"Di mana ... lelaki ... bernama ... Trace?" tanya Zerfist penuh penekanan di tiap kata-katanya.
"Untuk apa kau mencarinya?" jawab Ivy mengontrol keterkejutannya.
"Jawab saja pertanyaanku, Ivy. Aku sedang tidak ingin bermain-main denganmu," jawab Zerfist naik satu oktaf.
"Ini masalahku, jangan campuri urusanku. Sekarang kalian lebih baik pergi, aku ingin istirahat," jawab Ivy dengan nada dingin.
Zerfist menghembuskan napasnya berat, ingin sekali ia membantah semua perkataan Ivy. Ditatapnya kedua adiknya tajam untuk mengikutinya keluar kamar. Ketika ketiga kakaknya sudah keluar dari kamar inapnya, Ivy mengambil ponsel miliknya lalu menelepon seseorang.
"Trace," panggil Ivy saat sudah tersambung.
"Ya, Nona. Apa ada yang bisa kubantu?" jawab Trace di seberang sana.
"Cepat dapatkan informasi apa pun dari lelaki yang kau tangkap, dan hapus jejakmu agar Zerfist tidak menemukanmu," perintah Ivy.
"Baiklah, tetapi jika lelaki itu tidak mau membuka mulut apa aku harus membunuhnya?"
"Tidak, jangan mengancamnya dengan membunuhnya," jawab Ivy sambil tersenyum.
"Lalu?"
"Semua orang memiliki sesuatu yang berharga untuk dilindungi, kau paham 'kan?"
"Tentu saja, Nona," jawab Trace terdengar sambil tertawa kecil.
"Lakukan dengan cepat! Setelah kau mendapatkan informasi itu, kau bisa memberikan lelaki itu pada anak buah Zerfist."
"Baiklah, Nona, saya akan segera menyelesaikannya dan akan kembali ke sisi Anda," jawab Trace lalu memutuskan sambungan teleponnya.
Ivy bernapas lega, ia tidak menyangka jika Trace akan sangat berguna setelah ia selamatkan. Dan tanpa Ivy sadari, Zerfist, Grim, dan Spade mendengar percakapan Ivy dari alat penyadap yang dipasang Grim di bawah tempat tidur Ivy, tanpa ada yang menyadarinya jika ia telah meletakkannya dengan sempurna. Penyadap yang terhubung dengan ponsel milik Grim itu kini telah aktif dan berfungsi dengan sempurna. Keluarga Verleon memang tidak bisa diremehkan, bahkan pada sesama keluarganya sendiri mereka bisa melakukan apa pun.
"Kalian mendengarnya, 'kan? Jadi berhentilah mendesak Ivy," ucap Spade pada kedua kakaknya.
"Baiklah aku akan menunggu, jika terlalu lama biar aku yang membuka mulut lelaki itu untuk bicara," jawab Zerfist lalu berjalan meninggalkan Grim dan Spade.
"Kau jaga Ivy, Daddy dan Mommy akan datang." ucap Grim sambil memasukkan ponsel miliknya.
"Dan kau?"
"Aku memiliki beberapa urusan dan akan kembali nanti malam," jawab Grim sambil berlalu dan melambaikan tangannya.
"Jangan bercinta dengan wanita lain jika kau masih ingin selamat," ucap Spade lalu masuk kembali ke dalam kamar Ivy.
"Hasratku pada wanita lain sudah hilang saat terakhir Ivy menghukumku," gumam Grim memasuki lift.
Di kamar Ivy, Spade melihat Ivy yang sedang tertidur dengan lelapnya. Spade tersenyum lalu menghampiri Ivy dan mengecup bibir pucat Ivy singkat. Spade berjalan menuju sofa dan kembali membaca buku yang selalu ia bawa ke mana-mana. Buku bersampul hitam dengan cover garis emas melintang dan menggambarkan sesuatu yang abstrak. Buku itu berjudul American Psycho karya Brett Easton Ellis pada tahun 1991. Beberapa kali Ivy membuang buku itu, tetapi Spade memiliki banyak salinan dengan cover yang berbeda agar Ivy tidak membuangnya. Kali ini buku di tangannya judulnya diganti dengan Richo, yang artinya American Psycho.
Buku yang menurut Spade menarik itu berisi adegan mencongkel mata, mengiris payudara dan mencabut kuku dari manusia yang masih hidup. Bahkan kekerasan lainnya yang membuat pembaca merasa mual dan sakit kepala. Spade menyukai bacaan gila tersebut setelah kedua kakinya dengan mudah dipatahkan oleh Ivy. Entah mengapa ia menyukai saat-saat Ivy menyakiti tubuhnya.
***
Beberapa hari kemudian, tidak ada luka serius dan retakan di tangan kanan Ivy sudah kembali pulih. Hari yang ditunggu-tunggu Ivy, Trace kembali melapor dan kini sudah berada di sampingnya. Hari ini Ivy sudah diperbolehkan pulang, dan kini kamar rawat inap Ivy menjadi tegang dengan aura mencekam.
Zerfist, Grim, Spade, Alexander, Rosaline, dan kini bertambah Trace yang berada di samping Ivy. Trace yang mendapatkan tatapan tajam dan penuh dengan intimidasi hanya membalas dengan berwajah datar seperti tidak melihat apa-apa. Perlakuan Trace pada Ivy membuat para lelaki penyandang nama Verleon itu sedikit geram, tetapi Ivy sekali lagi mengabaikannya.
"Jadi, dia yang bernama Trace?" tanya Alexander, Ivy hanya mengangguk.
"Lalu, mengapa kau menyembunyikan Trace selama ini?" lanjut Alexander.
"Aku tidak menyembunyikannya, hanya saja selama ini Trace melaksanakan semua perintahku. Jadi, dia tidak sempat kukenalkan pada kalian," jawab Ivy sambil menggandeng tangan Trace.
Zerfist, Grim, dan Spade yang melihat Ivy menggandeng tangan Trace menjadi geram.
"Apa kalian berpacaran?" tanya Alexander.
"Tidak, Trace sudah seperti kakakku sendiri," jawab Ivy sambil tersenyum pada Trace.
"Tetapi sepertinya kalian sangat akrab," jawab Alexander menyelidik.
"Tentu saja, kami bertahun-tahun tinggal bersama–" Ucapan Ivy terpotong saat kepalanya tiba-tiba terasa sakit.
"Ugh..."
"Ivy!!!" panggil mereka serentak saat tubuh Ivy oleng dan ditangkap Trace.
Trace memeluk tubuh Ivy agar tidak terjatuh, wajah mereka kini menjadi panik saat Ivy menutup matanya. Tetapi tangannya memberikan isyarat untuk mereka agar tidak mendekat.
"Aku baik-baik saja, hanya seperti tersengat listrik," ucap Ivy menenangkan.
"Kau tidak baik-baik saja, Ivy. Tetaplah di sini untuk beberapa hari ke depan,"jawab Alexander.
"Aku ingin pulang, Daddy." jawab Ivy lalu melepas pelukan Trace.
"Tapi–"
"Aku akan menjaga Nona Ivy, jadi Tuan dan Nyonya bisa tenang. Lagi pula hal seperti ini sudah biasa terjadi pada Nona Ivy. Ia hanya memerlukan istirahat di mansion," potong Trace dan langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari Verleon bersaudara.
"Baiklah, siapkan semuanya," jawab Alexander sambil menghela napas.
"Saya sudah menyiapkan mobil khusus di bawah," jawab Trace dan yang lainnya mengangguk mengerti.
"Mobil khusus?" tanya Grim.
"Limausin Cadillac yang memadukan desain SUV Escalade dan sedan STS, tetapi di balik badannya terdapat sasis truk GMC Topkick. Di dalam kabin terdapat sekat antigas beracun dan suplai oksigen khusus untuk mengantisipasi serangan gas kimia. Kabinnya bisa memuat tujuh penumpang. Dua orang duduk di kabin depan, sementara lima lainnya di kabin belakang. Terdapat sekat kaca di antara kedua kabin ini dengan tempat duduk yang berhadap-hadapan.
Mobil ini berlapis baja dengan tingkat resistensi Eropa B6/B7, yang dapat menahan tiga tembakan senapan militer M60, M14, atau FAL-FN, serta tembakan senjata kecil seperti M16, dan 357 Magnum. Selain itu, juga memberikan perlindungan terhadap fragmen yang muncul dari ledakan. Adopsi perlindungan ini menggunakan VR9.
Seluruh kaca mobil ini dilapisi lapisan polikarbonat agar tidak pecah dan dapat melukai penumpangnya. Pintu setebal 8 inci, ban dengan teknologi run-flat yang menggunakan material kevlar, hingga kaca anti-peluru dengan tebal minimal 0,5 inci yang sudah dapat menahan tembakan pistol Magnum kaliber 44 dari jarak nol sentimeter.
Selain itu, juga dilengkapi sistem pengaturan udara segar darurat, sistem kontrol pneumatik darurat untuk membuka jendela, serta Panic Alarm System tambahan. Tangki bahan bakar 90 liter dan sistem pemadam kebakaran otomatis yang mampu mengunci penyebaran api.
Tersedia pula kamera belakang, kaca depan, dan jendela depan tahan panas, sistem adjutable doorhold yang digunakan di keempat pintu, serta tirai belakang listrik. Untuk kecepatan, S600 dapat melaju hingga 210 kilometer per jam dengan GVW 4.200 kilogram.
Untuk interior, dilengkapi perangkat night view assist system, guna memantau situasi di luar ketika kondisi jalan gelap. Berfungsi layaknya sinar infra merah, dengan kemampuan melihat objek saat cahaya di luar sangat terbatas," jelas Trace panjang lebar sontak membuat mereka yang mendengarkannya membulatkan mata lebar-lebar.
"Itu spesifikasi mobil untuk seorang Presiden, mengapa Ivy memiliki hal semacam itu?" jawab Grim sedangkan yang lainnya masih menatap dengan terkejut.
"Sepertinya Anda tidak mengenal keluarga Valkyrie," jawab Trace sambil tersenyum misterius, sedangkan Ivy dan Rosaline hanya menghembuskan napas perlahan.
"Lebih baik kita pergi." Rosaline mulai bersuara, Trace mengangguk lalu berjalan membukakan pintu.
Ivy dan Rosaline lebih dulu keluar dari kamar itu diikuti Trace.
"Ingatkan aku jika aku lupa kalau Ivy dari Keluarga Valkyrie," ucap Alexander lalu mengikuti langkah sang istri dan anak tirinya.
Grim menatap adik dan juga kakaknya secara bergantian, "Jadi ... siapa sebenarnya keluarga Valkyrie itu?"