Chereads / amarah bahagia / Chapter 23 - Lamaran dari masalalu.

Chapter 23 - Lamaran dari masalalu.

Desa yg asri, begitu banyak tumbuhan hijau menghiasi setiap jalanan yg di tempuh, burung2 camar bernyanyi riang kejarkejaran di bawah langit biru.

Sebuah mobil berwarna putih memasuki pekarangan rumah yg bertahun2 telah di huni oleh keluarga Fauziah, rumah sederhana dg bangunan yg masih klasik terlihat indah.

Taman yg bersih, disudut pagar setangkai mawar mekar tanpa suara, seolah menjadi saksi bisu siapa saja yg pernah memasuki rumah itu.

"Assalamualaikum...."seorang wanita paruh baya dan suami nya dg usia yg tak jauh berbeda, mengetuk dan mengucap kan salam di depan pintu rumah itu.

"Waalaikumsalam"jawaban salam terdengar seiring terbukannya pintu rumah itu, ibu Fauziah yg membukakannya.

Sang ibu terkaget saat melihat 2 orang datang yg usia nya tidak jauh berbeda dg nya.

"Silahkan masuk, pak, buk"ucap ibu kemudian dg gugup dan dada yg berdegup

kencang.

Kedua suami istri itupun masuk dg senyuman yg melengkung di bibir nya, ibu Fauziah mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa butut nya.

"Sebentar saya panggil suami saya dulu"

ucap ibu kemudian, mereka tersenyum, ibu Fauziah pun melangkah ke belakang rumah mencari ayah Fauziah yg sepertinya sedang bekerja menebang sebuah pohon yg sudah tua takut akan menimpa rumah seandainya roboh di terpa angin.

Dg langkah yg sedikit di percepat ibu terengah engah menghampiri ayahnya Fauziah

"Kenapa ibu, kok buru2 seperti itu? ada apa?"tanya ayah yg kebingungan melihat ibu tergesa gesa menghampiri nya hingga nafasnya tersengal.

"Itu yah...Buk Miranti dan pak Kudus datang yah"suara ibu sedikit tersendat karna nafas nya yg ngos-ngosan.

"Apa?"mata ayah melebar.

"Mau apa mereka kemari Bu?"ucap nya kemudian dg suara tinggi, ibu yg masih mengatur nafasnya hanya menggeleng di hadapan suaminya itu.

"Itu mereka kenapa?"ucap Ariska yg tersentak mendengar suara samar2 seperti ada keributan.

Karna posisi Ariska saat ini sedang mengangkat jemuran yg tempat nya tidak terlalu jauh dari ayah dan ibu saat ini, Ariska memandang mereka dg rasa sedikit khawatir tentang apa yg terjadi.

Ariska pun mengurungkan niat nya untuk mengangkat jemurannya dan bergegas menghampiri paman dan tantenya itu yg kini tergesa gesa masuk kedalam rumah mereka.

"Ada apa kalian kemari?"ucap ayah dg keras, merekapun berdiri dari duduknya sedikit kaget kedatangan ayah Fauziah yg langsung menyodorkan pertanyaan tanpa berbasa basi.

"Tenang yah, jangan emosi"ucap ibu mencoba menenangkan ayah yg seperti nya naik pitam melihat kedatangan suami istri itu.

Sementara Ariska mengendap endap di belakang tirai ruangan tengah, mengintip lewat celah tirai itu, ingin mengetahui siapa tamu yg mengusik kedamaian mereka mata Ariska pun terbelalak mulutnya ternganga menyaksikan 2 orang di ruang tamu itu yg sangat di kenalnya.

"Maksud kedatangan kami kesini, bukan apa2 pak, kami ingin berbicara secara baik2, mohon bapak dengar dulu, penjelasan kami"ucap pak Kudus dg nada pelan dan gelagapan, istrinya mengangguk.

"Ayo yah duduk dulu, jangan marah2 gitu lah"ibu mencoba menenangkan ayah.

"Buk Sarah, saya ingin meminta maaf atas perlakuan saya yg pernah menyakiti ibu waktu itu, saya sungguh menyesal Bu, maafkan saya"ucap buk Miranti dg mata berkaca kaca mengatupkan kedua tangannya di hadapan Sarah ibunya Fauziah.

"Sudah lah buk, saya tidak lagi mempersoalkan itu, kejadian nya sudah lama sekali lebih baik kita lupakan semuanya "jawab ibu Fauziah dg pelan dan hati yg besar, sementara ayah masih di rundung emosi.

"Apa apaan ibu ini? jelas apa yg mereka perbuat itu sangat keterlaluan dan membuat saya sakit hati sampai sekarang, tidak semudah itu melupakan semua nya bu"ucap ayah dg lantang dan di kuasai emosi.

"Sudahlah yah, yg meminta maaf mendapat kemuliaan dan yg mau memaafkan dan berbesar hati juga mendapatkan ketenangan diri, tidak ada guna kita hidup dalam kebencian dan dendam, akhiri semua nya, kita sudah tua sisa umur siapa yg tau, ingat itu yah"nasehat ibu, meredamkan emosi ayah.

"Iya pak Kadir, saya selaku suami nya Miranti meminta maaf atas perlakuan istri saya, mungkin bapak sangat sakit hati tapi saya sangat berharap bapak memaafkan dia, saat ini kami kesini dg tujuan baik pak, bukan menacari masalah atau membuka luka lama"jelas pak Kudus lemah lembut

"Ya baiklah, maafkan saya juga, saya telah di kuasai amarah tadi "ayah pun melunak,ibu dan semua tersenyum lega.

"jadi, selain meminta maaf apa maksud kedatangan bapak sama ibuk kesini?"tanya ayah kemudian.

"Maksud dan tujuan kami kemari, ingin melamar putri kalian untuk putra kami"ucap pak Kudus dg jelas.

ibu Sarah dan pak Kadir jelas terkaget mendengarnya, mata keduanya terbuka lebar saling menatap .

"Iya buk Sarah, saya memang telah pernah menolak putri ibuk bahkan menghinanya sewaktu dulu,tapi melihat cinta di mata anak saya yg begitu besar hingga saat ini membuat saya hancur buk, saya sangat menyesal ,putra saya menjalani hidupnya dg kekosongan, melamun, mencoba mencintai wanita lain namun tidak bisa, kebahagiaan nya hanya pada putri ibuk dan juga bapak"buk Miranti berucap lirih menahan tangis nya.

"Tapi buk, bukankah dulu mereka cuman bersahabat? saya tidak tau kalau ada cinta di antara mereka, bukan kah dulu ibu hanya melarang mereka berteman karna status sosial kami yg berbeda ibu bahkan memberikan penghinaan yg menyakiti hati putri saya waktu itu, hingga sekalipun dia tidak ingin mendengar nama putra ibu saat itu, dia benar2 hancur karna ibu merenggut sahabat nya sedari kecil"ucap ibu Fauziah sangat heran dg semua keadaan.

"Buk Sarah salah, awalnya saya juga mengira begitu, tapi saya ternyata salah mengartikan cinta mereka, mereka terlalu remaja waktu itu"ucap buk Miranti membayang kan saat anak nya bermain dg anak buk Sarah.

"Lalu sejak kapan putra ibu mencintai anak saya"ibu Sarah semakin bingung.

"Saya tidak tau pasti kapan rasa mereka muncul, yg jelas waktu itu saya menguji Fauziah dg mengatakan Al sudah bertunangan, Fauziah menangis di hadapan saya dan saya yakin itu rasa cemburu terlihat jelas dimata Fauziah waktu itu"ucap buk Miranti kembali mengenang.

gadis yg berseragam putih abu2 menghampiri rumah nya bertanya di mana sahabat nya tapi buk Miranti dg judes nya bilang sahabatnya itu sudah bertunangan. Hingga gadis itu tersulut hatinya menangis dan berlari dari rumahnya saat itu.

"Tapi buk, Fauziah tidak pernah jujur kalau dia mencintai Al ,bahkan tidak pernah cerita sama sekali"jawab buk Sarah dg wajah serius.

"Itu lah buk masalah anak2 kita, kesalahan mereka menjadi rumit karna saya, saya yg egois terhadap mereka"buk Miranti pun meneteskan air mata.

Teringat perbuatan nya yg menghina keluarga Fauziah karna tidak ingin Fauziah dan Al bersatu.

"Apa yg harus kita perbuat sekarang yah?" Bu Sarah pun bertanya kepada suaminya, karna sulit memahami cerita yg kurang tepat dari buk Miranti.

"Pak saya mohon, restui anak saya, terima lamaran kami demi kebahagiaan mereka"pak Kudus pun memohon kepada pak kadir, ayah yg bingung tidak tau harus menjawab apa.

"Begini pak, masalahnya saat ini putri saya sudah memilih calonnya sendiri, dan sekarang dia bekerja di kota bersama calon suami pilihan nya itu"jelas pak Kadir kemudian dg nada yg terbata bata dan merasa berat mengucap hal demikian.

Buk Miranti dan pak Kudus kaget matanya terbelalak tidak percaya dg apa yg di dengarnya.

Karna dirumah anak nya bercerita lain tapi disini malah lain yg terjadi.

"Iya buk kami tidak keberatan jika memang benar putri kami sangat mencintai putra kalian, masalahnya dia tidak pernah cerita, dan sekarang dia hanya ingin menikah dg kekasih nya itu"tambah buk Sarah dg mata berkaca kaca.

"Berarti kita terlambat pak"buk Miranti menatap suaminya dg daraian air mata, pak Kudus menggenggam tangan Miranti menguatkan istrinya.

"Maafkan kami, kami sungguh tidak ingin menyakiti kalian"ucap ayah Fauziah.

"Ini bukan salah kalian, ini hanya masalah takdir, kami akan mencoba memberi penjelasan ke pada putra kami, semoga dia terima dg ikhlas "jawab pak Kudus dg lembut.

Buk Sarah dan pak Kadir hanya mampu mengangguk, tidak tega sekaligus bingung dg apa yang terjadi, hanya Al dan Fauziah lah yg tau cerita sesungguhnya apa yg terjadi diantara mereka hingga sampai serumit ini.

"Ya sudah kalau gitu kami permisi dulu, maaf sudah membuat kalian bingung"

Ucap pak Kudus yg berdiri bersama istri nya yg masih terisak dalam tangis nya.

Merekapun saling bersalaman buk Miranti tak kuasa menahan tangisnya hingga berhamburan memeluk buk Sarah.

Sarahpun mengusap punggung Miranti agar lebih tenang, Sarah juga tidak mampu menahan air matanya rasa haru menyelimuti, hatinya masih penuh tanda tanya dan membutuhkan penjelasan dari sang putri yaitu Fauziah.

Sementara Ariska, meneteskan air mata dari balik tirai itu, dia mengetahui semua cerita yg sebenarnya tapi tidak mampu berkata apa2, Ariska tidak ingin membuat paman dan tantenya itu merasa sedih.

Baginya Fauziah harus menikahi Bani kekasih yg selama ini telah mengobati luka Fauziah.

"Yah, Ariska mungkin tau semuanya kita harus tanyakan sama dia"usul Sarah kepada suaminya sembari menutup pintu rumah setelah kepergian buk Miranti dan pak Kudus.

"iya ibu benar,mana anak itu?"jawab Kadir, mereka melirik kesana kemari mencari Ariska, Ariska yg menyadari hal itu langsung berlari menuju kamarnya dan mengunci kamar itu rapat2 karna tidak ingin memberikan penjelasan apapun tentang semua ini.

"Ariska...Nak..Apa kamu ada di dalam?"Sarah mengetuk pintu kamar, gadis itu mendengar tapi tidak menggubrisnya malah menutup telinganya menggunakan bantal.

"Sepertinya dia tidur Bu, udah biarkan saja, biarlah waktu yg menjawab semuanya" ucap pak Kadir tidak mau ambil pusing lagi, toh anak nya juga sepertinya sangat bahagia dg masa depannya, Kadir tidak ingin melukai kembali hati Fauziah dg mengingatkan dia tentang luka lama.