok! Tapi pelan-pelan saja!" ucap Fatma sedikit khawatir akan kesehatan Brian.

" Iya! Lalu dia datang menuntut cinta dariku, tapi aku menjelaskan semuanya dan dia kecewa! Lalu dia pergi ke club dan minum dengan teman-temanku! Itulah awal dari malapetaka ini! Mereka dengan brengseknya memperkosa Ashy yang tak sadarkan diri secara bergantian!" tutur Brian lalu memejamkan matanya menyesali semuanya.

" Kebetulan saat kejadian itu aku berada di Hotel karena mengantuk sekali dan aku sendiri dikamar! Ditambah pesan yang terakhir kali Ashy kirim adalah padaku!" kata Brian datar. Fatma masih saja bimbang dengan hatinya, tapi dia teringat apa yang diceritakan oleh Danis adalah sama persis dengan apa yang dikatakan Brian.

" Kenapa kamu tidak pulang kerumah waktu itu?" tanya Fatma.

" Saat itu kamu sedang marah padaku, kamu ingat?" tanya Brian.

" Ya!" jawab Fatma singkat.

" Saat ini Danis sedang mencari kedua orang yang aku duga sebagai tersangkanya!" kata Brian dengan menguap, sepertinya dia mengantuk akibat obat dan suntikan dari Soni.

" Istirahatlah!" kata Fatma yang mendengar suaminya menguap.

" Tidak! Kamu akan meninggalkanku lagi nanti!" kata Brian.

" Aku masih akan disini!" jawab Fatma.

" Kamu janji?" tanya Brian dengan wajah khawatri.

" Ins Yaa Alah! Aku janji!" jawab Fatma, lalu perlahan tapi pasti mata Brian sudah tidak dapat lagi ditahan, dia tertidur dengan nyenyak. Fatma kemudian keluar dari kamar dan duduk di ruang sebelah. Dilihatnya buku-buku yang ada di atas rak tersebut, kebanyakan buku tentang bisnis dan filsafat. Fatma duduk di sebush single sofa dan meraih ponselnya, dia mengirimkan sms pada kepala sekolahnya untuk meminta maaf atas ketidak hadirannya akhir-akhir ini di sekolah.

@ Assalamu'alaikum Ustadzah!

@ Maaf sebelumnya, saat ini sampai beberapa hari ke depan saya tidak akan bisa mengajar dengan rutin, karena ada permasalahan yang harus saya selesaikan...tapi saya masih akan menyelesaikan segala tugas saya

Tulis Fatma di ponselnya

@ Wa'alaikumsalam ustadzah, iya, silahkan, saya akan memberikan ijin pada ustadzah untuk menyelesaikan urusan tersebut,

balas chusnul

@ terima kasih atas perhatiannya...Assalamu'alaikum

tuis Fatma lgi

@ sama-sama, wa'alaikumsalam

Fatma mematikan ponselnya dan mengeluarkan sebuah buku, dia asyik menulis dalam buku tersebut.

Brian yang tertidur dengan lelap, seketika tersentak kaget. Dia menatap ke sekeliling kamarnya, tidak dilihatnya sosok yang dicarinya. Kemana kamu? Apa kamu mengingkari janjimu? batin Brian. Tubuhnya sudah terasa enak akibat suntikan dan obat yang ditelannya tadi. Brian beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju ke arah pintu kamarnya. Saat dia membuka pintu, ternyata Fatma juga akan membuka pintu kamr tersebut.

" Kamu sudah bangun?" tanya Fatma reflek.

" Iya! Aku kira kamu..."

" Pergi?" sahut Fatma.

" Iya!" jawab Brian.

" Janji adalah hutang, aku tidak mau nanti kamu akan menagihnya di akhirat!" jawab Fatma. Brian menatap istrinya itu, allu dia berjalan duduk di sofa.

" Apa kamu sudah memikirkan apa yang aku minta?" tanya Brian pada Fatma yang duduk di atas ranjang.

" Beri aku waktu!" jawab Fatma." Lagi?" tanya Brian.

" Iya!" jawab Fatma.

" Aku tidak punya waktu, Za! Lusa adalah sidang perdanaku! Dan kita tidak akan bisa lagi bicara berdua seperti ini!" tutur Brian. Fatma mengernyitkan dahinya.

" Kenapa?" tanya Fatma.

" Karena lusa aku akan kembali masuk ke dalam sel tahanan sampai aku terbukti tidak bersalah!" jawab Brian yang menyebabkan mata Fatma terbelalak karena kaget.

" Jadi kamu akan kembali di sana!" tanya Fatma. Brian menganggukkan kepalanya. Suasana hening yang tercipta di dalam kamar itu seketika hilang saat hujan turun dengan derasnya. Sontak Fatma berdiri dan berjalan ke arah pintu balkon yang belum tertutup. Hujan disertai angin yang terjadi siang itu cukup membuat pintu kamar Brian sedikit susah ditutup akibat hembusan kuat dari angin yang berada di luar. Brian yang melihat istrinya mengalami sedikit kesulitan, akhirnya beranjak dari kursinya dan membantu Fatma menutup pintu itu. Brian melihat pakaian istrinya yang basah karena air hujan. Tiba-tiba petir menyambar di angkasa dan seperti biasanya, Fatma akan berteriak akibat bunyi petir tersebut.

" Aaaaaaaa!" teriak Fatma yang dengan cepat bersembunyi di dada Brian. Sontak Brian memeluk istrinya tersebut untuk menenangkan dia. Dielusnya punggung Fatma dan di kecupnya puncak rambut istrinya tersebut. Fatma merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Brian. Perlahan Brian menangkup wajah Fatma agar menatap wajahnya, lalu dengan lembut di kecupnya kembali bibir ranum Fatma. Sama seperti kecupan pertama mereka, mereka melakukannya tanpa ada nafsu sama sekali. Wajah Fatma seketika memerah akibat kecupan tersebut, lalu dia menundukkan kepalanya setelah Brian melepas kecupan tersebut. Brian tidak mau tergesa-gesa jika berhubungan dengan Fatma, karena dia sangat mencintai dan menghormati wanita tersebut.

" Apa kamu sangat takut dengan petir?" tanya Brian. Fatma menganggukkan kepalanya dengan mata terpejam. Pikirannya berkelana ke beberapa tahun yang silam. Saat dimana dia sedang bermain petak umpet dengan temannya. Waktu itu pagi hari, saat sedang bermain tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya dan Fatma kecil. Saat dia berlari untuk pulang, ada petir menyambar sebuah pohon dan pohon tersebut langsung patah dan hampir menimpa Fatma jika saja Abi tidak lebih dulu menyambar tubuhnya. Sejak saat itu jika ada petir menyambar, dia pasti merasa ketakutan.

" Aku akan menjagamu dari petir bahkan apapun yang akan menimpamu!" kata Brian menenangkan istrinya. Fatma tersenyum bahagia mendengar ucapan Brian.

" Kita shalat Azar!" kata Brian yang samar mendengar suara adzan dari masjid di sekitarnya.

" Astaghfirullah! Maaf!" ucap Fatma seketika dan berlari ke dalam kamar mandi karena malu. Brian menatap istrinya itu dengan gemas dan merasa lucu dengan tingkah malu-malunya. Didalam kamar mandi Fatma menatap wajahnya ke dalam cermin, dilihatnya kedua pipinya bersemu merah. Ah! Kenapa dengan wajahku yang mememanas ini? batin Fatma malu. Kemudian dia mengganti pakaiannya dengan longdress yang tadi dipakainya. Brian duduk di sofa sambil menunggu istrinya keluar dari kamar mandi.