" Baik, Nyonya!" jawab Danis, lalu Danis membukakan pintu mobil dan Fatma keluar dari mobil. Danis memarkirkan mobilnya dulu di seberang jalan, lalu menemui Fatma yang duduk di lobby gedung apartement. Fatma melihat Danis masuk, lalu dia berdiri dan menuju ke lift untuk naik ke apartement Brian.
" Top Floor!" kata Fatma pada porter yang bernama Andi.
" Baik, Nyonya!" jawab Andi dengan tersenyum. Danis menatap Andi dengan pandangan tidak suka, segera Andi menekan tombol TF dan menundukkan kepalanya. Mereka sampai di lantai atas beberapa saat kemudian.
" Silahkan, Nyonya!" kata Danis. Fatma menganggukkan kepalanya dan keluar dari lift, dia berjalan ke ujung lantai sementara Danis turun ke lantai dasar. Fatma telah sampai di depan apartement Brian, lalu menekan bel.
" Ya?" wajah seorang pria muncul di layar intercome yang terpasang di dinding dekat pintu.
" Saya mau ketemu Pak Brian!" kata Fatma.
" Maaf! Tuan sedang tidur, jadi tidak bisa diganggu!" kata Wardi yang tidak tahu jika Fatma adalah istri Brian. Fatma mengambil ponsel dari dalam tasnya, dia menekan nomor ponsel Danis.
- " Halo, Nyonya!" -
" Assalamu'alaikum!"
- " Wa'alaikumsalam!" -
" Apa kamu tidak memberitahu jika aku akan datang? Wardi tidak mengizinkanku masuk!"
" Apa? Beraninya dia! Saya akan menelponnya, Nyonya!" -
" Jangan memarahi dia!"
- " Iya, Nyonya!" -
" Assalamu'alaikum!"
- " Wa'alaikumsalam!" -
Fatma mematikan panggilannyaa, beberapa menit kemudian, pintu apartement terbuka dan terlihat wardi menundukkan kepalanya.
" Maafkan saya, Nyonya! Saya tidak tahu jika Nyonya adalah istri Tuan!" kata Wardi ketakutan.
" Tidak apa-apa! Assalamu'alaikum!" sapa Fatma Fatma.
" Wa'alaikumsalam!" jawab wardi. Fatma tersenyum dan masuk ke dalam apartement. Dilihatnya Isma sedang membersihkan dapur.
" Mbak Isma!" sapa Fatma.
" Ny...nyonya?" sahut Isma kaget.
" Kenapa kamu kaget?" tanya Fatma.
" Nggak apa-apa, Nyonya!" jawab Isma.
" Apa suamiku ada di kamarnya?" tanya Fatma.
" Iy..iya, Nyonya! Tapi.."" Tapi apa?" tanya Fatma mengerutkan keningnya.
" Itu, Nyonya...anu..."
" Apa, Mbak Is? Ngomong aja!" kata Fatma tersenyum melihat Isma yang gugup melihatnya.
" Mbak Ula mana?" tanya Fatma. Isma terkejut karena Fatma tahu tentang Ula.
" Tadi kata Danis kalian bertiga!" kata Fatma. Isma hanya terdiam dan melihat ke lantai dua.
" Apa dia diatas?" tanya Fatma pada Isma, Isma menganggukkan kepalanya pelan. Dengan cepat Fatma naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar suaminya. Betapa kagetnya saat dia melihat Ula sedang meraba perut Brian dan mengecup dadanya yang perlahan tangannya siap memasuki celana suaminya itu. Entah kenapa Brian hanya terdiam saja tidak merasakan sama sekali.
" Ula!" teriak Fatma. Tapi dengan santainya Ula menatap Fatma dengan senyum sinisnya. Dia malah meletakkan kepalanya di tangan Brian.
" Siapa kamu? Sok suci sekali memakai pakaian seperti itu!" kata Ula.
" Turun dari tubuh suamiku!" kata Fatma.
" Apa? Suami? Tuan sexy tidak pernah bilang kalau dia menikah!" jawab Ula santai. Brian yang mendengar teriakan Fatma merasa kepalanya pusing, dia bergerak sedikit, dengan cepat Ula memijit kepala Brian.
" Tuan sexy! Aku akan memijitmu seperti biasa jika kamu sakit kepala!" ucap Ula dengan suara yang dibuat sexy.
" Brian, bangun!" teriak Fatma yang merasa jijik dengan kelakuan Ula. Brian kaget mendengar suara Fatma.
" Za? Apa itu kamu?" tanya Brian.
" Buka mata kamu!" kata Fatma.
" Brian yang begitu senang mendengar suara istrinya, meski kepalanya sakit membuka lebar matanya dan dia kaget saat dilihatnya dada Ula yang seperti ingin keluar itu di depan matanya.
" Ula! Hentikan!" teriak Brian mendorong tubuh Ula hingga terjatuh ke belakang.
" Tuan sexy!" ucap Ula.
" Apa kamu sudah gila? Berani sekali kamu melakukan itu! Wardiiii!" teriak Brian dengan marah.
" Wardiiii!" teriak Brian lagi.
" Saya, Tuan!" jawab Wardi yang telah berdiri di belakang Fatma.
" Bawa wanita gila ini!" suruh Brian dengan wajah menggelap.
" Maafkan saya Tuan! Saya hanya ingin mengabdi pada Tuan! Saya rela Tuan jadikan apa saja, asal saya bisa dekat sama Tuan!" ronta Ula saat Wardi memegang kedua lengannya dan menyeretnya.
" Ayo, Ula! Jangan membuat Tuan tambah marah!" kata Wardi.
" Tuannn!" teriak Ula yang ditarik Wardi keluar dari kamar Brian. Fatma sebenarnya kasihan melihat Ula yang diperlakukan seperti itu, tapi dia sangat marah dengan perbuatan Ula pada Brian yang sedang tidak sadar. Brian hendak bangkit dari ranjang, tapi tubuhnya seketika oleng saat akan berdiri, Fatma dengan cepat berlari untuk menahan Brian agar tidak terjatuh ke depan. Tubuh Brian lunglai di pelukan Fatma.
" Mbak Isma!" teriak Fatma.
" Mbak Isma!" teriak Fatma lebih keras.
" Saya Nyonya!" kata Isma yang berdiri di depan kamar.
" Bantu saya!" kata Fatma.
" Iya, Nyonya!" jawab Isma. Fatma dan Isma menidurkan kembali Brian yang sepertinya pingsan.
" Kenapa dia begini?" tanya Fatma pada Isma.
" Tuan seharian tidak makan dan semalaman tidak tidur!" jawab Isma.
" Apa? Tapi kenapa?" tanya Fatma.
" Saya tidak tahu, Nyonya!" jawab Isma lagi.
" Kamu boleh pergi!" kata Fatma.
" Permisi, Nyonya!" jawab Isma lalu meninggalkan Fatma sendiri dengan Brian. Fatma memegang kening Brian. Masya Allah! Panas! batin Fatma. Dia meraih ponselnya dan menelpon Danis.
- " Halo, Nyonya!" -
" Assalamu'alaikum!"
- " Wa'alaikumsalam! Ada apa, Nyonya?" -
" Panggilkan dokter pribadi Bosmu! Tubuhnya panas sekali!"
- " Iya, Nyonya! Saya akan menelpon Dr. Soni, dia dokter pribadi Bos!" -
" Aku tunggu! Assalamu'alaikum!"
- " Wa'alaikumsalam!" -
Fatma mematikan panggilannya dan meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu pergi ke kamar mandi dan mengambil waslap dan baskom untuk mengompres Brian. Fatma meletakkan waslap ke dahi Brian tanpa melihat wajah Brian lama-lama. Tok! Tok!
" Nyonya! Dokter Soni sudah datang!" kata Isma.
" Masuk saja, Mbak Is! Pintu tidak dikunci!" jawab Fatma.
" Silahkan, dokter!" kata Isma pada Soni.
" Apa maksudmu dengan Nyonya? Apa mama Tante Iris yang di dalam? Bukannya dia baru saja sembuh dari sakit?" tanya Soni heran.
" Bukan, Dokter! Itu Nyonya istri dari Tuan!" jawab Isma.
" Apa? Istri? Sejak kapan dia...aku harus menanyakan padanya!" kata Soni dengan rasa penasarannya. Dibukanya pintu kamar Brian dan dilihatnya seorang wanita berhijab sedang meletakkan kompres di dahi sepupunya itu." Maaf! Anda siapa, ya?" tanya Soni. Fatma berdiri dan sekilas memandang Soni lalu menundukkan kepalanya.
" Assalamu'alaikum! Saya istri Brian, Zahirah!" jawab Fatma dengan sopan. Astaga! Darimana si brengsek itu mendapatkan wanita yang soleha, lembut dan cantik ini? batin Soni.
" Wa'alaikumsalam!" jawab Soni kaget.
" Silahkan dokter memeriksanya!" kata Fatma pelan.
" Eh, iya!" jawab Soni yang terpukau oleh pesona Fatma. Fatma berdiri dan berputar ke sisi sebelah, karena Soni akan memeriksa Brian di tempatnya tadi. Soni memeriksa sepupunya itu dengan teliti.
" Bagaimana, dok?" tanya Fatma saat Soni selesai memeriksa.
" Penyakit lambungnya kambuh! Tubuhnya dalam keadaan lemah, hingga tubuhnya menjadi panas begini! Saya sudah memberikan suntikan!" tutur Soni.
" Apa perlu dibawa ke RS?" tanya Fatma.
" Nggak perlu! Yang penting jika dia bangun suruh minum obat dan makan!"jelas Soni.
" Trima kasih, dokter!" ucap Fatma. Soni masih memperhatikan Fatma tanpa berkedip.
" Apa lo mau gue bikin buta?" tiba-tiba suara Brian terdengar mengerikan.