Chereads / Suara Ku Berharap / Chapter 5 - #5 Sinis tapi manis

Chapter 5 - #5 Sinis tapi manis

Dengar laraku...

Suara hatiku memanggil namamu..

karena separuh aku.. dirimu..

Lantunan syair lagu yang dinyanyikan Rizky, sambil memainkan gitar akustik. Suaranya yang merdu dan aransemen musiknya yang pas, membuat siapapun yang mendengarnya akan kagum.

Rindy "Gaess gaesss liat tuh si Rizky lagi maen gitar sambil nyanyi"

Siska "Wah mantep... ternyata dia jago maen gitar juga"

Saat itu kebetulan aku dan teman-teman lewat didepannya, mereka menatap ke arah Rizky Sedangkan aku hanya bisa menatapnya sebentar, lalu menunduk dan melanjutkan langkahku menuju kelas.

Bila "Cowok yang kalian anggap keren itu kayaknya multitalent deh"

Rindy "Iya bener fix dia tuh paket lengkap cowok perfect"

Siska "Sebelah gue pasti ga setuju nih kalo dia dipuji-puji kek gitu.. iya kan Paw?"

Aku "Bodoamat ga perduli, mau dia suara bagus, bisa maen gitar tetep aja nyebelin"

Rindy "Parah lu, cowok begitu langka loh"

Aku "Lah terus apa hubungannya sama gue sih?"

Rindy "Maksud gue tuh lu jangan..."

Aku "Jangan terlalu benci paw, entar malah jadinya jatuh cinta... Bukan begitu?"

Rindy "Nah itu lu tau omongan gue"

Aku "Bosen tau dengernya"

Bila "Bener juga apa kata Rindy, coba dipertimbangkan lagi kalo mau benci sama dia"

Siska "Intinya si Pawla cuma ga suka aja sama sikap dia, setiap ketemu Pawla pasti dia iseng suka ngomong seenaknya gitu ya kan?"

Aku "Nah, emang nih Siska temen gue yang paling pengertian"

Siska "Soalnya gue udah tau kelakuan dia waktu ditaman hahaha"

Bila "Seburuk-buruknya sikap seseorang, pasti dia juga punya sisi baiknya kan"

Rindy "Kita liatin aja sampe kapan sih, Pawla bakalan benci sama tuh cowok"

Aku "Sampe kapan yaahhh... entar deh gue pikirin, kalo sempet"

Rindy "Huuu gemes gue tuh sama lu, dasar cewek gengsian. Untung aja, lu temen gue"

Aku "Hahaha santay sistaa"

Siska "Udah ah gue masuk kelas dulu yaa, byee...."

Aku, Rindy dan Bila "Bye..."

Akhirnya aku dan teman-teman juga masuk ke kelas, karena memang sudah waktunya masuk kelas.

Rindy "Pawla, entar pulang sekolah temenin gue ke supermarket yuk"

Aku "Hmmm... liat entar deh"

Rindy "Iih kok gitu....?? plisss !!! soalnya si Bila ga bisa"

Aku "Lagi banyak duit lu ke supermarket mulu, ga boleh boros tau anak asrama"

Rindy "Yoiii...gue kan abis dapet kiriman dari bokap. Soalnya ada kebutuhan gue yang lupa dibeli.. mau yah temenin gue???"

Aku "Oke deh"

Setelah pulang sekolah, aku langsung pergi menuju supermarket. Namun ketika sampai di gerbang, kita harus izin dulu kepada satpam.

Rindy "Pak satpam ganteng dan baik hati, kita mau izin ke supermarket yaahhh"

Pak satpam "Iya... tapi jangan lama-lama loh"

Aku "Ga lama kok pak, paling kita balik kesini malam-malam"

Pak satpam "Aduhhh jangan dong, emang mau ngeborong apa sih ke supermarket"

Rindy "Ga kok pak, masa sampe malam. Anak asrama juga banyak kebutuhannya pak"

Pak satpam "Oh yauda sana hati-hati"

Aku dan Rindy "Siap pak.."

Lalu aku dan Rindy menunggu angkutan umum yang lewat.

Tiba-tiba dibelakang ada suara cowok yang meminta izin untuk keluar gerbang, saat aku menengok kebelakang ternyata itu Rizky. Lalu Rindy mencolek bahuku, memberitahu bahwa ada Rizky dibelakang. Setelah dia izin ke satpam, dia berjalan menghampiri aku dan Rindy.

Rizky "Ehh kalian mau kemana?"

Rindy "Mau ke supermarket, lu mau kemana?"

Rizky "Sama dong, saya juga mau kesana"

Rindy "Ohh bagus deh, barengan aja kalo gitu"

Rizky "Hmmm oke"

Aku terdiam seperti patung diantara mereka berdua. Karena tak ada kesempatanku menjawab pertanyaan Rizky, aku hanya bisa diam.

Akhirnya angkutan umum yang ditunggu berhenti didepan kita bertiga. Satu persatu kita menaiki mobil angkutan berwarna merah. Aku duduk disebelah Rindy, sedangkan Rizky duduk didepan kita berdua.

Rindy "ngomong-ngomong lu sendirian aja"

Rizky "Engga kok, kan bertiga sama mba dan dia"

Rindy "Hmm bukan gitu maksudnya, lu dari asramanya sendiri aja gitu, ga ngajak temen.

Rizky "Ooh iya sendiri, ngapain ajak temen selama bisa sendiri. "

Rindy "Hmmm iya sih..Oya ga usah panggil mba gitu, mentang-mentang kita kakak kelas."

Rizky "Hehe maaf, abis saya bingung mau panggil apa. Kakak aja kali biar sopan"

Rindy "Ga usah, panggil aja gue Rindy"

Rizky "Oke Rindy"

Tiba-tiba Rindy mencolek tanganku.

Rindy "Ehh Pawla, dari tadi lu diem aja."

Aku "Mau ngomong apa coba gue"

Rindy "Yaa apa kek, basa basi gitu"

Rizky "Temennya lagi sariawan kali, makanya diem" sambil tersenyum melihat ke arahku.

Aku "Engga kok, gue sehat-sehat aja"

Rizky "Ohh saya kira lagi sariawan, makanya mba ngomong dong"

Aku "Penting banget ya?"

Rizky "Bukan penting sih, tapi bisa lah menghargai temennya"

Aku "Iya, maaf"

Rizki "Loh kok minta maaf ke saya"

Aku "Oh salah lagi ya."

Rindy "Sabarrr...." sambil mengelus bahuku.

Rizky "Hehehe bercanda mba, jangan dimasukin ke hati ya"

Akhirnya sampai di supermarket, kita bertiga turun dari angkutan umum. Rizky terlihat jalan duluan, lalu aku dan Rindy jalan dibelakangnya. Aku membisiki Rindy.

Aku "Rindy, ini kita ngapain ngikutin dia dari belakang"

Rindy "Kan tadi kita dari awal bilang barengan gitu"

Aku "Bareng sih bareng, tapi ga ngikutin dia juga kali"

Rindy "Yang mau belanja siapa?"

Aku "Ya lu lah, gue kan nemenin doang"

Rindy "Ya udah kalo gitu lu ikutin gue aja"

Aku "Terserah deh"

Akupun pasrah hanya bisa mengikuti Rindy dan Rizky dari belakang. Sedangkan Rizky nampak bingung memilih barang yang akan dia beli. Aku tak mengerti apa maksud Rindy mengikuti Rizky seperti itu, apakah mungkin Rindy sedang mencari perhatian Rizky.

Rindy "Rizky lu nyari apaan sih?"

Rizky "Hmmm... cari barang yang murah hahaha"

Rindy "Ya ampun, naluri anak asrama banget yaa"

Rizky "Iya lah, saya mau nyari harga murah dan manfaatnya sama"

Rindy "Nih ada murah" sambil menunjuk salah satu barang.

Rizky "Wah iya, boleh nih" memegang barang yang ditunjuk Rindy, lalu memasukkan ke keranjang belanjanya.

Rindy "Kalo uang lu ga cukup, bisa pake uang gue dulu kok"

Rizky "Ga usah, belanjaan saya ga akan sebanyak kamu kok"

Rindy "Gue juga ga banyak kok, cuma melengkapi yang kurang aja"

Rizky "Ya biasanya kan cewek suka ngambil barang yang dipengen, bukan yang dibutuhkan"

Rindy "Hmm iya sih, kadang"

Aku "Rindy, gue nunggu didepan aja deh yaa.."

Rindy "Eeeitt ga boleh, lu sini aja sama kita"

Rizky "Loh kamu ga belanja?"

Aku "engga, gue nemenin dia doang"

Rizky "Ya ampun, kok belanja aja minta ditemenin?"

Rindy "Hmmm soalnya.."

Aku "Suka suka orang dong, mau ditemenin atau sendirian bukan urusan lu"

Rindy "Bukan gitu Rizky, di Genk kita emang kalo kemana-mana harus ada yang nemenin. Biar saling melindungi aja gitu loh"

Rizky "Oh.. emang pertemanan cewek rata-rata begitu ya?"

Aku "Ngapain ngejelasin ke dia, apapun yang kita lakuin tuh selalu salah dimata orang dia"

Rizky "Emang dari tadi saya salah-salahin kalian?"

Aku "Kenapa heran gitu pas si Rindy minta ditemenin gue?"

Rizky "Ya heran aja"

Rindy "Hmm.. udahan ya debatnya, lanjut belanja aja lagi yuk"

Aku "Gue mau ke toilet dulu deh"

Rindy "Hah? beneran ke toilet?"

Aku "Iyaa... kalo udah selesai lu langsung ke kasir aja"

Rindy "Hati-hati lu"

Lalu aku pergi meninggalkan mereka berdua. Mungkin aku salah terlalu terbawa emosi, tapi aku juga bingung dengan sikapku. Kenapa saat bersama Rizky, aku lebih banyak diam dan ketika berbicara selalu terbawa emosi.

Rizky "Temennya sifatnya emang kek gitu ya? Atau dia lagi PMS"

Rindy "hmm.. iya begitulah"

Rizky "saya boleh sedikit kepo ga tentang dia?"

Rindy "hmm gimana ya, gue takut Pawla marah"

Rizky "Hal yang bisa bikin dia ketawa apa sih?"

Rindy "Dia sebenarnya humoris kok, kadang dia bikin jokes sendiri dan ketawa sendiri"

Rizky "Kok kalo sama saya selalu sinis"

Rindy "Gue juga rada aneh, tapiii asal lu tau nih"

Rizky "Apaan?"

Rindy "Dia itu suka sama suara merdu lu, wali lu ngaji"

Rizky "Hmm... Bagus deh, ada lagi ?"

Rindy "Iya menurut dia lagi, lu tuh orangnya nyebelin"

Rizky "Oh... berarti dia ga suka sama saya karna nyebelin"

Rindy "hmm ga tau deh, itu yang gue bingung"

Rizky "Padahal saya udah minta maaf, tapi dia masih sinis"

Rindy "Gue aja sebagai temennya bingung"

Setelah dari toilet, aku menunggu mereka didepan supermarket. Sambil membalas chat teman-temanku, yang menyuruhku untuk segera pulang. Rindy dan Rizky keluar dari supermarket karena sudah selesai berbelanja.

Rindy "Kok lu nunggu diluar sih?"

Aku "Iya, daripada didalam gue diem aja"

Rindy "Nih gue beliin lu coklat, biar mood lu bagus"

Aku "Makasih Rindy"

Rizky "Emang fakta ya kalo coklat bisa bikin mood jadi bagus?"

Rindy "Ya gitu deh"

Rizky "Menurut penelitian siapa tuh?"

Rindy "Kurang tau gue juga hahaha"

Rizky "Hmmm..."

Akhirnya kita bertiga sampai di asrama, beberapa menit menjelang Maghrib. Rizky bergegas untuk ke kamarnya, aku dan Rindy juga kembali ke kamar. Saat sampai dikamar, Siska dan Bila sedang asik menonton drama Korea. Lalu aku bergegas untuk mandi, sedangkan Rindy asik bercerita tentang Rizki.

Rindy "Ya ampun, pada asik nonton aja nih kalian berdua"

Bila "Iya dong, daripada diem aja"

Siska "Lama banget sih lu ke supermarket, borong apaan?"

Rindy "Kita abis belanja bareng opa dong, hahaha"

Siska "Hah opa? maksudnya si Rizky?"

Rindy "Iya Rizky, kebetulan banget dia mau belanja juga"

Bila "Terus gimana? si Pawla kan masih kesel aja tuh sama si Rizky???"

Rindy "Ya gitu deh, makanya tadi tuh mereka ribut mulu"

Siska "Hahahaa... emang mereka kan begitu"

Aku "Oy lagi pada ngomongin gue ya?" aku berteriak dari kamar mandi.

Bila "Iya nih lagi pada ngomongin lu, Paw"

Siska dan Rindy "Hahaha"

Hari demi hari pun berlalu. Sekolah akan mengadakan suatu acara pentas seni. Aku dan teman-teman lainnya mulai sibuk dengan persiapan acara tersebut.