Apakah benar itu suara dia?
Seharian aku memikirkan suara itu.
Masih tak percaya, apakah benar suara merdu itu adalah suara cowok yang menyebalkan itu.
Ketika jam istirahat tiba...
Rindy "Woyy... bengong aja sih"
Aku "Huh ngagetin aja sih lu... kalo jantung gue copot gimana?"
Rindy "Ga bakalan copot juga kali..."
Aku "Yaa kali...."
Rindy "Udah sampe mana menghayal nya?"
Aku "Udah sampe Jepang dong"
Rindy "Idih jauh bangettt"
Aku "Iyaa dong, emang harus jauhh"
Rindy "Barusan Siska bilang, katanya tadi pagi lu dengerin suara cowok yang kemarin ngaji lagi "
Aku "Iyaap garcep amat udah tau infonya..."
Rindy "Emang bener itu suara si ketua kelas, alias cowok nyebelin "
Aku "Ga tau..."
Rindy "Lah katanya lu sendiri, yang denger dia lagi ngaji di taman?"
Aku "Iyaa, tapi kan cuma sekilas aja dengernya. Kemungkinan kecil buat mastiin kalo itu suara dia"
Rindy "Hmmmm kalo bener itu suara dia, gue sih bakalan kagum banget"
Aku "Emang harus banget ya kagum sama cowok yang nyebelin kek gitu"
Rindy "Lu kan belom kenal sama dia, makanya lu cuma tau dia nyebelin"
Aku "Aauu amat ah... ga kepikiran"
Rindy "Hahahaa....kalo suka bilang aja kali Paw, jangan benci mulu. Kan lu pernah bilang sendiri waktu dengerin orang yang ngaji itu, dia sosok calon imam idaman. ciee"
Aku "Iya sih, tapi kalo tau ternyata itu suara si cowok nyebelin mah biasa aja"
Deghh...
Aku membohongi diriku sendiri, sebenernya aku sangat kagum... Tapi aku gengsi mengakui kalau aku suka dengan suaranya yang merdu itu. Walaupun masih samar kedengarannya, tapi aku berharap itu benar suaranya.
Akhirnya pelajaran hari itu selesai.
Seperti biasa aku duduk ditaman lagi, sambil memakan cemilan. Terbiasa duduk sendiri, membuatku merasa nyaman. Berharap hari itu aku bisa bertemu dengan si cowok nyebelin lagi. Dan membuktikan kalau suara yang mengaji itu benar-benar suara dia.
Siska "Paw, lu kok akhir-akhir ini demen banget nongkrong di taman"
Aku "Iyaa nih... Kalo liat cuaca di sore hari tuh bikin tenang hati gue. Senja itu lebih indah daripada cinta."
Siska "Halah... baper amat sih lu"
Aku "Hahaha...lu ngapain kesini coba?"
Siska "Gue mau nemenin lu aja, biar lu ga kesambet sendirian nulu"
Aku "Uluhhh...makasih loh yaa"
Tiba-tiba si cowok nyebelin itu datang dan duduk dikursi yang kemarin dia duduki. Kali ini dia sibuk memegang ponsel dengan wajah datarnya.
Siska "Ehh.. ehh ada cowok itu tuh"
Aku "Lah mau diapain"
Siska "Mending kita isengin dia.."
Aku "Apaansih... gausahlah..."
Siska "Kan lu waktu itu bilang mau bales kejailan dia"
Aku "Hmm tapi gimana caranya???" tanyaku penasaran.
Siska "hmmmm...gue juga bingung nih hahaa"
Aku "Yee gue kira, lu udah tau caranya..."
Siska "Kurang tepat aja momentnya, jangan sekarang deh"
Aku "Iya udah gausah"
Kemudian cowok itu tiba-tiba pergi begitu saja.
Siska "Keliatannya lagi jenuh banget tuh cowok"
Aku "Lagi PMS Kali hahaha.."
Siska "Yee masa cowok PMS.."
Aku "Hahaha lagian mukanya ditekuk begitu, biasanya mukanya ngeselin dah"
Siska "Coba ajak kenalan dong paw "
Aku "Hah? Gasalah denger? "
Siska "Iya coba sesekali godain adek kelas, hahaha"
Lalu Siska lari dan aku menyusulnya..
Aku "Iihh Siska ga jelas"
Ketika malam tiba dan teman-temanku sedang berada diluar kamar. Aku menulis di buku catatanku. Sedikit mencurahkan isi hatiku yang samar ini. Tentang cowok yang selama ini aku benci, karena tingkah lakunya.
Bukan hanya sekali dia bersikap seperti itu, tapi jika aku mengingat-ingat hampir setiap hari tingkahnya ada saja yang membuat aku kesal. Mungkin saat ditaman tadi dia sedang galau, sehingga dia diam saja. Tidak seperti kemarin-kemarin dia sedang menghafal Al-Qur'an, dan ketika aku memperhatikannya diam-diam dia malah meledekku.
Mungkin benar kata Rindy jangan terlalu membenci seseorang, takut kalau nanti akan jatuh cinta. Tapi mana mungkin karena suaranya yang merdu itu, aku jadi berubah menyukainya?
Setelah aku asik menulis dibuku catatan, rasa kantuk pun datang. Akhirnya aku ketiduran, dan buku catatan tersebut hanya aku taruh dibawah bantal.
Kemudian teman-temanku kembali ke kamar, lalu membangunkan aku.
Rindy "Paw... Paw... bangunn"
Aku "Hmmmm.. ini udah pagi?"
Rindy "Belom, masih malam... nih gue bawain martabak buat lu"
Aku "Hah? Martabak?" Kemudian aku langsung duduk.
Rindy "Iya nih makan aja, kurang baik apa coba gue"
Siska "Haha abis ditraktir sama gebetannya tuh"
Bila "Iya ini kita dapet sogokan martabak"
Aku "Oalah pantesan....makasih loh Rindy selain nyebelin lu tuh temen gue yang terbaekk"
Rindy "sama-sama, itu tandanya gue masih inget sama lu semua"
Aku, Bila dan Siska memeluk Rindy "Uluhhh...maaciiiiwww"
Setelah aku dan teman-teman selesai makan martabak. Akhirnya kita tidur, tapi tinggal Siska yang belum bisa tidur. Dia seperti biasa menonton drama Korea di laptopnya. Sampai tiba pukul 23.30 malam, mataku melek dan melihat Siska baru saja menutup laptopnya. Aku hanya memastikan Siska sudah selesai menonton, walaupun tidurnya belum bisa nyenyak. Dan akhirnya aku tidur kembali, saat mataku sudah terpejam. Tiba-tiba ada suara ketukan dari jendela.
"Tok.. tok... tok..."
Aku mendengar suara itu berkali-kali dan merasa kesal, siapa yang malam-malam masih iseng mengetuk jendela. Aku menyangka kalau itu fans Rindy, karena mereka sering mendatangi kamar dengan cara mengetuk jendela.
"Tok...tok..tokk"
Untuk kesekian kalinya suara ketukan jendela itu terdengar lagi.
Lalu aku melek dan badanku menoleh ke jendela.
Siska "Ssssttt.. Paw..Paw.." ekspresi Siska ketakutan.
Aku "Engghh...Siska, lu belom tidur?"
Siska "Ssssiapa itu paw? Ini udah tengah malam tau"
Aku "Iiihh ga tau tuh, rese banget udah malam juga ngapain ketok-ketok"
Siska "Iiih Paw... jadi takut gue"
Aku "Sssttt.. gue juga ga berani liat kalo begini"
Siska "yaudah abaikan aja, kita tidur aja deh..."
Keesokan harinya setelah kejadian malam itu, aku dan Siska menceritakan kepada Bila dan Rindy. Karena saat kejadian itu mereka sudah terlelap tidur, bahkan mereka berdua tidak percaya.
Saat aku dan Siska bercerita, mereka hanya menyangka itu adalah siswa lain yang sedang iseng. Sehingga tak ada rasa curiga apapun.
Aku "Makanya Rin, bilangin fans lu jangan suka ketok jendela kamar orang malam-malam"
Rindy "Tapi kan kadang mereka ketok-ketok juga kalo sore doang"
Aku "Yaa kali aja kebetulan lewat.. terus iseng deh ketok-ketok"
Rindy "Yauda deh... coba entar gue tanyain "
Sedangkan Siska bertanya kepada tetangga kamar tentang kejadian ini. Tapi mereka sama sekali tidak mengetahui ataupun mendengar suara ketukan jendela malam itu, bahkan menyangka bahwa hal itu bukan ulah dari siswa lain.
Siska "Ehh gue tanya tetangga sebelah, katanya mereka ga denger sama sekali loh suara jendela kamar kita"
Aku "Kan yang diketok itu jendela kamar kita"
Siska "Ya kali aja mereka denger, soalnya gue tanyain, salah satu dari mereka jam 11'an ada yang belom tidur."
Rindy "Iiih udah deh, jangan nakut-nakutin aja"
Siska "Gue yang takut, semalam bener-bener jendela kamar kita tuh kenceng banget diketok-ketoknya. Yakan paw??? "
Aku "Yaudalah semoga aja itu cuma perbuatan anak kelas lain yang iseng, atau fans lu Rin"
Rindy "hmmmm.. tau ah"
Bila "Kita tanyain satpam aja, biasanya kan kalo malam mereka patroli keliling asrama"
Aku "Nah setuju, entar gue tanyain"
Siska "Ga kepikiran sih gue, ya udah yuk kita ke kelas"
Lalu kita berempat meninggalkan kamar, untuk masuk kelas.
Setelah pulang sekolah, aku seperti biasa duduk ditaman. Kali ini ditemani Siska lagi, sedangkan Rindy dan Bila pergi ke supermarket untuk membeli keperluan.
Aku "Sis, kalo misalnya nih yang ketok-ketok bukan orang...."
Siska "Pawww... lu ngomong apasih?"
Aku "Engga gini loh, gue sih ga mau su'udzon sama orang lain. Apalagi su'udzon ke fansnya Rindy, soalnya tuh belakangan ini gue ngerasa aneh aja"
Siska "Aneh kenapa Paw?"
Aku "Akhir-akhir ini kamar kita sering ada binatang, kayak kecoa dan kelabang"
Siska "Terus apa hubungannya sama yang ketok-ketok jendela kamar?"
Aku "Lu tau kan cerita horor katanya hantu itu suka sama tempat yang kotor dan lembab"
Siska "Emang kamar kita kotor?"
Aku "Kotor kalo penghuninya males bersihin"
Siska "Hmmmm. tapi kan kita bersihin terus?"
Aku "Yahhh sih cuma seminggu sekali, itu juga kalo inget"
Siska "Maksudnya kurang bersih?"
Aku "Gue capek, harus banget ya gue ngebilangin anak-anak kalo kamar tuh kotor dan mesti kesadaran diri buat bersihin"
Siska "Kan gue suka bersihin Paw"
Aku "Emang itu kamar kita berdua? Yang lain acuh banget sama kebersihan"
Siska "Hmmmm iya sih"
Saat aku dan Siska sedang asik membahas hal tersebut, tiba-tiba cowok menyebalkan itu datang dan duduk ditempat biasa.
Siska "Ehh.. cowok itu kayaknya rutin duduk disitu yaa?"
Aku "Hmmmm iya, gue juga ga ngerti"
Siska "Sampe mana tadi kita ngomong?"
Aku "Sampe kebersihan kamar"
Siska "Terus gimana dong, apa kita atur jadwal piket aja gitu?"
Aku "Iya lah harus, gue ga mau kejadian yang sama terulang"
Siska "Tapi gue masih ga ngerti, hubungan dari kebersihan sama yang ketok-ketok jendela?"
Aku "Iiih Siska, lu tuh loadingnya lamaaa banget sih"
Siska "Hehehe... abis gimana yaa"
Aku "Jadi gini, mungkin aja hantu ga suka sama kelakuan kita karena kita jarang bersihin kamar. Jadinya kita diganggu dan dia ga segan nakutin kita dengan mengetok jendela kamar kita, sampe sini ngerti?"
Siska "Oh... iya...iya gue ngerti"
Cowok nyebelin "Logis juga sih, emang kamar kalian dimana?"
Aku "Lah nyambung aja nih orang" menoleh ke arahnya.
Cowok nyebelin "Suara kalian tuh sampe ujung sana aja kedengeran loh"
Siska "Hahaha sorry deh, soalnya ini masalah serius"
Cowok nyebelin "Jadi ga salah kan kalo saya nguping? Lagian masalah kayak gitu dibilang serius? Aneh hahahaha"
Aku "Loh kok lu malah ketawa?"
Siska "Tau nih, gue bilang serius kenapa lu malah ketawa"
Cowok nyebelin "Hmmmm karena lucu aja, tadi saya denger, kalo kamar kalian diketok-ketok sama hantu?"
Aku "hmmm.. itu kan baru dugaan sementara, karena sejauh ini ga ada yang ngaku siapa yang ketok jendela kamar"
Cowok nyebelin "By the why Kamar kalian sebelah mana?"
Siska "Paling pojok"
Cowok nyebelin "Ohh disitu, pantesan"
Aku "Pantesan kenapa?"
Siska "Ada apaan sih emangnya kalo dipojokan?"
Cowok nyebelin "Udahlah kalian ga perlu tau"
Aku "Lagian siapa yang pengen tau juga, wong kita lagi diskusi berdua situ tiba-tiba nimbrung"
Siska "Kasih tau dong plisss, kalo kayak gini gue jadi penasaran kan"
Cowok nyebelin "Takutnya entar kalian malah pada ga betah disitu Hahaha...."
Aku "Sorry banget yaa, kita diasrama udah hampir 2 tahun. Mana mungkin kita ga betah, cuma karena tau sebuah info dari lu yang ga jelas"
Cowok nyebelin "Kan masih ada 1 tahun lagi, saya takut aja kalian jadi kabur hahaha"
Aku "Mau lu apasih? kita kan dari tadi ngobrol berdua nih terus lu tiba-tiba motong obrolan kita. Dan sekarang sok-sokan ga mau ngasih tau hal yang menurut lu penting?"
Cowok nyebelin "Sinis banget mba hahaa... entar kalo saya ngasih tau dibilang sok tau, dan nakut-nakutin kalian. Udahlah saya pergi dulu. Saran saha nih, jaga kebersihan, jaga lisan, jaga pikiran"
Aku "Oh... udah gitu doang? ya makasih deh atas sarannya"
Siska "Maksud dia apaan coba begitu?"
Lalu si cowok menyebalkan itu pergi.
Rindy dan Bila sudah pulang dari supermarket dan mereka mengajak aku dan Siska ke kamar. Lalu kita berempat masuk ke kamar.
Siska "Bener kata lu sih kalo dia nyebelin"
Aku "udah gue bilang dari awal dia emang begitu"
Rindy "Pada kenapa sih?"
Siska "Tuh si opa-opa, masa dia nakut-nakutin kita"
Bila "Nakutin gimana?"
Siska "Iya dia kan tadi nanya tuh kamar kita sebelah mana. Terus gue jawab kamar kita dipojok, ehh dia malah jawab *oh pantesan* doang"
Rindy "Maksudnya pantesan itu apa? ga ngerti deh gue"
Bila "Hmmmm.. gue ngerti nih maksudnya apa.. Kalo pantesan itu artinya dia tau sesuatu"
Siska "Nah gue juga mikir begitu, tapi dia bilang lagi *udahlah kalian ga perlu tau* ngeselin ga tuh"
Aku "Hahahaha... sis, lu baru sekali menghadapi cowok itu udah naik darah apalagi gue yang sering ini"
Rindy "Terus alasan dia ga mau kasih tau itu kenapa?"
Siska "Dia bilang lagi *takut kita ga betah* gitu katanya"
Rindy "Aduhhh.. itu serius ga sih, apa perlu gue aja yang nanya ke dia"
Aku "Udahlah ga penting, sekarang mendingan kita positif thinking"
Bila "Bener kata Pawla, kita positif thinking aja deh jangan mikir yang macem-macem"
Siska "Besok-besok kalo cowok nyebelin itu ngomong lagi, abaikan aja kali ya"
Aku "Nah gitu dong"
Keesokan harinya akan diadakan pengajian rutin malam Jum'at. Aku dan teman-teman mengikuti acara tersebut, karena mereka tak berani berada didalam kamar.
Saat pengajian dimulai, si cowok menyebalkan itu ternyata hadir. Dan betapa terkejutnya kita berempat, saat dia yang bersedia untuk memimpin pengajian tersebut. Ketika namanya dipanggil, saat itu juga aku dan teman-teman lainnya mengetahui namanya. Dia bernama Rizkiansyah, tetapi saat itu dipanggil Iki. Sontak kita semua berkata "Ohhhh namanya Rizky" setelah mengetahui namanya.
Ketika itu dia melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an, dan suaranya persis seperti suara yang setiap pagi aku dan Siska dengarkan. Lalu Siska mencolek tanganku yang sedang memegang Al-Qur'an.
Siska "Paw bener kan ternyata suara cowok itu"
Aku "Hmm iyaa" menganggukkan kepala saja.
Tebakan aku memang benar, bahwa selama ini dia yang sering mengaji setiap selesai subuh. Karena terakhir aku mendengarkan suara itu berasal dari kamarnya.
Dan terjawablah sudah teka teki sumber suara tersebut.