Chereads / Kesalahpahaman Tak Berujung / Chapter 44 - Munculnya Rasa Benci

Chapter 44 - Munculnya Rasa Benci

Akhirnya apa yang aku dapatkan? Pernikahanku?! Anakku?! Kehidupanku?! Semuanya hancur!! Setelah hidup tenang selama tiga tahun, akhirnya semuanya tetap berantakan, batin Mu Chuqing.

Dia juga berpikir, kalau sejak awal tahu bahwa hatinya masih akan sakit, kalau sejak awal tahu bahwa Chang Chu tetap akan membuat keributan, seharusnya dulu dia menolak hak khusus yang diberikan oleh orang tersebut, dengan membuat drama menangis, ribut dan lainnya. Dan dia tidak akan kembali ke sini. 

Mu Chuqing bukan ingin melarikan diri dari sesuatu, dia hanya ingin hidup lebih baik. Namun, beberapa orang rupanya tidak senang. Kalau begitu, dia bertekad tidak akan pernah membiarkan dirinya lemah lagi.

Kemudian, Mu Chuqing mengangkat dan menatap tangannya yang terbungkus kain kasa, matanya yang indah berkedip-kedip. Merekalah yang sedikit demi sedikit merobek luka yang pernah ada dan kembali menambahkan luka baru. Aku tidak ingin di kontrol oleh orang lain lagi, tidak ada lagi orang yang dapat dengan mudah melukaiku! Pikirnya.

Perlahan Mu Chuqing menurunkan sepasang tangannya dengan wajah yang terlihat datar. "Apa yang tadi kalian katakan, siapa yang memberitahu kalian?"

"Ini…" Kedua sekretaris itu saling menatap dengan kepala tertunduk dengan wajah yang terlihat kesulitan.

"Ada apa? Bukankah kalian meminta maaf? Setidaknya kalian harus menunjukkan ketulusan kalian? Walaupun aku tidak mengatakan akan menggunakan kekuasaanku untuk urusan peribadi, tetapi bukankah ini juga merupakan hakku? Sepertinya orang tersebut lebih berkuasa dariku ya hingga kalian berdua lebih bersedia kehilangan pekerjaan kalian, juga tidak bersedia memberitahu siapa orang itu?"

"..." Wajah kedua sekretaris tersebut tetap terlihat kesulitan. Kalau mereka mengatakan siapa orang tersebut, ini sama saja menusuk orang dari belakang. Perbuatan yang tidak baik seperti itu, mana mungkin mereka dapat melakukannya.

Bibir Mu Chuqing tersugging senyum dingin, lalu berkata, "Tidak mau mengatakannya, ya? Baiklah, sekarang…"

"Orang itu adalah Sekretaris Wu!" Salah satu dari sekretaris itu segera memotong perkataan Mu Chuqing dan menyebutkan nama orang tersebut. Sementara sekretaris lainnya menarik-narik pakaian temannya.

Sekretaris yang menjawab pertanyaan Mu Chuqing balas menarik pakaiannya dan menatap temannya, lalu kembali berkata, "Sekertaris Wu mengatakan bahwa salah satu temannya dipanggil untuk bekerja sebagai pekerja sementara di jamuan keluarga Anda hari itu. Ketika Anda mendorong Nona Chang dari tangga, saat itu temannya adalah saksi mata pertama."

Mu Chuqing mengerutkan dahinya mendengar hal tersebut. Sekretaris Wu? Gumamnya dalam hati.

"Baiklah, aku sudah tahu, kalian kembali bekerja. Ingat, di kantor ini, kerjakan saja apa yang harus kalian kerjakan!"

"Baik!" jawab kedua sekretaris itu dengan serempak. Bagaikan mendapatkan kebebasan, mereka segera berlari keluar dari toilet dengan bergandengan tangan.

Kemudian, dengan tatapan dingin, Mu Chuqing pun masuk ke dalam toilet.

***

Ketika Mu Chuqing kembali ke dalam ruang kerjanya, hal pertama yang dia lakukan adalah menelepon ruangan sekretaris meminta Sekretaris Wu agar datang ke ruangannya.

Sekretaris Wu merasa bingung, sementara kedua temannya yang tadi berada di dalam toilet saling berpandangan, wajah mereka terlihat jelek.

"CEO Mu, anda mencari saya?" tanya Sekretaris Wu saat sudah masuk ke dalam ruangan Mu Chuqing.

Mu Chuqing pun mengangkat kepala dan menatap sekretaris Wu. Sekretaris tersebut tampak pintar, tetapi dari kedua alisnya terlihat bahwa dirinya bukanlah orang yang baik. Sekretaris tersebut terlihat seperti suka memanfaatkan sesuatu dan orang yang serakah.

Tiba-tiba, Mu Chuqing melemparkan pulpen yang ada di tangannya ke atas meja, tubuhnya disandarkan di kursi, sementara kedua tangannya disilangkan didepan dada. Antara tersenyum dan tidak, dia melihat wanita yang berdiri di depan mejanya.

Sekretaris Wu terkejut ketika Mu Chuqing melemparkan pulpennya. Hatinya terasa takut dan dirinya mulai gemetaran ketika melihat bosnya menatapnya seperti itu.

Ketika Mu Chuqing tengah memerhatikan Sekretaris Wu, suasana di dalam ruang kerja tersebut sangat sunyi.