Hello semuanya.
Happy reading!
_________
8 tahun yang lalu.
Setelah kejadian itu sekolah jadi diliburkan untuk sementara selama beberapa hari. Para media juga sudah mulai tenang dan beberapa dari mereka telah memilih untuk merilis berita lain. Satu per satu kasus yang terjadi di sekolah ini mulai terselesaikan. Orang-orang yang bersalah telah mendapatkan balasan yang setimpal dan adil. Kasus pembullyan juga sedang dalam proses penyidikan karena tidak mudah untuk memproses para siswa yang masih dibawah umur.
Berita tentang sekolah mereka rupanya telah sampai di telinga orang tua Sarah yang sedang berada di negara lain sekarang. Tentu saja mereka sangat terkejut sekali sampai berniat untuk menjemput Sarah pulang ke California namun Sarah meyakinkan kedua orang tuanya kalau dia baik-baik saja dan tidak ada masalah serius yang terjadi padanya.
Awalnya orang tua Sarah tetap bersikeras untuk menjemput Sarah setelah mereka kembali ke Amerika namun Sarah kembali mengingatkan orang tuanya akan kesepakatan yang telah mereka setujui sebelum Sarah pindah ke kota New York. Orang tua nya yang tidak dapat menyangkal ataupun membantah apapun tentang kesepakatan itu akhirnya menerima keputusan Sarah untuk tetap tinggal di kota New York.
Begitu juga Axton yang kini sedang menentang dengan keras keinginan ayah nya yang menginginkan dia pindah sekolah menjadi homeschooling. Axton benar-benar kecewa karena ayah nya merubah keputusannya untuk membiarkan Axton bebas menentukan sekolah nya sendiri sampai ke tingkat perkuliahan. Mereka memang belum bertemu kembali setelah makan bersama beberapa hari yang lalu tapi tetap saja Axton merasa semua ini sangat tidak adil untuknya.
Ayahnya itu tidak pernah mengatur pendidikan kakak-kakaknya. Bahkan pria tua itu tidak peduli jika kakaknya tidak naik kelas ataupun tidak lulus dari sekolah karena dunia tidak akan pernah tahu kalau mereka adalah anak dari seorang pewaris tunggal keluarga Mckenzie. Tapi kenapa sekarang pria tua itu merubah pikirannya dan mengatur segala sesuatu hal yang berkaitan dengan hidup putra bungsunya, Axton? Sebenarnya apa yang pria tua itu rencanakan?
"Sudah, terima saja keputusan daddy." Ucap kakak nomor tiga Axton.
Axton menatap kakak perempuannya dengan tatapan tidak suka dan risih disaat yang bersamaan. Terkadang dia juga merasa heran kenapa kakaknya yang gila pesta itu selalu ada disaat-saat yang seperti ini. Biasanya wanita gila itu sibuk berpesta dimana-mana dan jarang pulang ke rumah. Ayah dan ibunya juga sudah menyerah dan mereka bahkan sudah memutuskan untuk membiarkan kakaknya itu melakukan apapun yang dia inginkan.
Bahkan dalam dua tahun ini sudah tiga puluh pria yang berniat untuk menikahi ataupun dijodohkan dengan kakaknya itu tapi tidak ada satupun dari mereka yang dapat bertahan dari tingkah laku kakaknya yang sangat liar dan tak terkendali itu. Kakaknya itu sangat cantik dan seksi. Dia juga pintar dan memiliki IQ yang tinggi. Tidak heran jika dia sangat populer di kampus dan sekolahnya dulu. Tapi kalau diingat-ingat lagi, kakak ketiganya itu tidak seliar ini dulu.
Seingat Axton, kakaknya itu adalah murid teladan yang populer di sekolah. Dia itu tidak pernah membuat masalah ataupun membolos sekolah. Benar-benar berbanding terbalik dengan sifatnya yang sekarang. Pokoknya sosoknya yang dulu adalah idaman semua pria yang ada didunia ini. Namun saat dia masuk ke dunia perkuliahan, dia mulai suka berpesta di klub malam. Prestasinya juga menurun drastis dan masalah yang dia buat juga sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.
Kalau tidak salah sih semua ini karena cinta pertamanya. Kenapa Axton bisa mengetahui hal itu? Itu karena Axton tidak sengaja mendengarnya dari kakaknya sendiri. Jadi begini ceritanya. Pada suatu malam saat kakaknya baru pulang ke rumah jam tiga pagi. Axton yang baru bangun tidur karena merasa haus bertemu dengan kakaknya yang baru masuk ke dalam rumah dalam keadaan mabuk.
Awalnya Axton tidak peduli dan berniat untuk meninggalkan kakaknya itu di ruang tamu sendirian karena setiap kali wanita itu pulang dengan keadaan mabuk, dia selalu berhasil kembali ke kamarnya dengan sempurna walaupun kesadarannya tidak penuh. Axton juga sempat merasa takjub dan heran karena kakaknya itu selalu bisa kembali dengan selamat ke rumah walaupun dalam keadaan mabuk.
Dan yang lebih unik nya lagi adalah kakaknya sama sekali tidak pernah membawa satupun pria asing ke rumah mereka. Bahkan tidak ada satupun dari berita yang menuliskan kalau adik dari seorang selebriti dunia tidur dengan banyak pria. Hebat sekali kan? Axton juga penasaran apa yang kakaknya lakukan sehingga para pria diluar sana takut untuk mendekatinya. Padahal wajah cantik dan tubuh seksi miliknya adalah idaman semua pria. Entahlah, hanya dia, pria itu dan Tuhan yang tahu.
Ok, kembali lagi pada pagi itu. Saat Axton hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba kakaknya terjatuh ke atas lantai. Axton yang saat itu masih kecil dan tidak mengerti apa-apa langsung berlari menuju kakaknya dengan panik. Walaupun kakaknya itu tidak bisa memberikan contoh yang baik padanya namun Axton tetap sayang pada kakak perempuan ketiganya ini. Mereka memang sering bertengkar tapi mereka selalu berbaikan tidak lama setelah itu.
Bisa dikatakan kalau hubungan mereka itu adalah jenis hubungan yang benci namun disisi lain saling menyayangi satu sama lain atau lebih sering disebut dengan love-hate relationship. Axton memanggil-manggil nama kakaknya berkali-kali sambil mengguncang tubuh kakaknya itu namun bukannya terbangun dan sadar. Kakaknya malah menangis dengan kencang sambil memeluk selembar kertas yang telah remuk.
Axton menghembuskan napasnya dengan lelah sambil duduk di samping kakaknya yang terus menangis seperti orang gila. Terkadang dia merasa kasihan pada kakaknya yang harus mengalami hal-hal menyedihkan seperti ini. Disaat dia membutuhkan dukungan dari orang tua dan saudaranya disaat yang seperti ini namun sayangnya mereka tidak pernah ada disisinya. Orang tuanya dan saudaranya malah memilih untuk menutup mata dan telinga mereka dari kesedihan kakaknya yang satu ini.
Axton memberanikan diri untuk mengelus puncak kepala kakaknya dengan usapan lembut dan pelan. Dia memang bukan lah orang yang bisa menghibur kesedihan orang lain dengan mudah ataupun orang yang bisa menjadi tempat untuk menampung kesedihan orang lain namun dia adalah orang yang sangat peka. Dia bahkan bisa merasakan perasaan orang lain hanya dengan menatap mereka. Itulah mengapa dia lebih memilih untuk menghindari orang lain karena terlibat dalam sebuah perasaan adalah hal yang sangat merepotkan.
"HUAAAAAAAA."
Wanita itu tiba-tiba melemparkan kertas yang dia pegang ke arah Axton dengan kuat hingga Axton merasa sangat terkejut dan takut disaat yang bersamaan. Tenaga milik kakaknya itu sama sekali tidak bisa diremehkan. Mereka berdua memang menyukai seni bela diri dan belajar di tempat yang sama jadi jangan heran kalau Axton yang biasanya tidak berekspresi biss menunjukkan berbagai ekspresi di depan kakaknya.
"This bitch!" Maki Axton sambil mengambil kertas yang sudah setengah hancur.
"KENAPA KAU TEGA SEKALI PADAKU!" Teriak kakaknya sambil menangis.
"OH GOSH!" Teriak Axton terkejut.
Axton menatap wajah kakaknya dengan tatapan terkejut. Bagaimana bisa wajah cantik yang tidak ada cela berubah menjadi wajah yang sangat menyeramkan? Wajah kakaknya benar-benar sangat berantakan dengan make up yang sudah luntur kemana-mana. Sekarang Axton jadi menyesali keputusannya untuk mendekati kakaknya yang tengah mabuk dan menggila.
"JANGAN PERGI!" Teriak kakaknya sambil memegang tangan Axton.
"Oh God.." Jawab Axton sambil melepaskan tangan kakaknya.
"JANGAN PERNAH TINGGALKAN AKU!" Teriak kakaknya lagi sambil menangis.
"IYA!" Jawab Axton dengan frustasi.
Kakaknya pun melepaskan tangan Axton dan kembali menangis sambil meringkuk diatas lantai sedangkan Axton memutuskan untuk melihat kertas yang sedang dia pegang. Ternyata kertas itu adalah sebuah undangan pernikahan. Axton kembali menatap kakaknya yang masih menangis sambil menyanyikan lagu sedih yang tidak pernah Axton dengar seumur hidupnya. Axton kembali melihat undangan itu lalu membaca nama pengantin yang tertera di sana.
Betapa terkejutnya Axton ketika melihat nama mantan pacar kakaknya disana. Kakaknya itu memang punya satu mantan pacar yang berpacaran dengannya selama lima tahun lalu tiba-tiba mereka putus saat kakaknya baru masuk kuliah. Axton tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka karena dia tidak pernah merasa penasaran dengan hubungan mereka berdua tapi setahu Axton mereka berdua tidak pernah bertengkar selama berpacaran.
"Kak." Panggil Axton sambil menatap kakaknya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua namun sudah saatnya kakak merelakan pria itu."
Kakaknya hanya terdiam sambil terisak. Axton tidak bisa mengerti sesakit apa perasaan kakaknya saat ini karena dia tidak pernah merasakan rasanya ditinggal menikah orang yang dia cintai. Namun sebagai adik yang peduli dan sayang pada kakaknya, Axton hanya berharap kalau kakaknya dapat menjalani kehidupan yang lebih baik kedepannya walaupun tanpa pria itu disisinya lagi.
"Aku mengatakan ini karena aku peduli padamu, kak. Aku tidak pernah bisa terima jika hidup kakak hancur hanya karena pria brengsek."
Axton berdiri lalu meninggalkan kakaknya sendirian di atas lantai yang dingin itu dengans segala kesedihannya. Ya, kurang lebih seperti itulah cerita tentang kisah percintaan kakaknya yang menyedihkan tapi untungnya dia dapat pulih kembali dan hidup dengan bahagia meski masih suka berpesta dan menggila dimana-mana. Axton tidak dapat mengubah hal yang satu itu tapi disisi lain dia tetap bersyukur karena kakaknya dapat menjalani hidupnya dengan baik.
"Lagian lebih baik sekolah di rumah daripada sekolah umum. Kau bisa bersantai dan makan camilan yang tidak bisa kau dapatkan di kantin sekolah."
"Diam." Ucap Axton dengan kesal.
"Kau juga tidak perlu mandi ataupun mengganti baju tidur mu."
Axton menatap kakaknya dengan tatapan tajam.
"Ok, aku akan diam."
____________
To be continuous.