Chereads / Kesalahpahaman Tak Berujung / Chapter 48 - Menebus Kesalahan Terhadap Mu Chuqing?!

Chapter 48 - Menebus Kesalahan Terhadap Mu Chuqing?!

Mu Chuqing lalu pergi begitu saja meninggalkan Manajer Gao yang sangat kesal

***

Setelah membawa Chang Chu ke rumah sakit untuk memeriksa lukanya, Sheng Yuchen langsung mengantarnya pulang ke rumah keluarga Chang.

Ketika melihat putrinya kembali dalam keadaan terluka, wajah Chang Yikuan sangat suram. Namun, di hadapan Sheng Yuchen, memangnya dia dapat mengatakan apa. Karena orang yang memukul anaknya adalah mantan istri pria itu, dia tidak dapat mengatakan apa pun. Karena bagaimanapun juga calon menantunya itu adalah orang yang bertanggung jawab atas hal ini. Walaupun sebentar lagi pria itu segera akan menjadi menantunya, tetapi tidak gampang untuk disalahkan.

Dengan kepala tertunduk, Chang Chu bersembunyi di dalam pelukan Sheng Yuchen. Bahkan saat melihat Chang Yikuan pun dirinya tidak keluar dari pelukan pria itu. Tanpa berdaya Chang Yikuan menghalakan napas, lalu melambaikan tangannya dan memberi isyarat agar kedua orang itu naik ke atas. 

Sheng Yuchen pun mengantar Chang Chu ke kamarnya. Dia lalu berkata dengan nada bicara yang masih terdengar kaku, "Beberapa hari ini kamu istirahat yang baik dan saat akhir pekan jangan keluar rumah."

Ketika Sheng Yuchen memutar tubuhnya untuk pergi, sepasang tangan Chang Chu yang lembut menggenggam dengan erat tangan pria itu. Butiran air matanya yang hangat jatuh di punggung tangan calon suaminya.

"Chen, aku jelas tahu bahwa kita akan segera menikah dan kamu akan menjadi milikku selamanya. Tetapi, belakangan ini aku merasa tidak tenang. Bertemu kembali dengan Mu Chuqing, aku tidak tahu bagaimana menghadapinya, aku bersalah padanya, tetapi aku pun membencinya. Chen, menurutmu aku harus bagaimana?" Chang Chu menjulurkan tangannya dan memeluk pinggang Sheng Yuchen. Dia lalu menyandarkan kepalanya di perut pria itu dan menangis tersedu-sedu.

Sementara alis Sheng Yuchen yang tadinya dikerutkan sekarang melonggar. Dia dengan lembut membelai dahi Chang Chu, lalu menghela napas dan berkata, "Aku tahu, aku tahu itu bukan salahmu."

Chang Chu semakin erat memeluk Sheng Yuchen dan dengan sedih berkata, "Chen, aku sungguh takut. Sebelumnya aku berkata bahwa akan merelakanmu kepada Chuqing, tapi aku hanya berkata asal-asalan, kamu jangan menganggapnya serius. Asalkan aku dapat bersama dengan dirimu, aku rela menggunakan cara apa pun untuk menebus kesalahan terhadap Chuqing."

Sheng Yuchen meraih dan melepaskan tangan Chang Chu yang memeluk erat di pinggangnya. Dia mendongak dan merasa gugup, lalu menatap pria itu dengan air mata penuh di matanya.

Sheng Yuchen menghela napas dan memegang kedua tangan Chang Chu yang kecil menggunakan telapak tangannya yang besar. "Jangan terlalu sensitif, aku tidak akan meninggalkanmu."

Chang Chu menatapnya dengan sepasang matanya yang besar dan cerah untuk beberapa saat. Akhirnya dia tersenyum dan mengubur dirinya dalam pelukan Sheng Yuchen lagi.

"Sudahlah, kamu bisa istirahat lebih secepatnya saja dan akhir pekan jangan pergi ke perusahaan," ujar Sheng Yuchen sambil menarik Chang Chu keluar dari pelukannya.

"Ehm, aku tahu, karena dokumen rencana tender sudah diselesaikan, jadi tidak ada yang aku sibukan lagi," jawab Chang Chu dengan suara yang manja.

"Ehm, baiklah! Aku pergi dulu," ujar Sheng Yuchen.

"Hati-hati di jalan..."

"Baik." Sheng Yuchen mengangguk dan tersenyum. Namun, ketika dia keluar dari kamar Chang Chu dan menutup pintu, senyum lembut di wajahnya berangsur-angsur menghilang.

Tatapan mata Mu Chuqing yang menatap Gu Yian itu, dulu tatapan itu adalah milikku. Mata yang cerah dan jernih itu, ketika menatap diriku selalu dengan kekaguman dan keangkuhan yang dalam, sudut mulut yang sedikit terangkat dan terlihat manis seperti madu, batin Sheng Yuchen.

Pada saat itu, Sheng Yuchen merasa bahwa dia adalah orang yang paling bahagia. Dia juga sangat mencintai tatapan mata itu, tetapi sekarang, dia justru sangat ingin menghancurkannya. Cengkeramannya pada gagang pintu tiba-tiiba semakin kencang, lalu dia menghela napas. 

Tiga tahun, Sheng Yuchen mengira waktu akan membuat semuanya menjadi pudar. Tapi sejak dia pertama kali melihat wanita itu, dirinya tahu, semua itu tidak mungkin terjadi. Dorongan yang wanita itu berikan kepadanya, bahkan dia pun merasa tidak masuk akal.