Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 22 - Echoes Of The Past|GaoW2| [21]

Chapter 22 - Echoes Of The Past|GaoW2| [21]

Hello semuanya.

Happy reading!

__________

8 tahun yang lalu.

Bunyi dengungan microphone tiba-tiba terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Sontak semua guru atau profesor yang tengah mengajar menghentikan kegiatan. Bukan hanya mereka saja, bahkan semua siswa dan siswi yang tengah fokus belajar ataupun melakukan kegiatan mereka juga kompak menghentikan kegiatan mereka semua termasuk Axton yang baru saja masuk sekolah kembali hari ini setelah dua hari berturut-turut tidak masuk sekolah.

Axton mengangkat sebelah alisnya ke atas sambil melipat kedua tangannya didepan. Laki-laki itu penasaran dengan apa yang akan Sarah lakukan sekarang. Dari mana dia mengetahui hal itu? Tentu saja karena mereka satu kelas dan duduk berdekatan. Kenapa mereka berdua bisa berada di kelas yang sama terus? Sebenarnya mereka tidak berada di kelas yang sama setiap hari dan setiap saat karena dari tujuh kelas yang mereka ambil, ada sekitar lima kelas yang kebetulan diambil Axton dan Sarah.

Bahkan dirinya dan Aiden saja juga memiliki kelas yang sama. Sekitar empat kelas dari tujuh kelas jadi bukan karena memang berada di satu kelas yang sama terus karena sistem yang diterapkan disini adalah kelas yang bebas dipilih sendiri dan berpindah-pindah jadi masing-masing dari mereka tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi teman sekelas mereka.

Ok, kembali lagi ke permasalahan utama. Pagi tadi sebelum pelajaran dimulai, mereka sempat bertemu di parkiran dan berbincang-bincang sebentar. Awalnya Sarah mengembalikan barang miliknya dan menanyakan kabar dirinya namun pada akhir pembicaraan mereka, tiba-tiba Sarah mengatakan kalau dia akan melakukan sesuatu yang sangat besar hari ini dan Axton harus membantunya dengan melindungi keberadaannya.

Axton tidak tahu apa maksud dari perkataan Sarah pagi tadi tapi sepertinya hal itu akan berjalan dengan sangat menarik dan menyenangkan. Axton sudah tidak sabar untuk melihat masalah apa lagi yang akan perempuan aneh itu timbulkan kali ini tapi di lain sisi Axton juga berharap kalau masalah itu tidak akan membahayakan Sarah. Tunggu dulu. Kenapa dia jadi peduli pada perempuan itu? Sepertinya dia benar-benar mulai gila.

"Cek! Cek! Ehem!" 

Axton menarik salah satu sudut bibirnya sambil menatap bangku Sarah yang ada di hadapannya dengan tatapan yang sulit dimengerti apa artinya. Semua guru dan murid mulai merasa penasaran dengan apa yang terjadi sekarang sedangkan Sarah yang sedang berada di sebuah ruangan di lantai paling teratas dari bangunan sekolah yang luas itu tengah mengeluarkan satu benda dari saku bajunya dengan santai.

"Halo semuanya! Kalian pasti terkejut karena ada pengumuman tiba-tiba tapi jangan khawatir karena pengumuman ini adalah pengumuman yang akan membuat sekolah kita semakin terkenal dan dikenal publik." Ucap Sarah dengan nada ceria.

Semua orang langsung bergumam dengan penasaran sedangkan Axton hanya mengangkat salah satu alisnya ke atas dengan santai. Kepala sekolah yang sedang menghitung uang di dalam ruangannya langsung melebarkan kedua matanya sambil berdiri. Padahal Sarah belum mengatakan apa-apa namun pria tua itu langsung bisa merasakan tanda-tanda berbahaya yang sedang terjadi.

"Terima kasih pada beberapa orang yang telah berjasa dalam sejarah baru ini. Nama kalian tidak akan kami lupakan." Ucap Sarah lagi sambil terkekeh.

Sontak para perempuan yang terlibat peristiwa kemarin langsung berdiri lalu berlarian keluar kelas mereka dengan panik. Awalnya mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi karena mereka sibuk berdandan dan memainkan ponsel mahal mereka di dalam kelas namun setelah mendengar kata-kata yang terdengar sangat familiar. Mereka terus berlari sambil memeriksa semua ruangan yang mungkin saja Sarah gunakan sekarang tapi sayangnya sekolah ini terlalu luas dan besar untuk mereka jelajahi dalam waktu yang singkat.

"Perempuan itu benar-benar gila!" Teriak salah seorang dari kelompok mereka.

"Dia itu psikopat!" Teriak yang lainnya.

"Cepat cari dia sebelum dia melakukan sesuatu yang nekat!" Teriak perempuan dengan rambut blonde.

"Siap!" Teriak mereka semua dengan kompak.

Semua orang kembali bergumam dan para guru maupun profesor yang sedang mengajar ataupun berada di ruangan mereka langsung berdiri dengan panik dan berlarian keluar ruangan seperti orang-orang yang kehilangan arah namun ada beberapa guru yang tetap bersikap tenang dan terlihat seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi sebentar lagi. Mereka bahkan duduk dengan tenang dan mendengarkan apa yang akan Sarah katakan dengan serius.

"Baiklah mari kita dengarkan prestasi yang telah sekolah kita dapatkan baru-baru ini." Ucap Sarah lagi dengan bersemangat.

Sarah menekan kepala pena miliknya lalu mendekatkan pena itu ke microphone. Sementara itu di dalam ruangan kepala sekolah, sudah berkumpul beberapa orang security yang telah siap mencari biang masalah ke seluruh ruangan sekolah. Pria tua bertubuh gendut dan berkepala botak itu terus berteriak dengan marah dan memerintahkan semua bawahannya untuk mencari Sarah dengan cepat.

"CARI DIA!!!" Teriak pria tua itu dengan frustasi.

"Baik, Sir!" Jawab semua security dengan kompak.

Seorang wanita cantik dan seksi tiba-tiba masuk kedalam ruangan itu dengan langkah yang terburu-buru sambil membawa tablet ditangannya. Nampaknya ada hal yang sangat penting didalam tabletnya hingga kita bisa melihat dengan jelas raut khawatir di wajah cantiknya. Pria tua itu menatap wanita itu dengan tatapan cemas dan takut. Pelan-pelan dia menelan ludahnya sambil menerima tablet yang disodorkan wanita itu.

Beberapa artikel yang menuliskan kasus bullying, korupsi, suap dan kasus pelecehan yang dilakukan oknum pengajar di sekolah mereka telah tersebar dimana-mana. Bahkan para wartawan telah berkumpul di luar pagar dan menyebabkan kehebohan yang parah. Beberapa security yang bertugas menjaga pagar depan mulai kewalahan dengan jumlah wartawan yang terus bertambah setiap menitnya. Wajah kepala sekolah langsung memucat dan dia hampir terjatuh ke belakang karena kedua kakinya melemas.

"Kami tidak suka jika kau mendekati Axton dan Aiden!"

Axton yang terkejut karena mendengar namanya dan Aiden di pengeras suara langsung mengerutkan dahinya dan mendengarkan semua yang hal yang ingin dia dengar sedangkan sekelompok perempuan yang menjadi tersangka di kasus ini tambah panik dan cemas karena semua orang hampir mengenali suara mereka. Salah satu dari mereka bahkan sampai harus mematikan ponselnya karena berbunyi terus dari tadi namun salah satu lainnya malah merasa penasaran dan memeriksa pesan yang terus masuk kedalam ponselnya.

"Girls." Ucap perempuan itu.

"What?!" 

"Sekolah kita masuk berita dan menjadi trending topic." Jawab perempuan itu dengan cemas.

"WHAT?!"

"Kenapa? Semua orang kan berhak berteman dengan siapa saja. Mau itu berbeda usia, ras, gender, kebangsaan, kebudayaan dan kepercayaan semua manusia itu sama dan tidak berbeda. Semua punya hak untuk berteman dengan siapa saja."

"Tapi kali ini berbeda! Kami sebagai penggemar berat dan pelindung dari Axton dan Aiden menentang keras semua perempuan yang ingin mendekati mereka berdua!" 

"Aku tidak pernah mendekati mereka berdua." 

"Bohong! Kami melihat sendiri kalau kau mendekati mereka berdua dengan cara yang licik." 

"Tidak. Itu tidak benar. Kami sering berada di satu kelas yang sama dan terkadang kami berada dalam satu kelompok kerja yang sama. Apa itu salah?"

"Itu salah! Kau seharusnya keluar dari sekolah ini! Aku akan membuatmu menerima balasan yang akan kau terima karena telah menggoda Axton dan Aiden!" 

"Ya benar! Dasar perempuan tidak tahu malu!"

"Bersiaplah karena kami akan membalas semua perbuatan mu yang memalukan itu!"

Semua wartawan berhasil masuk ke dalam sekolah dan mereka semua berlarian menuju kantor kepala sekolah untuk mendapatkan pernyataan langsung dari pria tua itu sedangkan satu kelompok perempuan dan pria tua yang menjadi tokoh utama dalam kasus ini mulai merasa frustasi dan stress dengan apa yang mereka dengar barusan. Reputasi sekolah mereka benar-benar akan hancur sekali.

"Berapa perempuan yang sudah kalian perlakukan seperti ini?" 

"Hah! Orang seperti mu itu sangat banyak sekali dan mereka semua sudah keluar dari sekolah ini dengan hina dan keji." 

"Koneksi orang tua kami yang ada di sekolah ini sangat kuat sehingga kami tidak akan pernah terkena masalah meskipun kalian melaporkan kami ke pihak sekolah." 

"Tidak akan ada yang percaya pada orang seperti dirimu karena orang tua kami adalah donatur tetap di sekolah ini. Pihak sekolah tidak bisa melakukan apa-apa karena hidup mereka bergantung pada uang yang kami berikan." 

"Kami juga rutin memberikan hadiah kepada kepala sekolah dan keluarganya jadi jangan pernah berharap kepala sekolah akan melindungimu." 

Sarah mengelap penanya dengan cairan alkohol lalu meletakkan microphone dan pena yang dia pegang di atas meja. Kemudian dia langsung keluar dari dalam ruangan dengan cepat lalu mengunci ruangan tersebut agar orang lain tidak mengambil bukti yang dia tinggalkan sebelum polisi datang. Dia turun ke bawah dan dengan cepat berbaur dengan banyak orang tanpa membuat satupun orang yang ada disana merasa curiga. Kenyataan tentang dia yang masih berstatus murid baru yang tidak dikenal membuat dia lebih mudah untuk menyusup kemana pun.

Bagi kalian yang khawatir kalau Sarah akan ditangkap karena CCTV. Tenang saja. Lantai paling atas tidak memiliki CCTV dan tangga adalah titik buta dari sorotan CCTV jadi Sarah akan berada di posisi yang sangat aman. Axton yang masih duduk di atas bangkunya dengan tenang walaupun semua orang telah keluar dari dalam kelas, hanya bisa tersenyum sambil bertepuk tangan dengan senang.

Dia akui kalau Sarah cukup hebat dan berani untuk ukuran seorang perempuan yang besar dan hidup didalam sebuah sangkar emas. Seumur hidupnya baru kali ini dia bertemu dengan seorang perempuan yang mampu membuatnya terkejut berkali-kali dengan semua hal-hal aneh yang Sarah lakukan. Sampai saat ini dia bisa mengatakan kalau Sarah adalah satu-satunya perempuan yang mampu menarik perhatiannya.

____________

To be continuous.