Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Suara Ku Berharap

🇮🇩LafaLova
--
chs / week
--
NOT RATINGS
49.7k
Views
Synopsis
Berawal dari suara merdu yang aku dengarkan ketika aku sedang menjemur pakaian. Sampai akhirnya aku mengetahui identitas pemilik suara merdu itu. Sosok yang menutup diri kepada seorang cewek. Gayanya angkuh tapi kelakuannya jail, setiap hari ada saja tingkahnya yang membuat aku geram. Tapi lama-lama aku menyukainya. Aku memang tak bisa membohongi mereka, hampir setiap hari aku jadi bulan-bulanan mereka karena aku dituduh menyukainya. Padahal umurnya jauh dibawahku, mana mungkin aku menyukai seorang brondong. Tapi ternyata dia jauh lebih dewasa dariku, memangnya perbedaan umur tidak boleh jatuh cinta?
VIEW MORE

Chapter 1 - #1 Suara Tegas

#POV Pawla

Di Asrama

"Ah sial bunyi toa itu sangat nyaring ditelinga, hampir saja telingaku rusak gara-gara mendengar bunyi itu berkali-kali"

Seorang security sedang menyalakan bunyi sirine dari toa, untuk memanggil siswa agar segera berkumpul dilapangan. Sehingga salah satu siswa protes kepada security tersebut.

"Pak bisa ga sih kecilin volume toa itu"

"Kamu berani ngatur-ngatur saya?"

"Maaf pak, bukannya begitu. Lagian kita udah pada kumpul nih dilapangan"

"Tapi kan saya manggil yang lainnya, bukan cuma kamu doang"

"Iya sih pak... Tapi kan, mereka juga udah denger dan pasti lagi buru-buru kesini"

"Diam aja disitu ya dek, ini semua demi kedisiplinan"

"Huh bapak, gimana sih tapi kan berisik"

Ekspresi sinis dari security itu membuat siswa yang lainnya menjadi kesal.

"Siap grakk!!! Kalian semua harus disiplin, ini baru hari pertama masuk asrama kalian udah berleha-leha"

"Siap pak!!" sahut seluruh siswa yang sedang berbaris dilapangan.

"Kalian disini akan dijadikan alumnie yang disiplin dan berkompeten, kalian siap mengikuti tata tertib disini?"

"Siap mengerti!!"

"Suaranya lembek banget, mana suaranya siapnya"

"Siiapp mengerti.. !!!" Suara kompak dari siswa.

"Sebelum memulai aktivitas, ada baiknya kita mulai dengan berdo'a. Berdo'a sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dimulai "

"Aaminn..."

...

Lima putaran sudah, seluruh siswa mengelilingi area asrama. Dilanjutkan dengan latihan kemiliteran seperti push up, sit up, sampai telentang dibawah sinar matahari.

Aku "Kita udah 2 tahun disini, masih aja yaa kena pelatihan militer begini"

"Iya nih, gue kira siswa baru aja yang kena" sahut Siska hukuman.

Rindy "entahlah kebijakan sekolah emang kayak gini"

Sekitar 1 jam pelatihan kemiliteran selesai, setelah itu para siswa dipersilahkan mengantri untuk mengambil makanan ringan.

Rindy "Eh paw, anterin gue ke toilet yuk..."

Aku "Dih entar dulu lah..... kita kan lagi ngantri nih"

Rindy "Udah kebelet nih gue, plisss"

Aku "Sendiri aja deh lu, bisa kan???"

Rindy "Lu kan tau gue penakut"

Aku "Ya ampun Rindy masih pagi begini, msa takut???"

Rindy "Pliss banget Paw"

Aku "Yaudah deh ayoo, tapi izin dulu tuh ke security"

Rindy "Iya iya... entar gue yang bilang"

Lalu Rindy menghampiri security dan izin bahwa dia ingin ke toilet bersamaku, dengan memohon mohon akhirnya dizinkan.

Sebelumnya perkenalkan namaku, Pawla sering dipanggil Paw. Aku adalah orang yang gengsian, keras kepala, tapi aku sangat perduli dengan teman-temanku. Sehingga banyak teman-teman yang menghargai sikapku.

Lalu Rindy adalah teman sekamarku, dia adalah sosok yang penakut. Tapi hobby nya adalah menonton film horor. Mungkin karena dia kebanyakan nonton film, sehingga imajinasinya terbawa ke realita. Dia cantik dan energik, sehingga banyak lelaki yang menyukainya.

Selain Rindy, ada juga Siska dan Bila. Aku dan. ketiga temanku tidur dalam satu kamar. Karena di Asrama kami disediakan 4 kasur dalam sekamar.

Aku sekelas dengan Rindy dan Bila, yaitu kelas bahasa. Sedangkan Siska berbeda kelas RPL.

Setelah mengantar Rindy ke toilet, aku dan Rindy ingin kembali ke barisan antrian. Tapi barisan kelas kita berdua sudah lewat dan sisa barisan kelas X lelaki. Mau tak mau kita bergabung dalam barisan tersebut.

"Ehem... ehem... neng kok masuk ke barisan kita sih.." Kami berdua digoda oleh salah satu siswa kelas X.

"Numpang ya numpang, barisan kita udah lewat soalnya" sahut rindy.

"Sini neng ditengah aja, biar duluan" kata siswa lelaki.

"Gausah deh disini aja" sahut rindy gugup.

Lalu Rindy berbisik padaku.

"Gila ya nih adek kelas songong banget godain kita"

"hahaha... resiko lah punya tampang baby face" sahutku.

"makasih loh"

"Maksudnya tuh gue yang mukanya kayak baby "

"Eit gue juga sama dong"

Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang mencolek pundakku.

"Mba... mba... ngapain disini?" tanyanya heran.

"Astaghfirullah kaget... Ehh ini kita lagi ngantri..." jawabku spontan.

"Kok ngantri disini, inikan barisan cowok"

"Kita tuh abis dari toilet, trus barisan kita udah kelewat jadi terpaksa deh disini"

"Oh... emang boleh disini?" Tanyanya dengan nada yang sinis.

"Ya bolehlah siapa yang mau ngelarang sih, ini kan bebas"

"Eh eh jelas ada yang ngelarang lah mba, ini kan barisan kelas saya..."

"emang situ siapa, kok bisa-bisanya ngelarang?"

"Saya kan ketua kelasnya mba.."

"Hmm...masa sih? terus gimana dong kalo ga boleh gabung, ini kan udah terakhir banget barisannya"

"Ya udah.... Gak usah sewot mba, wong saya cuma mau pindah ke depan. Kalo mau antri yo monggo...." sambil menyumbingkan senyumnya tipis.

"Iiihh ga jelas..." jawabku ketus.

Lalu dia menuju barisan paling depan. Sedangkan aku sudah terlanjur badmood dengan sikap cowok itu. Bisa-bisanya dia tak tahu kalau aku adalah kakak kelasnya.

Rindy "Hahaa galak banget sih lu, sabar.... sabar..."

Aku "Lagian ga jelas banget ya, kita kan baris udah paling ujung banget ini. Masa ga boleh sih."

"Mba sabar mba, saya aja kurang suka sama ketua kelas saya" sahut salah satu siswa kelas X.

Aku "Modelan begitu jadi ketua kelas, yang ada ngeselin"

Rindy "Tapi ganteng kan hahaha"

Aku "Ya ampun rindy, didalam otak lu isinya ganteng ganteng doang"

Rindy "Iyalah... dia tuh mirip opa-opa Korea"

Aku "Hueekk"

Rindy "Heh, inget ya jangan terlalu benci sama orang yang baru dikenal.... entar kalo kebalikan jadi suka gimana?"

Barisan kelas X sudah mulai mengambil makanan, aku dan Rindy benar-benar berada dibarisan terakhir. Untungnya makanan ringan tersebut masih tersisa untuk kita berdua.

"Lah kok terakhir neng" kata ibu-ibu yang memberikan makanan.

"Iya nih Bu, abis nganter temen saya nih si penakut ke toilet" sahutku rada kesal.

"Oalah gitu toh..."

Lalu Rindy hanya tersenyum saja.

"Lu berdua lama banget ke toiletnya" tanya Bila.

"Gak lama kok, tadi kan kita ikut barisan terakhir"

Akhirnya aku dan Rindy bisa duduk dibarisan kelasku. Sebelum makan, seluruh siswa harus membaca do'a terlebih dahulu.

Makannya harus bersama-sama dan selesai dalam waktu yang singkat.

Setelah makan, seluruh siswa boleh dipersilahkan untuk istirahat dan kembali ke asrama. Lalu aku dan teman-teman menuju kamar.

Rindy "Eh Bil tau ga sih, tadi tuh ada adek kelas yang ganteng mirip opa Korea gitu"

Bila "Serius lu? Emang dia anak kelas berapa?"

Rindy "kelas X sih, ganteng bingit duh matanya sipit, kulitnya putih, walaupun hidungnya ga terlalu mancung sih"

Aku "Halah ganteng apaan, orang ngeselin begitu...!!"

Bila "hah? ngeselin gimana Paw maksudnya"

Aku "Masa tadi kita baris dikelasnya ga boleh, mentang-mentang dia ketua kelas"

Rindy "Iiiih dia tuh cuma bercanda kali Paw"

Aku "Bercanda kok ngegas sih"

Rindy "Kayaknya engga deh, lu nya aja yang baper"

Bila "Sssttt ini gimana sih ceritanya, yang jelas dong"

Aku "Gini loh Bil, tadi kan gue sama rindy emang ketinggalan barisan. Eh dia tau-tau nongol dibelakang gue kayak marah gitu"

Rindy "Salah paham lu tuh, ga gitu maksudnya"

Aku "Udahlah bodoamat, bete gue tuh gara-gara adek kelas songong. Oya Rindy gue bilangin ya, kalo suka sama opa-opa sewajarnya lah. Masa lu samain kek orang itu sih"

Rindy "Biarin lah, awas lu kalo suka juga sama dia"

Aku "No no no....!!! kayak ga ada cowok lain aja sih, diasrama tuh buanyak cowok ganteng"

Rindy "Tapi setau gue, yang kek opa-opa dia doang. Lu mesti ketemu Bila"

Bila "Lah mana gue tau, yauda entar lu kasih tau gue dikelas apa"

Rindy "Siip besok ya kalo kumpul dilapangan"

Lama kelamaan aku merasa jenuh mendengar pembicaraan mereka tentang cowok itu, yang katanya mirip opa-opa korea. Tapi aku tetap saja kesal gara-gara kejadian beberapa saat lalu.

Tok tok.. Assalamualaikum.. Bukain pintu dong. Terdengar suara siska datang dan mengetuk pintu. Lalu aku yang membuka pintunya.

"Wa'alaikumsalam...eh anak mamah baru dateng"

"Iya nih, adek capek banget baru pulang cekola mah"

"Iiiih jijay tau ga sih..." kata rindy.

"Hehehe... oh iya tadi lu ama Rindy ngapain lari-lari berdua"

Aku "Lah itu abis nganter si Rindy ke toilet tuh, lu tau sendiri kan temen lu penakut"

Siska "Ya ampun, ga bisa ditahan emang"

Rindy "Parah sih kalo ditahan, entar gue malah susah buang air kecil"

Siska "Trus tadi kalian jadi ikut barisan cowok? kalo ga salah kelas X ya?"

Rindy "Iya bener, kelas X. Dan lu harus tau sis, kalo ketua kelas X itu ganteng kayak opa Korea.."

Siska "Hah? Yang bener lu rin???"

Rindy "Iya bener, masa gue bohong sih"

Siska "Jadi penasaran gue, jangan jangan orangnya sama kek yang gue liat juga tuh cowok"

Rindy "Iya kali, soalnya yang mirip opa dia doang kayaknya"

Siska "Coba kita buktikan besok"

Aku "Ya ampun... kalian semua kok jadi ngomongin si cowok ngeselin itu sih? Bete gue jadinya"

Siska "Lah lu kenapa Paw? ada masalah apa lu sama cowok itu?"

Aku "Sepele, tapi kesel aja"

Rindy "Biasa kesan pertama benci, entar juga lama-lama dia suka"

Aku "Lu dari tadi bilang kek gitu mulu sih Rindy, kayak paranormal aja lu"

Rindy "Ya sapa tau gue bisa jadi paranormal"

Siska "Ga ngerti dah gue, gimana emang ceritanya?"

Rindy "Gini sis, tadi kan kita berdua emang ke barisan cowok kelas X dan tiba-tiba ada dia dibelakang si Pawla trus dia negur kita gitu deh, eh si Pawla malah baper tuh"

Aku "Songong banget dia belom tau aja kita siapa.."

Siska "Oalah begitu ceritanya, lah lu Paw kayaknya dendam amat. Ye kali dia cuma bercanda"

Rindy "Nah emang dia tuh bercanda, soalnya tadi dia sambil senyum-senyum begitu"

Aku "Apaan bercanda, mukanya ngeselin begitu"

Bila "Duuhh udah deh, dari tadi ngomongin cowok itu mulu. Gue mah netral aja deh, ga mau judge siapa-siapa. Lagian kita juga baru kenal sama seseorang, mana tau hatinya kek gimana. Mau dia punya tampang ganteng tapi ngeselin, yang penting itu kan hatinya."

Aku "Udahlah gue diem, gue juga males bahas-bahas orang yang baru dikenal"

Rindy "Uluh Uluh biasa aja dong, kita kan ngobrol santay aja dari tadi. Si Pawla aja yang dari tadi ngegas"

Siska "Bener kata si Bila, kita jangan mudah menjudge orang dari luarnya"

Aku "Mending siap-siap buat sholat Dzuhur"

Bila "Mau sholat dikamar atau ke Mushola?"

Aku "Wudhu disini, sholatnya dimushola"

Bila "Oke sip"

Akhirnya waktu Dzuhur tiba, siswa yang muslim bergegas untuk melaksanakan sholat Dzuhur ke mushola.

Setelah aku dan teman-teman selesai melaksanakan ibadah. Tiba waktunya untuk makan siang, sehingga seluruh siswa dipersilahkan untuk antri mengambil makanan.

Disela-sela antrian, Rindy, Bila dan Siska kelihatannya sedang memperhatikan seseorang. Aku yang berada dibarisan belakang mereka, hanya bisa terdiam dan tak memperdulikan mereka.

Bila "Beneran itu cowok yang tadi ngeselin itu Paw?"

Aku "Emmm.. mana?"

Bila "itu yang lagi ngambilin air minum?"

Aku "Ohh.. iya itu bener. Ngapain coba dia sok rajin ngambilin air kek gitu"

Bila "Bagus dong, calon siswa teladan tuh"

Aku "Lagi dihukum kali dia?"

Bila "Perasaan selama ini ga pernah ada siswa yang dihukum suruh ngambil air minum begitu"

Aku "Yekali aja beda hukumannya"

Apa iya masih ada cowok yang rajin melakukan hal seperti itu, sehingga membuat aku tak percaya. Karena kesan pertama bertemu cowok itu membuatku tak enak hati. Jadi apapun yang dia lakukan, tetap aku tak suka. Kata Rindy aku tak boleh terlalu membencinya, takut nanti berubah jadi suka.

Entahlah suaranya yang ketus itu masih terngiang di otakku. Apalagi saat dia menunjukan wajahnya yang sinis ketika aku menjawab pertanyaannya.

Jadi jika membayangkan wajahnya yang ngeselin itu, membuatku tambah kesal.