Chereads / Suara Ku Berharap / Chapter 2 - #2 Suara Calon Imam

Chapter 2 - #2 Suara Calon Imam

Jarum jam menunjukkan pukul 04.00 pagi. Semua siswa yang tinggal di asrama, mungkin masih terlelap.

Tapi suara seseorang yang bersholawat dari mushola komplek belakang asrama sudah mulai terdengar.

Aku biasa terbangun lebih awal daripada teman-temanku, karena hari itu adalah giliranku untuk mencuci pakaian kotor yang sudah menumpuk. Dari awal tinggal di asrama, aku dan teman-teman telah mengatur jadwal mencuci pakaian. Sehingga tidak perlu mengantri atau berebut ember apabila kita ingin mencuci pakaian.

Selesai mencuci pakaian, aku mandi terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh, selesai sholat aku bersiap untuk menjemur pakaian dibelakang asrama.

Saat itu Siska pun terbangun dan melihatku sedang beres-beres. Lalu Siska bergegas mandi. Aku ingin menjemur pakaian, namun matahari belum terbit. Jadi aku bersantai sejenak, sambil mendengarkan suara murotal Al-Qur'an.

Selesai mandi, Siska bertanya padaku.

"Paw hari ini lu nyuci kan? Kok belom jemurin?"

"Iya nih, bentar dulu deh matahari juga belom nongol"

"Nanti gue ikut dong, sekalian mau menghirup udara segar..."

"Ayoo ayo aja..."

Lalu aku dan Siska keluar dari kamar untuk menjemur pakaian. Tempat biasa para siswi menjemur pakaian ada dibelakang asrama dan tepatnya dibawah kamar cowok. Hmm sebenarnya bahaya, tapi mau gimana lagi. Walaupun terkadang para cewek harus menahan malu karena menjemurnya sambil diperhatikan oleh para cowok dari atas balkon.

Aku "Sis, ayo kita menjemur. Mataharinya udah nongol tuh"

Siska "Let's go"

Sesampainya diluar, udara pagi itu sangat sejuk. Membuat aku dan Siska terlarut untuk menikmati udaranya.

Siska "Masya Allah segar banget udara pagi hari ini..."

Aku "Alhamdulillah... apalagi denger suara orang ngaji gini tambah adem"

Siska "Iya nih Paw, merdu banget yaa suaranya. Gue kira ini dari handphone lu"

Aku "Hmm... iya mirip, tapi kan handphone gue tinggal "

Siska "Ini kayaknya suara dari mushola belakang asrama nih"

Aku "Hmm mungkin, tapi kok deket banget suaranya"

Siska "Masa sih ?"

Aku "Iya, kayak dari atas sini deh"

Siska "Ah masa dari atas, kayaknya dari luar deh"

Saat itu aku dan siska hanya bisa menerka-nerka sambil menikmati lantunan ayat suci Al-quran dari sosok yang tidak dikenal sumbernya.

Setelah menyelesaikan cucian yang dijemur, aku dan siska kembali ke kamar.

Aku "Eh sis, kok gue jadi penasaran ya sama suara yang ngaji itu"

Siska "Iya gue juga sama penasaran. Tapi udahlah, siapapun yang baca semoga berkah"

Aku "Aaminn.. sumpah sih bagus banget suaranya, langsung menyentuh relung hati hahahaha"

Siska "Halah lu mah jadi baper"

Aku "Idaman gue banget tuh cowok kayak gitu"

Siska "mulai deh, jomblo berimajinasi"

Sesampainya dikamar, Rindy dan Bila ternyata sudah terbangun dan sedang bergantian untuk ke kamar mandi.

Rindy "Darimana lu berdua?"

Siska "Abis menghirup udara segar dong"

Aku "Kalo gue sih, abis jemurin cucian"

Rindy "Oh... kok lama banget"

Siska "Iya lama... soalnya kita sambil dengerin orang ngaji"

Rindy "Lah lu bukannya kalo denger orang ngaji, langsung kepanasan?"

Siska "Wahh.. enggak laaaaah, gue kan anak Sholeha"

Aku "Tadi kita sampe terlarut dengan suasana ya... Suara dari surga, semoga itu jodoh gue"

Rindy "Masya Allah, menghayal teros ya ukhti"

Siska "Tapi kita penasaran ya, berasal darimana tuh suaranya. Antara dari mushola atau dari balkon anak cowok"

Aku "Tebakan gue sih dari balkon anak cowok, tapi selama kita disini gak ada yang ngaji yah"

Rindy "Udahlah mau darimana kek, yang penting kalo suara ngaji tuh didengerin. Begitu aja kita udah dapet pahala"

Siska "Ya Allah, Rindy tumben tumbenan loh ngomong bener begitu"

Rindy "Iyalah gue emang selalu bener "

Aku "Soalnya Rindy udah gue ruqyah kemarin"

Lalu kami sarapan pagi bersama. Semua penghuni asrama keluar kamar, ada yang sudah mandi dan ada juga yang masih muka bantal. Diasrama kami memang telah disediakan makan sarapan, makan siang dan makan malam.

Kemudian segera bergegas lari ke lapangan. Dilapangan sudah ada security yang biasa memberikan komando. Seperti biasa melaksanakan baris berbaris serta periksa kerapihan. Hal tersebut rutin dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Setelah selesai, siswa dipersilahkan untuk masuk kedalam kelas masing-masing. Ketika aku dan teman-teman sedang berjalan menuju kelas tiba-tiba ada beberapa siswa yang menyelinap jalan dibelakang kita.

"Permisi.....ada aer panas... mau lewat"

Siska "Lah bocah pada kenapa sih"

Ternyata salah satu siswa yang lewat adalah si cowok menyebalkan itu.

Ketika mereka sudah lewat didepan aku dan teman-teman, mereka malah tertawa sepuasnya.

Aku "Tuh kan, emang cowok itu ngeselin kelakuannya"

Siska "Iya itu... cowok yang katanya negur lu kan Paw?"

Aku "Iya itu dia, percaya kan lu kalo dia ngeselin"

Rindy "Ehh udah udah..., mereka kan cuma bercanda"

Siska "Bercanda sih.... tapi kan orang jadi ngira dia bawa aer panas beneran"

Rindy "Maksudnya biar kita minggir aja jalannya"

Aku "Belain aja tuh cowok yang kek opa-opa"

Rindy "Hahaha masih dendam lu sama dia?"

Bila "Ehh apaan sih, kalian kok hadi mempermasalahkan apa yang seharusnya ga dipermasalahkan"

Akhirnya kita masuk kelas dan mengikuti pelajaran pertama dengan lancar. Saat istirahat tiba, Siska mengirim sebuah pesan digrup chatting.

Siska "Menurut gue sih... Itu anak emang bener ngeselin, mesti dikerjain balik"

Rindy "Loh kenapa jadi ngerjain balik"

Siska "Lagian songong sama Kaka kelas.... !! dia tuh harus tau kita Kaka kelasnya"

Aku "Wah setuju banget gue sama lu"

Bila "Ya ampun, jangan gitulah masa iya kita mau ngelabrak adek kelas.."

Rindy "Dia begitu karena ga tau kalo kita kaka kelasnya"

Siska "Ya makanya biar dia tau, biar dia paham harus gimana sikapnya ke kakak kelas"

Rindy "Tapi kan ga harus dikerjain"

Aku "Gimana nih caranya sis, lu ada ide ga ?"

Siska "Ada deh, entar dikamar aja kita ngomonginnya"

Lalu Rindy dan Bila mengajakku jajan ke kantin.

Bila "Paw lu mau ikut ke kantin ga?"

Aku "Engga deh.."

Bila "Serius ga ikut? ada yang mau dititip ga nih?"

Aku "Engga ada Bil.. yauda kalian ke kantin aja sana"

Lalu aku memilih untuk duduk sendiri, sambil melukis sesuatu dipertengahan buku catatanku. Hobby aku memang melukis, tapi seringkali aku tidak percaya diri untuk menunjukkan hasil karyaku. Sebuah lukisan kaligrafi yang berisi tulisan Al-Qur'an. Selain melukis aku juga suka membuat kata-kata, entahlah kata-kata yang murni berasal dari pikiranku. Ketika aku sedang sedih, pasti catatanku penuh dengan kata-kata.

Teman-teman seringkali berkata bahwa aku itu "Ratu Galau" padahal aku jarang sekali galau karena cinta. Memangnya galau itu datangnya cuma dari cinta? padahal bisa saja galau karena pelajaran, keluarga atau bahkan pertemanan. Tapi teman-temanku adalah salah satu motivasi dalam hidupku, karena setiap hari aku bertemu dengan mereka. Selama 2 tahun ini mereka menemani hari-hariku, aku sudah anggap mereka seperti keluarga keduaku. Walaupun sering berdebat soal masalah kecil, tapi itu adalah bumbu agar pertemanan kita berempat semakin erat.

Sepulang sekolah aku ingin mampir ke taman depan asrama. Sekedar duduk menikmati senja yang akan hilang.

Aku "Gaes kalian duluan aja ke kamar, gue mau duduk dulu ditaman"

Rindy "Oh yauda Paw, gue mau mandi duluan nih, berasa panas banget hari ini"

Bila "Lu gapapa sendirian?"

Aku "Gapapa dong, udah biasa sendiri"

Rindy "Secaraaaa jomblo hahahaha"

Aku "Situ jomblo juga kan...."

Bila "Rindy mah ga jomblo, tiap malam aja cowoknya ganti"

Aku "Iya gonta ganti, tapiii dianggap temen doang.....Upss"

Rindy "Lah ini kenapa gue yang dibully sih"

Aku dan bila pun tertawa "Hahahaha..."

Lalu aku duduk ditaman, sambil memandangi tanaman bunga mawar merah didekat kursi panjang.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang duduk dikursi sebelahku, jaraknya 5 langkah dari kursi yang aku duduki. Dia duduk sendirian, lalu mulutnya seperti sedang menghafal sesuatu. Saat aku sedang asik memainkan ponsel dan pura-pura tak perduli dengan keberadaan dia, samar-samar aku mendengar suaranya ternyata dia sedang menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Seketika hatiku meleleh sepeti coklat yang sedang di steam.

"Masya Allah... Itu beneran dia lagi hafalan surat-surat Al-Qur'an?"

Tidak ada yang bisa aku tanyakan saat itu, aku hanya bisa bertanya dalam hati.

Aku sesekali menengok ke arahnya, sungguh suatu pemandangan yang membuatku tidak percaya. Cowok yang aku kenal sangat menyebalkan karena sudah 2 kali bertingkah jail kepadaku, ternyata dia sedang asik menghafal Al-Qur'an. Siapa yang tidak kagum dengan hal seperti itu?

Ketika aku sedang memperhatikannya, dia melihat ke arahku balik. Sontak aku langsung salah tingkah sampai akhirnya aku pura-pura melihat ponsel, agar dia tak curiga sedang diperhatikan. Lalu dia malah tersenyum kepadaku, sepertinya memang dia menyadari bahwa aku diam-diam memperhatikannya. Atau dia masih mengingat aku, saat dia menegurku beberapa hari lalu?

Tiba-tiba dia berbicara kepadaku.

"Mbak jangan ngeliatin terus, entar lama-lama jadi suka " katanya sambil tersenyum.

"Emmm PD banget sih..." sahutku ketus.

Akhirnya aku pergi dari taman dan meninggalkan cowok itu sendirian. Daripada aku ketahuan memperhatikannya, padahal aku hanya kagum saat dia sedang menghafal Al-Qur'an.

Aku jalan ke kamar dengan tergesa-gesa dan mengetuk pintu kamar.

"Tok tok tok.... Assalamualaikum ukhti bukain pintunya dong"

Rindy "Wa'alaikumsalam.. iya bentar"

Aku "Hay gaes, apa kabar kalian?"

Rindy "Dih kenapa lu Paw, tadi kita kan abis ketemu segala nanya kabar"

Siska "Kelamaan ditaman tuh, kayaknya dia kesambet"

Aku "Gapapa kok, abis dapet inspirasi aja gue"

Rindy "Inspirasi apaan?"

Aku "Inspirasi Calon Imam hahahaha"

Bila "Wah bahaya ini"

Rindy "Mulai berkhayal alias halu"

Aku "Sssttt kalian udah pada mandi belom?"

Siska "Gue belom Paw"

Aku "Yahh gue kira udah pada mandi, keburu magrib nih"

Siska "tinggal gue doang kok, si Rindy sama Bila udah mandi"

Aku "Yaudah deh gue dulu yaa..."

Siska "Yehh dateng belakangan mandi duluan"

Aku "Lu mah udah cantik, plisssss gue duluan yaa....."

Siska "Emang dari dulu gue udah cantik, engga bisaa gue duluan."

Aku "Huhhh..."

Sambil menunggu Siska selesai mandi, aku mengambil jemuran dibelakang asrama. Saat aku mengambil jemuran, ada salah satu siswa cowok yang menggoda aku dari atas balkon.

"suiitttt suiitttt cewek..."

Aku tak mau menyauti, karena aku sibuk mengambil satu persatu pakaian yang digantung.

Saat aku menengok ke atas balkon, ada cowok menyebalkan itu lagi. Tapi dia disebelah balkon cowok yang menggoda aku.

Dia sedang memperhatikan aku dan berkata "Udah Magrib neng, kok baru angkatin jemuran"

Lalu aku melihat ke arahnya dengan muka sinis. Setelah selesai mengambil jemuran, aku pergi kembali ke kamar.

"Kenapa dimana-mana ada cowok itu sih, trus dia comel banget selalu ngomentarin kegiatan orang" dalam hatiku.

Sesampainya dikamar dan menutup pintu rada kencang.

Rindy "Yah rusak dah pintu"

Aku "Sorry nih gue keribetan bawa pakaian"

Keesokan harinya, aku terbangun duluan lalu membangunkan Siska karena jadwalnya mencuci pakaian hari ini. Dia memang kebiasaan minta dibangunkan, karena jika menyetting alarm sendiri tidak akan mempan baginya.

Setelah selesai mencuci, Siska minta ditemani untuk menjemur pakaiannya. Alasannya karena dia malu, jika ada cowok yang menggodanya.

"Paw, temenin gue yuk... biasa...."

"Iya ayo.."

Sampai ditempat jemuran pakaian, ada salah satu teman kelasku yang sedang menjemur pakaian juga. Namanya Lesti, kebetulan dia sendirian.

"Eh ada Lesti, sendirian aja nih"

"Iya Paw, mau jemurin pakaian juga?"

"Engga ko, gue cuma nemenin siska aja"

"Oh gitu.. yauda gue duluan ya, udah selesai nih"

"Oke..."

Tiba-tiba suara lantunan orang mengaji itu muncul kembali.

Aku "Sis, Siska, dengerin deh... Suara itu kok kedengarannya deket banget yaa?"

Siska "Fix ini sih suara dari kamar atas"

Aku "Hmm bentar deh.. kayak gue kenal suara ini.."

Siska "Kan ini suara yang kemarin Pawla"

Aku "Iya tau, tapiii...." Aku teringat suara cowok menyebalkan itu saat ditaman sedang menghafal Al-Qur'an.

Siska "Tapi apasih?"

Aku "Sis,, gue tau nih suara siapa?"

Siska "Siapa coba?"

Aku "Kemarin ditaman, gue denger si cowok nyebelin itu lagi fokus banget menghafal Al-Qur'an. Dan gue baru inget, suara ini mirip sama suara dia kemarin."

Siska "Serius lu?"

Aku "Sumpah deh mirip... tapi itu baru dugaan gue aja yaa"

Siska "Emang kamar dia diatas ini?"

Aku "Gue liat sih kemarin dia disana" sambil menunjuk kamar tersebut.

Siska "Lu kok tau sih?"

Aku "Kemarin sore pas gue angkatin jemuran ada dia disitu"

Siska "Ohhhh... fix ini sih"

Aku "Kenapa? "

Siska "Jodoh lu Paw."

Aku "Heuuhh... apaan sih lu"

Siska "Lu kan waktu itu bilang suka sama suara ini dan sekarang lu udah tau siapa pemilik suara ini"

Aku "Ini baru dugaan gue, siapa tau bukan"

Siska "Yauda entar kita buktiin"

Aku "Hmm... "

Setelah mendengarkan suara itu lagi, aku jadi menduga-duga bahwa suara itu mirip suara si cowok menyebalkan. Kemungkinan besar memang benar itu suaranya. Tapi belum ada bukti, sehingga Siska juga belum percaya.

Akhirnya aku kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk sarapan pagi.