"Fauziah ini aku Al, penjelasan apa lagi yg kamu ingin ketahui? kamu sudah tau semuanya tapi kenapa kamu belum juga paham dan mengerti, sudah cukup kamu buat aku cemburu, ayo sekarang ikut aku kita pulang"ucap Al, sedikit ngotot ke pada Fauziah.
Secara tidak sengaja bertemu di sebuah cafe, Fauziah ingin memesan es krim kesukaan nya.
Tiba2 langkah nya terhalang karna pergelangan nya terkunci oleh sosok laki laki itu.
Gadis itu membelalak seketika, netranya menatap penuh kemarahan ke pada orang yg tiba2 memegang dan menarik lengannya dg kasar.
"Stop, berbuat seenak kamu, pergi dari sini, jangan halangi aku"jawab nya yg langsung menepis pegangan pria itu.
"Gak kamu harus ikut aku sekarang kita selesaikan semuanya"Al menyeret tangan Ziah dg kasar.
Sang gadis bersikeras melepasnya namun tidak bisa, pergelangan itu sampai memerah akibat dari cengkraman jari2 Al yg sangat kuat.
Tapi dia tidak peduli dg kasar dia menyeret dan membawa gadis itu keluar dari kafe tsb.
"Lepaskan aku Al, lepaskan"Ziah terus meronta, tapi Al tetap bersikeras membawanya.
Al melepaskan gadis itu dan menghempaskan tubuh kurusnya dg kasar ke arah bangku taman.
"Awww..."Ziah meringis kesakitan sembari memegang pergelangan tangannya yg lecet karna kuat nya pegangan Al.
"Kenapa sakit? itu belum seberapa di bandingkan dg sakit yg kamu rasakan selama bertahun tahun membohongi hati kamu sendiri, kenapa tangan halus mu itu lecet bahkan hati kamu lebih terluka parah di bandingkan itu, bahkan aku mengikat hati kamu lebih kuat dari pegangan tanganku ini"oceh Al dg muka yg memerah dan mata yg melebar.
"Kenapa kamu sekasar ini, apa salah ku"teriak Fauziah dg tangis yg tak bisa di bendungnya, dia pun melangkah mendekati dan menatap Al dg pekat.
"Apa pernah kamu menyelamat kan hubungan kita ha? apa pernah kamu membela ku di depan ibu mu? apa pernah kamu berterus terang tentang cinta kita ha?"lanjut Ziah dg nada tinggi.
Mata bulat itu memerah layak nya api yg sedang berkobar seakan membakar tubuh Al.
"Aku tersiksa Al, sakit hatiku bahkan belum sembuh sampai sekarang"Fauziah berucap lirih air mata terus membanjiri pipi mulusnya.
Kedua tangan nya kini berada di dada Al, memukul dan menonjok nonjok dada itu melampiaskan tawar hatinya.
Pria bodoh itu diam saja tak berkutik.
"Iya Al, aku mencintaimu, aku sangat mencintai mu"lanjut sang gadis kembali dg suara tinggi sedikit berteriak.
Matanya masih berapi api, seakan ingin menuangkan semua derita yg selama ini di pendamnya.
"Kenapa kau melukai ku Al? apa yg salah dg cinta ku, kenapa kau tidak pernah membalasnya jika kau memang mengharap kan aku?"
Fauziah terisak, tubuh nya melemah hingga tersungkur di kaki sahabat kecil nya itu.
Al hanya diam terpaku netranya menatap kedepan dg kekosongan, Fauziah terus terisak Isak bertekuk lutut di kaki laki2 yg menjadi cinta pertamanya itu.
"Untuk apa cinta ini Al? cinta yg tak pernah kau jadikan nyata untuk apa lagi tolong katakan? aku menunggu kata2 cinta itu langsung dari mulutmu bukan mulut orang lain seperti yg selama ini kamu lakukan, aku hanya minta sedikit waktumu, tapi kau malah merebut semua hari2 ku yg berharga dg harapan palsu berharap kau mengucapkannya langsung dari mulut mu itu"lirih Fauziah yg masih menunduk di hadapan sang lelaki.
Mata indah itu mulai sembab karna tangis yg tiada hentinya.
Pria itu tersentak memegang dg lembut kedua lengan Fauziah dan membawanya berdiri, netra keduanya saling beradu, Al menghapus air mata gadis itu yg berjatuhan.
"Maafkan aku, maaf semua salahku aku memang membutuhkan waktu bahkan mencuri segala waktu terindah dari mu untuk sekedar kata cinta"ucap Al lembut menatap mata Fauziah yg mulai sembab itu.
"Aku janji aku akan memperbaiki semuanya, kita tidak akan hidup dalam kegelisahan seperti ini lagi, dan aku tidak akan bersembunyi lagi aku akan katakan kepada seluruh dunia kalau aku sangat mencintaimu, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu, dengarkan ini langsung dari hati ku Fauziah aku di depan mu aku mencintaimu, kembalilah jangan ada lagi yg memisahkan kita"jelas Al, menatap Fauziah dan memegang lembut kedua pipi nya, Ziah membalas tatapan itu, gadis itu diam seribu bahasa.
Tidak mampu melawan lagi atau pun menjawab perkataan temannya, hanya itu saja kata2 yg selama ini di tunggu Fauziah. Dari mulut seorang Al Wijaya, hati Fauziah berdesir, kata2 itu seperti obat dari sakit yg di derita Fauziah selama ini, sayang nya kenapa baru sekarang?
"I love you, Fauziah, i love u"ucap Al sekali lagi dg keras, Ziah menatap pemuda itu, air mata masih saja mengalir di pipi si cantik Fauziah.
"Katakan sekali lagi Al?"lirih Fauziah yg mulai melunak, memegang sebelah pipi cinta pertamanya itu, Al lantas memegang tangan yg berada di pipi nya itu lalu mengecupnya dg mesra.
"Aku mencintai mu Fauziah Arzanetta, aku mencintai mu"teriak Al begitu keras, Fauziah terus menatap nya, seakan derita dan beban yg ada di pundak nya sirna.
"Sekali lagi Al"lirih Fauziah lagi.
tanpa berucap apa2, tanpa meminta izin, Al langsung dg cepat melumat jelly berwarna merah muda, tipis indah dan sexi yg basah karna air mata sedikit terbuka karena berucap lirih.
Fauziah terkaget jantung nya semakin berdegup kencang, matanya yg tadi menyipit terbuka lebar, Fauziah tidak berkata apa2 lagi, kebekuan di hatinya terasa telah mencair akibat hangatnya sentuhan itu.
Air mata yg tadi nya mengalir deras seperti hujan kini telah reda menyisakan setetes gerimis.
Pria itu melepas kan sentuhan nya dan meraih tubuh Fauziah ke dalam pelukannya.
Fauziah terdiam dan memejamkan mata beberapa tetes air kembali mengalir.
Al juga tak kuasa menahan tangisnya tanpa malu sebagai laki2 dia terisak di pelukan orang terkasih nya itu, memperat pelukannya seakan tak ingin lagi melepasnya.
Berkali kali pria itu menciumi wangi rambut cinta pertamanya itu, menenggelamkan nya dalam cinta yg tak berujung.
"Aku mencintai mu Fauziah "ucap Al lagi dalam pelukan Ziah dg suara yg tersedak karna tangis.
"Aku juga mencintai mu Al"Fauziah menjawab dg pelan jelas suaranya serak karna air mata yg mengalir itu.
"Aku sangat mencintai mu Fauziah, jangan lepaskan aku lagi, jangan tinggalkan aku lagi, aku mencintaimu"berkali kali kata2 itu terucap di bibir Al, seperti bisikan indah di telinga Fauziah, Fauziah memejamkan mata nya, merasakan damai di hatinya mendengar ungkapan itu.
"I love u, sayangku Fauziahku, l love u so much, together, forever, ah apalah itu, rasanya alay kali, berasa ABG lagi"ucap Al pelan di telinga gadis itu, membuat dia tersenyum kecil, dalam suasana romantis masih saja sedikit bergurau, mata yg tadi terpejam terbuka lagi karna gurauan yg sedikit itu.
"aku..."tiba2 Ziah menghentikan kata2 nya, senyum yg tadi melengkung lenyap bak di telan bumi.
Menyisakan wajah yg begitu gusar, mata sembab yg kembali melebar, dalam pelukan pria itu, Fauziah melihat dari kejauhan sana seorang Bani berdiri memangku kedua tangannya di dada.
Tersenyum indah dan tampan seperti biasa dg gaya nya yg keren dan style bak CEO drama korea menatap mereka tulus seperti ikut bahagia dg kemesraan Fauziah dan Al.
Fauziah langsung tersentak melepas pelukannya dan mendorong dg kuat tubuh cinta pertamanya itu, hingga Al kehilangan keseimbang terjatuh dan tersungkur, berguling guling kelantai dari atas ranjang tempat tidur nya.
"Aduh "Al meringis.
"Sialan, dalam mimpi pun itu orang tidak membiarkan Ziah dan aku bersatu"upatnya
"Awas aja kalau ketemu, akan aku ajak adu ketampanan hmmm siapa yg paling keren pastilah aku Al Wijaya hehehe"oceh Al kemudian dan terkekeh.
Nampaknya Al sedikit minder karna melihat kerennya seorang Bani dalam mimpinya.
Biasa kalau ketemu saingan itu adu otot atau Adu otak tapi ini malah adu ke gantengan.
Al memang konyol seperti biasa dan belum juga berubah.
"Apa Fauziah sudah baca pesan aku atau belum ya"Al tiba2 teringat pesan nya kemaren di sosmed nya Fauziah, dia pun bangkit mengambil ponselnya.
"Hmm sepertinya Fauziah lama gak online"Al mengerinyit.
Lalu meletakkan ponsel nya kembali sedikit kesal dan kecewa di hatinya karna ternyata Fauziah belum membaca pesannya itu, Al pun melangkah kan kakinya ke arah kamar mandi dan menyegarkan diri .
Tak berselang lama, dg semangat yg lebih prima dari hari kemaren Al mengenakan pakaian dan berdandan dg lebih rapi, rambut gondrong nya di iikatkan kebelakang, tak lupa kaos di tutupi jaket berwarna hitam dan celana jeans dari merk terkenal dan harga yg lumayan selangit. Semangat Al untuk memperbaiki penampilan nya yg larut selama ini karna merindukan Fauziah, membuat nya hari ini kembali menjadi laki2 yg tampan dan keren, karismatik.
"Eh nak, mau kemana pagi2 begini sudah rapi"Miranti takjub melihat perubahan anaknya itu yg kembali bersemangat dan mau berpenampilan menarik seperti dulu lagi.
"Al mau jalan2 Bu, suntuk di rumah, Al mau keliling kampung"jawab Al dg santai dan senyum nya yg manis.
"Sarapan dulu nak.."ajak Miranti.
"Gak lah buk, Al mau sarapan di luar aja nanti"
"Kamu mau pergi sama siapa?"tanya Miranti heran.
"Sama kencana lah siapa lagi"Al tersenyum.
Miranti sangat bahagia mendengar nya, mengira anaknya telah memutuskan untuk bersama kencana dan melupakan Fauziah.
"Ya sudah nak, pergilah"jawab Miranti kemudian dg senyum merekah di bibirnya. Miranti tidak menyangka anak nya berubah secepat ini dan menyadari kesalahannya.
Tuan tanah muda menyalami ibunya dan langsung pergi meninggalkan sang ibu tersenyum sambil menggelengkan kepala.
Moge yg di kendarain Al melaju dg kecepatan sedang, dia menikmati setiap hembusan angin pagi yg menyapa wajahnya beberapa warga desa terlihat menyapa anak tuan tanah itu.
Al membalas mereka dg senyuman tulus dan dg ramah membalas mereka.
Beberapa ibu2 petani terlihat berbondong bondong menuju sawah yg berada di sisi kiri dan kanan jalanan yg di lalui tuan tanah muda.
Pria itu tersenyum bahagia menikmati kesejukan di pagi yg cerah itu.
Sudah lama rasanya larut dalam kerinduan tak ada tepiannya hanya sekedar menikmati keindahan desa, selalu mengurung diri penuh rasa bersalah di dalam kamarnya.
Merasa hancur karna tidak bisa memiliki gadis pujaan nya itu.
"Eh...Nak Al, udah lama gak nampak?kemana aja?"sapa ibu Kencana yg sedang menyiram tanaman di halaman rumah nya.
Tuan tanah muda pun mematikan motornya dan melangkah menuju ibu Kencana lalu menyalami nya dg sopan.
"Gak kemana mana kok buk, akhir2 ini ya sedikit sibuk, biasa masalah tanah"jawab Al membuat alasan dan senyum menyeringai.
"Nak Al mau ketemu kencana?"tanya ibu kemudian.
"Iya buk, apa dia ada?"
"Ada di dalam masuk aja, ayo"Al melangkah ke arah rumah kencana bersama sang ibu. Terlihat rumah Kencana cukup luas dan besar mencerminkan kalau kencana bukanlah kalangan bawah di desa itu. Terbukti dg melihat beberapa deretan rumah2 para tetangga nya hanya rumah orang tua kencana lah yg paling menonjol
di antara yg lain.
Maklum orang tua kencana memiliki beberapa ruko dan rumah yg di sewakan, membuat keluarga kencana jauh dari kesusahan selama ini.
Mungkin itu juga kenapa ibu Miranti begitu menginginkan kencana menjadi menantunya.
"Kencana keluar sayang, lihat siapa yg datang"ibu meneriaki anaknya, Al duduk tersenyum di sofa coklat tua yg terkesan mewah.
"Iya buk.."Kencana berlarian kecil keluar dari kamarnya.
"Al"matanya melebar senyum nya merekah begitu sumringah saat melihat si tampan Al duduk di sofa itu.
"Nak Al mau minum apa?"tanya ibu kemudian.
"Tidak perlu repot2 bu, Al kesini hanya mau minta izin, mau ngajak Kencana keluar sebentar aja buk, apa di bolehkan?"
"Lama juga gak papa kok nak"jawab ibu sedikit menggoda, Kencana tersenyum malu wajah cantik nya memerah seperti kepiting rebus.
"Ibu bisa aja"jawab Al terkekeh.
"Buruan nak kamu siap2, dandan yg cantik"suruh ibu ke pada putri nya, membuat Kencana semakin malu dan menundukkan kepala bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan berdandan.
Tuan tanah muda tersenyum geli menatap ibu Kencana yg sikapnya sedikit genit itu.
Kencana pun selesai bersiap penampilannya terlihat cantik tapi Al tidak memandangnya sama sekali justru malah membuang muka, dan mendesak Kencana
"Ayo Kencana"ucap Al sedikit terdesak menuju motornya.
Kencana bukan pertama kali naik moge mahal itu bahkan bisa di katakan sudah sering menaikinya karna ibu Miranti yg memaksa mereka untuk selalu berjalan berdua agar terbangun kedekatan antara keduanya tapi justru semua itu sia2 Al tidak menaruh sedikit perhatian pun terhadap gadis ini.
Raganya memang bersama gadis mungil nan manis itu tapi hati dan jiwanya hanya tertuju pada Fauziah cinta pertamanya.
"Kita mau kemana Al?"ucap kencana yg telah berbonceng di belakang Al, angin menerbangkan rambut lurus Kencana yg terurai sampai bahu itu karna laju kendaraan.
"Gak kemana mana, aku bosan di rumah, teman juga masih di kota semua, dari pada jalan sendiri gak jelas mending ngajak kamu iya kan"oceh Al sedikit mengencangkan suaranya karna bunyi angin dan kendaraan itu sedikit berisik.
Kencana terdiam dia sangat kecewa ternyata Al mencari nya ketika dia bosan saja setelah itu tidak peduli dg nya lagi.
Motor Al pun terhenti di sebuah persimpangan disana ada sebuah warung makanan mereka turun dari kendaraan nya dan memesan makanan dari sana.
Merekapun duduk di bawah pohon yg rindang, pemilik warung yg menyediakan tempat sedemikian rupa demi menarik perhatian pembeli.
"Kenapa kamu tega sama aku Al ?"Kencana menatap Al yg acuh tak acuh duduk di depannya sembari memandang ponsel nya.
"Ha kenapa?apa ada yg salah?"jawab Al tanpa rasa berdosa menyakiti gadis itu.
"Kamu menemui ku hanya untuk menghilangkan rasa bosan mu saja, seperti itu kan"mata Kencana berkaca kaca.
"Tidak juga, kamu temanku, untuk itu aku mengajak mu"jawab Al enteng.
"Lalu kenapa, Fauziah teman mu juga, kenapa tidak mengajak dia saja?"ketus Kencana, Kencana memang mengenal Fauziah dan tau tentang cerita masa lalu mereka, termasuk perasaan Al terhadap Fauziah.
"Apa? kenapa kamu bicara seperti itu?"Al meninggikan suaranya.
"Lalu aku harus berkata apa? kamu jelas tidak pernah peduli dg perasaan ku, yg kamu pedulikan hanya Ziah, Ziah dan Ziah, tidak ada Kencana dalam hidup mu"oceh Kencana mulai menangis.
"Jadi kamu cemburu? kamu tidak terima?apa kamu tau bahkan kamu lebih sering bersama ku di bandingkan dia"
"Apa gunanya itu semua, percuma kamu bersamaku tapi hati kamu ada padanya"upat Kencana penuh kekesalan.
Al tidak peduli kata2 Kencana dan bahkan tidak merasa iba karna gadis itu meneteskan air mata kekecewaan.
Al hanya menggeleng geleng gak jelas, menikmati makanan yg ada di depannya.
Kencana yg tak kuat menahan sakit hatinya lalu beranjak dan berlari meninggalkan pria itu tapi tubuh nya malah tersungkur seseorang menabraknya tampa sengaja.
"Maaf, maaf kan saya, apa kamu tidak apa2"ucap orang tersebut seraya membantu Kencana untuk berdiri.
Al beranjak dari duduk manis nya tadi menghampiri Kencana yg sedang membersihkan pakaian karna sedikit kotor terkena tanah.
"Apa kamu tidak apa2 Cana?"ucap Al dg wajah khawatir.
"Tidak usah sok baik padaku"jawab Kencana dingin, Al pun menoleh kan pandangannya ke arah orang yg menabrak Kencana.
"Ariska?"Al melebarkan matanya ada rasa senang di hatinya saat melihat Ariska.
"Al, hai apa kabar?"ucap Ariska menyapa Al.
Kencana bingung kedua orang tsb ternyata saling mengenal, Kencana memang tidak kenal sama sekali dg kakak Fauziah tsb.
"Baik aku baik seperti yg kakak lihat aku masih keren kan?"ucap Al dg sangat PD nya.
Ariska mengangguk memandangi Al, lalu memandang gadis yg sedang cemberut di sampingnya, meskipun Ariska tidak mengenal Kencana dan belum pernah melihatnya langsung Ariska sedikit mengetahui tentang Kencana dari cerita Fauziah.
"Oh ya kak, boleh minta sesuatu?"ucap Al kemudian.
"Iya apa?"
"Minta no Tlp nya Ziah dong kak?"Al mengatupkan kedua tangannya di hadapan Ariska.
"Di depan pacar mu sendiri kamu meminta tlp gadis lain?"ketus Ariska memandang Al sinis, Kencana hanya diam dg bibir yg mengerucut.
"Pacar? tidak kak, dia Kencana hanya teman biasa kok"jawab Al enteng, membuat Kencana semakin kecewa.
"ya baiklah, mana ponselmu?"Jawab Ariska, Al mengulurkan ponsel mahalnya model terbaru tahun ini Ariska mengetikkan no kontak Fauziah di sana.
"Sudah, sekarang aku pulang dulu, permisi"Ariska langsung meninggalkan Al dan Kencana, Al tersenyum puas setelah mendapat kontak Fauziah, sementara Kencana berapi api dg amarah nya.
"Antarkan aku pulang sekarang"teriak Kencana kesal.
"Ya baik lah, ayo"jawab Al enteng tanpa merasa bersalah telah begitu menyakiti hati gadis itu.
Dg perasaan hancur kencana menaiki motor Al, mereka hanya diam seribu bahasa, berkali kali Kencana menghapus air mata nya karna begitu kecewa dg sikap Al yg semena mena terhadap nya.
Sementara Ariska di perjalanan nya menuju rumah membatin sendiri
"Rasakan Kencana kamu pasti hancur dg sikap Al tadi, itulah yg selama ini Fauziah rasakan, kamu selalu memanas manasi Fauziah kan? sekarang terima itu, bahkan itu belum seberapa di bandingkan sakit hati yg Fauziah rasakan selama ini"Ariska pun tersenyum sinis.