Chereads / amarah bahagia / Chapter 27 - Cinta pertama Bani.

Chapter 27 - Cinta pertama Bani.

Bani tersenyum memandangi scoter baru yg di bawanya ke rumah Fauziah, scoter biasa yg kebanyakan di miliki masyakarat pada umumnya.

Tapi untuk keluarga konglomerat seperti Bani itu hanyalah barang murahan yg mendapatkan nya sangat mudah seperti membeli cabai di pasar.

"Sayang.....Ziah....Buka pintu nya...Ada kekasih mu diluar nih..."panggil Bani seraya mengetuk pintu rumah Fauziah.

Fauziah yg sedang memilih dan melirik lirik baju online lewat ponsel nya itu pun terkaget mendengar teriakan keras dari Bani.

Bergegas menghampirinya dg ponsel yg masih berada di tangannya.

"Iya..."jawab Ziah sembari membuka pintu.

"Sayang ayo keluar, kakak bawa sesuatu untuk mu"cetus Bani, senyum melengkung di bibir indahnya, Fauziah heran dg tingkah kekasihnya itu.

"Apaan?"jawab Ziah mengerinyit heran

"Taraaa...."ucap Bani kemudian dg senyumnya yg melebar memperlihat kan scoter baru yg di bawa nya tepat terparkir di depan rumah Fauziah.

Gadis itu menghampiri dg wajah penuh tanda tanya.

"Ini motor siapa, kak?"

"Ini motor kakak beliin khusus buat kamu sayang..hehe"

"Buat aku? hmm tapi kenapa kak? dan uang nya dari mana? jawab Ziah heran, seraya memandangi motor tsb.

"Ya buat kekantor lah, ini tu masih kreditan sayang, kamu lah yg bayar bulanan nya nanti hahaha"jawab Bani mencoba mencari alasan.

Padahal sebenarnya motor itu di belinya secara lunas tanpa pikir panjang.

"Ih gak mau..."bibir Ziah mengerucut kesal memandang Bani.

"Kenapa sayang? apa kamu tidak suka ya, atau kamu mau kekantor nya naik mobil ya?"jawab Bani kecewa, matanya tertunduk kebawah.

"Iya aku mau naik mobil, mobil mewah, masak kekantor sebesar itu karyawan nya malah naik motor, ih gak bangat "Ziah masih memanyunkan bibirnya memandang sang kekasih.

Bani merasa heran dg tingkah kekasihnya itu yg lain dari biasanya, kenapa dg nya hari ini kenapa tiba2 jadi sombong dan angkuh.

"Maaf dek, aku belum mampu ngasih kamu mobil mewah, aku hanya karyawan biasa, kantor Ku juga kecil, gaji ku juga tidak seberapa, dan aku juga baru tau kalau kamu berubah setelah bekerja di kantor itu, maaf dek kakak kecewa sama kamu yg seperti ini"Bani menundukkan kepala karna kecewa.

Wajahnya berubah murung seakan benar2 merasa terhina dan hanya seorang pemuda sederhana.

Rasa ini begitu menyakiti hati dia tidak menyangka gadis yg selama ini sederhana dan tidak memandang segala hal dg harta tiba2 berubah hanya karna bekerja di perusahaan ternama.

Melihat Bani yg begitu sedih hingga tertunduk raut wajah Ziah tiba2 berubah dari angkuh menjadi berseri kembali, senyum merekah di bibir nya yg lembut.

"Hahaha.."Ziah tertawa dg lepasnya.

Bani melirik dg tatapan tajam, Ziah semakin mengencangkan tawanya, membuat Bani bingung.

"Haha, becanda ye...Berhasil haha kakak kenak tipu, lihat wajahnya ya ampun kasian bangat aku haha"oceh Ziah tertawa dg begitu lepas.

Pria itu menatap sang kekasih dg ganas dan nakal mempercepat langkah nya mendekati gadis itu.

"Apa? awas kamu dek?"teriak Bani menghampiri Ziah yg tertawa lepas.

"Ayo masuk, ayo masuk, akan kakak beri pelajaran kamu ha"Oceh bani lagi, seraya menarik tangan Ziah dan membawanya ke dalam rumah.

"Ih kakak, jangan, kamu mau apakan aku?"Ziah memberontak.

Bani menutup pintu dan menguncinya, lantas perlahan mendekati gadisnya, wajah sabar dan penuh cinta seketika menggelap soelah di penuhi rasa yg entah apa.

gadis itu melangkah mundur, sang kekasih terus menatapnya, tatapan itu begitu gila, jantung Ziah mulai berdegup kencang, nafasnya terasa sesak, Bani semakin dekat.

Dia terus mundur kebelakang, wajah itu begitu ketakutan mulutnya terdiam tidak mampu berkata apa2, Bani bersikap begitu dingin dan hening wajah nya begitu serius tatapannya begitu tajam mengunci netra Fauziah.

Hingga akhirnya tubuh Fauziah tersandar di tembok, nafas nya semakin tidak beraturan menatap Bani yg semakin dekat dengannya.

"Kenapa seperti itu lagi? hei tubuh sadarlah, menghindarlah? kenapa kau kaku begini?Fauziah dia Bani? dia bukan bintang dalam serial drakor jadi please tolak dia ayo Ziah"Ziah membatin dan menutup matanya.

Wajah Bani kian mendekat hingga berjarak beberapa sentimeter saja.

"Tuhan tolong aku, sadarkan dia"Ziah membatin namun tidak mampu menolak Bani yg kian mendekatinya bahkan kini terasa di wajahnya hangatnya nafas sang kekasih yg berhamburan menyapa wajahnya, gadis itu kepanasan, sangat panas apa matahari mulai menyengat?

Entah kenapa Ziah begitu melemah saat tatapan itu melekat kepadanya.

Pria itu memutar bola mata tajam barusan, mengalihkan pandangannya dan tersenyum, dilihat nya sang kekasih masih menutup mata entah karna takut atau karna memang pasrah.

Terhadap apapun yg akan Bani lakukan, pria mendadak hot itu tersenyum seringai, lantas menjauh tanpa di sadari sang gadis, membiarkan begitu saja Fauziah dalam mata yg tertutup.

Ponsel gadis sempat berserakan tadi di lantai, Banipun memungutnya tanpa di sadari sang kekasih.

CEO keren itu lantas duduk di sofa dg santai dan membiarkan Ziah begitu saja, lalu memainkan ponsel Ziah, ternyata layar ponsel tsb masih menampilkan aplikasi online yg belum sempat di tutup gadis itu.

"Jadi Ziah pengen beli baju buat ke kantor hmm baiklah sayangku, gak perlu beli disini lah model nya jelek2 gini kok, biar nanti kakak yg akan beliin buat kamu hmm"batin Bani jemarinya terus memainkan ponsel tsb dg senyuman manis yg tak lepas dari bibirnya.

Fauziah merasa ada yg aneh, kenapa tidak terjadi apa2 kepadanya, apa yg ingin di lakukan Bani sebenarnya, diapun membuka matanya dan benar Bani tidak lagi di depannya.

Ziah melirik kian kemari mencari Bani, mata bulat itu melebar wajahnya berubah masam kesal saat melihat sang kekasih duduk santai memainkan ponsel nya tanpa rasa bersalah.

"Kakak"teriak Ziah.

"Eh iya dek, kenapa?"jawab Bani enteng.

"Ngapain kakak disitu ha? dan itu ponsel aku kenapa membukanya? lancang sekali?"ucap Ziah dg nada tinggi dan bibir yg di manyunkan.

"Ya habis nya kamu tidur? ponselnya tadi ada di lantai ya kakak pungut aja"jawab Bani seperti seseorang yg polos.

"Siapa yg tidur?"Ziah semakin kesal.

"Lah tadi, kakak liat mata kamu merem sayang, kakak pikir kamu ngantuk dan tidur karna kecapean"jawab Bani dg santainya mengerinyitkan dahi seolah tidak paham apa2.

"Ih nih orang polos atau bagaimana sih?bikin kesal aja, tadi itu apa maksud nya coba dia mendekati aku seperti itu?"batin Ziah menggerutu semakin tidak mengerti dg kekasih nya itu.

Tiba2 pembicaraan mereka teralihkan karena ponsel Ziah yg di pegang Bani berdering, Bani pun tersentak.

"Siapa itu yg tlp"ketus Ziah seraya mendekat kearah Bani, Bani melirik layar ponsel tsb.

"Gak tau dek? sepertinya no tak di kenal"

"Gak usah di angkat"jawab Ziah dg ketus

"Lah kenapa?'mana tau ada yg penting?atau jangan2 ini dari ..."Bani tidak jadi melanjutkan, karna Ziah keburu menyanggahnya

"Apa, kakak mau bilang dari selingkuhan aku iya? angkat aja sama kakak sendiri"oceh Ziah bibirnya kembali mengerucut kesal.

"Hallo.."jawab Bani, tapi tidak ada jawaban.

"Hallo, siapa ini?"tetap tidak ada jawaban hening tanpa suara dari sana, membuat Bani kesal.

"Woi..mau apa lu? jangan ganggu cewek gue"teriak Bani lagi namun tetap tidak ada jawaban.

"Apa aku bilang, jangan angkat itu no gak di kenal, masih aja ngotot, kepo bangat sih jadi orang"sahut Ziah kemudian mulut nya manyun.

"Hmm..Salah emangnya kepoin pacar sendiri?"

"Ah terserah kakak deh, mau percaya sama aku atau tidak itu urusan kakak, mau jadi istrinya juga sebentar lagi masih aja jealous, dasar ABG "Ziah menggerutu kesal, Bani pun tertawa.

"Haha..pengen rasanya balik lagi ke masa itu, masa ABG, haha, masa paling indah yg gak bisa aku lupakan, pacaran masa SMA haha"

"Siapa pacar kakak waktu SMA emang nya?"Ziah yg polos terheran.

"Gak pernah tuh kakak pacaran pas SMA, malahan pertama kali pacaran pas kuliah itu pun sama gadis desa dan dia masih SMA waktu itu hihi"jawab Bani dg sedikit tawa.

"Apa itu benar kak?"Ziah melotot.

"Iya, kamu gak percaya sama kakak?"mereka saling pandang

"Siapa gadis itu kak?"tanya Ziah penasaran

"Siapa lagi, kalau bukan kamu haha..Masak kamu gak ngerasa haha ada2 aja kamu ini"Bani terus tertawa lepas tanpa beban.

mengingat soal masa lalu Ziah terdiam, ada rasa yg begitu mengganjal di hatinya, kesenangan yg sempat diraihnya hari ini seolah sirna.

Ada tekanan yg begitu kuat mengganjal di hatinya, ingin tertawa puas dan lepas seprti Bani tapi hati Ziah tak mengizinkan menghasil kan senyum masam di wajahnya.

Masa lalu yg seharusnya di kenang dg indah dan menghasilkan senyum di masa kini justru Ziah sebaliknya.

Mungkinkah Al masih bersemedi di hati terdalam Fauziah? apalagi Bani bicara soal cinta pertama, membuat gadis itu kembali mengingat lagi masa2 itu.

"Kak, apa kakak serius? aku benar cinta pertama kakak?"Ziah menatap Bani dg pekat.

"Iya sayang, apa kamu tidak percaya sama kakak? kakak jelaskan sekarang, dulu kakak sulit sekali jatuh cinta, tapi saat bertemu kamu pertama kali rasa itu tiba2 datang begitu saja, kakak tidak tau sejak kapan rasa itu muncul yg kakak tau kakak tidak bisa melupakan senyum kamu dari awal kita ketemu waktu itu, kakak mencoba memberanikan diri menyatakan rasa itu, dan ternyata kamu juga merasakan hal yg sama, dan menerima perasaan kakak, sebenarnya awal kita jadian kakak tidak yakin ini cinta tapi semakin menjalaninya kakak merasa semakin takut kehilangan kamu, semakin ingin mendekati kamu, berada di samping kamu, memimpikan kamu di setiap tidur, apa itu namanya kalau bukan cinta, dan di tahun terakhir sebelum kita bertemu lagi kakak memantapkan hati untuk segera menjadikan hubungan itu lebih serius lagi dan memberanikan diri bicara dg orang tuamu dan akhirnya kakak mendapat restu mereka dan mengizinkan kamu kesini, dan perlu kamu tau cinta bisa hilang dan berganti sayang, tapi cinta pertama akan tetap membekas meski kita memilih cinta kedua atau cinta yg lainnya, dan kakak beruntung cinta pertama itu masih ada bersama kakak sampai saat ini yaitu kamu, dan gak tau deh apa bisa kakak hidup seandainya kamu pergi dan meninggalkan kakak"ucap Bani sangat dalam.

Membuat mata gadis itu berkaca kaca, secara tidak langsung Bani membuat Ziah ingat akan sosok cinta pertamanya yg Bani sendiri tidak mengetahui soal itu.

Ziah begitu terharu hingga akhir nya berhamburan memeluk sang kekasih, airmata tumpah seketika, Bani membelai Ziah dg lembut, Ziah memejamkan matanya berusaha tenang dan kuat.

"Kak, kenapa kakak baru bahas sekarang kalau aku cinta pertama kakak?"lirih Ziah di telinga Bani.

"Ya kamu gak pernah nanya sih, dulu juga malu bilang kalau belum pernah pacaran ya gengsi dong secara ganteng2 gini gak pernah punya pacar sebelumnya hehe, tapi sekarang apa yg mau di maluin kita sudah sama2 dewasa dan sebentar lagi menikah, malahan bagus jadi tidak akan ada sosok cinta pertama dari kakak yg akan mengganggu hubungan kita"jawab Bani meski kaku.

Ya entah kenapa Bani mendadak kaku, seolah ada yg tersembunyi yg enggan tuk terungkap.

"Apa kakak tidak ingin tau siapa cinta pertama aku?"tanya Ziah kemudian.

"Siapa emangnya?"lirih Bani yg masih membelai rambut Ziah dalam pelukannya.

Ziah memantapkan hati merahasiakan seorang Al Wijaya dan menganggapnya bukan apa2, bukan cinta pertamanya, dan membuang jauh sosok Al dari kehidupan nya.

"Kakak lah siapa lagi? kakak cinta pertamaku, Ziah tidak akan memiliki cinta yg lebih besar dari ini, Ziah sangat mencintai kakak, sangat, dan jangan sampai kakak ragu dg cinta Ziah, dan segeralah nikahi aku kak, jangan ada lagi penghalang kita menuju hubungan halal itu, Ziah percaya sama cinta dan ketulusan kakak, love u Baniku"jelas Ziah, membuat Bani tersentak.

Rasa bersalah Bani kian menyeruak, dg apa dan bagaimana menjelaskan tentang kebohongan status keluarga Bani kepada Fauziah.

Bagaimana Bani bisa menikahinya kalau kebohongan besar ada pada hubungan mereka, Bani semakin bingung cara bagaimana mengakhiri rahasianya itu.

Seandainya tidak ada rahasia yg di tutupi Bani, mungkin Bani telah menikahi Fauziah.

Kalau pasangan yg saling terbuka akan sangat bahagia mendengar perkataan tsb tapi mereka yg menyembunyikan berbagai hal apalagi soal status keluarga seperti Bani akan merasa sangat bersalah dan hancur.

dan akhirnya membiarkan waktu yg mengungkapkan segalanya.

"Oh ya sayang udah hampir magrib, kakak pulang dulu ya, masih ada kerjaan yg harus kakak urus, gak pa pa kan?"ucap Bani kemudian dg hati sedikit kacau matanya terlihat sayu, Ziah melepas pelukannya.

"Baiklah kak, hati2 ya"jawab Ziah pelan, dan sedikit senyuman.

Bani membalas senyum itu dan memegang sebelah pipi mulus Fauziah yg masih basah dan lengket karna air mata.

"Iya sayang "Bani melangkah keluar, Ziah mengikuti.

"Oh ya sayang ini kunci motor kamu"ucap Bani seraya menyerahkan kunci motor itu kepada Ziah.

"Lalu kakak pulang naik apa?"

"Ah gampang, angkot juga banyak kok sayang, kakak pulang dulu ya, jaga diri baik2, jangan keluyuran mentang2 sudah ada motor, ok!"

"Iya sayang"jawab Ziah tersenyum, Bani melangkah pergi berjalan kaki ke luar komplek perumah Fauziah, Fauziah memandangi Bani, hingga kekasihnya hilang dari pandangannya.

Ziah lantas menghampiri motor tsb, dan membawa nya ke arah garasi yg ada di samping rumah tsb.

*

"Hallo, Kawaki, bawa mobil saya segera!"perintah Bani kepada seseorang yg di tlp nya, Bani berdiri tepat di pinggir jalan, tak berselang lama datang lah 2 unit mobil mewah dan berhenti tepat di depan Bani.

2 orang laki2 berbadan besar dan tegap, berbaju hitam, tampang nya serius dan ganas di telinganya terlihat benda berwarna hitam, turun dari salah satu mobil tsb.

"Silahkan bos, mobil anda"ucapnya tegas dan kepala sedikit tertunduk.

"Terimakasih kawaki"jawab Bani kemudian dan langusung memasuki mobilnya dan mengendarai nya sendiri seperti biasa. Orang2 tsb mengangguk dan beralih ke mobil yg satu lagi disana terlihat beberapa teman2 mereka dg ciri2 yg tak jauh berbeda.

Mereka semua adalah pasukan Kawaki bodygard khusus keluarga Alvino, Bani sebelumnya jarang sekali memanggil mereka karna menurut nya itu tidaklah penting karna Bani merasa sangat lah berlebihan secara dia laki2 yg bisa jaga diri sendiri.

Tidak memerlukan supir atau pun bodygard, tapi akhir2 ini Bani lebih aktif menghubungi mereka entah apa yg di rencanakan oleh Bani dg orang2 tsb.