Sheng Lin menggelengkan kepala sambil menjawab, "Rabu depan, ulang tahun Nyonya Besar."
Mu Chuqing tiba-tiba mengerutkan dahinya. Perayaan ulang tahun Ye Yun?! Aku diundang? Batin Mu Chuqing.
"Pamang Sheng, apakah Nyonya Besar mengetahui hal ini?" tanya Mu Chuqing.
Sheng Lin hanya menatap Mu Chuqing dengan senyum dan tidak menjawab. "Nona Mu, Tuan Besar ingin bertemu denganmu."
Mu Chuqing mengerutkan alisnya dan menerima undangan tersebut.
"Mohon Anda berdua datang menghadiri undangan tersebut. Saya pergi dulu," ucap Sheng Lin.
Mu Chuqing sebenarnya tidak berencana untuk pergi. Pasalnya, dulu Ye Yun sangat membencinya hingga ingin membunuhnya, jadi untuk apa dirinya ke sana, masa hanya untuk dibuat kesal. Mengenai Sheng Zhengyu, dirinya dapat bertemu secara pribadi dengannya.
Tetapi, semua ini Chang Chu yang memaksanya. Seumur hidupnya, Mu Chuqing tidak akan memaafkan wanita itu.
Sebuah musik yang jarang didengar tiba-tiba berbunyi, Mu Chuqing menyipitkan mata, lalu mengambil tisu untuk mengelap tangannya. Dia segera berlari ke ruang kerjanya dan mengambil ponsel di atas meja. Ponsel tersebut adalah ponsel biasa, bahkan apa mereknya saja dia tidak mengetahuinya. Dia menghabiskan uang 200 Yuan untuk membelinya.
Mu Chuqing segera mengangkat panggilan masuk itu dan berkata, "Halo..."
"Ini Nona Sunny?!" Terdengar suara pria asing dari ponsel tersebut yang membuat Mu Chuqing menyipitkan matanya.
"Betul, ini aku."
Orang di seberang sana merespons dan kemudian mengatakan sesuatu kepada Mu Chuqing. Dia menyipitkan matanya, lalu mengangguk dengan cibiran di sudut mulutnya. "Baik, aku tahu, aku segera mengirimkan sisa uangnya kepadamu."
"Terima kasih," ucap orang di seberang telepon.
Mu Chuqing menutup telepon, lalu mengeluarkan SIM Card dan membelahnya menjadi dua. Dia kemudian membuangnya ke tong sampah. Sayang sekali… Batinnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya.
Tiba-tiba suara pintu diketuk, sehingga Mu Chuqing tersadar. Dia lalu menyuruh orang tersebut masuk. Tampak seorang sekretaris muda yang berdiri di depan pintu dengan ketakutan.
"CEO Mu, tim proyek Kota Laut Fatamorgana mendesak Anda untuk menghadiri pertemuan," kata sekretaris tersebut.
"Aku tahu," jawab Mu Chuqing sambil menghelakan napas dengan berat. Lalu dengan tangan kosong, dia keluar menuju ruang rapat.
Di ruang rapat, Mu Chuqing membuka pintu. Saat itu, semua orang memandang dirinya dengan sedikit terkejut, sebagian besar karena rumor di perusahaan, tetapi juga sebagian karena sikapnya. Datang rapat dengan tangan kosong?! Batin mereka.
Sebelumnya beberapa pegawai muda mengagumi Mu Chuqing, namun karena dua hal, sekarang rasa kagum mereka menurun.
Mu Chuqing yang masih tidak menyadarinya berdiri di kursi utama ruang rapat dan tidak duduk. Dia bersandar di meja dengan kedua tangannya dan berkata, "Kalian semua sudah bekerja keras, jadi malam ini tidak perlu lembur dan selamat berakhir pekan. Bagaimanapun, saya kurang berpengalaman, jika kalian memiliki pertanyaan, silakan tanyakan kepada manajer senior departemen perencanaan kami. Pertemuan tender akan segera dimulai pada Jumat depan, semangat semuanya!"
Tetapi Manajer Gao yang berada di sana mendengus dingin, "Berapa banyak orang di Kota Fu yang menginginkan proyek ini? Tidak lembur? Berakhir pekan? CEO Mu, apakah Anda pikir tender ini dapat dimenangkan dengan mudah?"
"Manager Gao, menggunakan akhir pekan pegawai untuk bekerja adalah melanggar peraturan," kata Mu Chuqing yang menegakkan tubuhnya.
"Memberikan uang lembur juga melanggar peraturan?" ucap Manajer Gao.
"Tetapi aku tidak ingin mengeluarkan uang lembur," jawab Mu Chuqing. Dia mengangkat bahu dan menjawab dengan asal dan sengaja menentang pria itu.
"Kamu!" Benar saja, Manajer Gao dibuat kesal oleh Mu Chuqing, tapi dia hanya bisa menatap atasannya itu.
"Jangan marah, Manajer Gao. Saya juga memertimbangkan perusahaan. Saya melihat berapa banyak waktu dan energi yang dihabiskan semua orang dalam tender ini. Masih ada satu minggu tersisa dalam rapat tender ini. Saya benar-benar khawatir semua orang terlalu lelah dan kalau ada masalah dalam rapat tender, tetap saja diperlukan istirahat yang layak."
"..." Manajer Gao terdiam.
"Sudahlah, masih ada beberapa saat lagi waktu pulang kerja, kalian teruskan dulu pekerjaan kalian."