Chereads / Brothers Conflict - About Us / Chapter 14 - Chapter 13

Chapter 14 - Chapter 13

"Sial." umpat Ivy lirih, ia tidak menyangka ini salah satu jebakannya dari lelaki tampan yang kini berada di hadapannya.

"Ingatkan aku untuk menghukummu di rumah, Sweetheart." lanjut Zerfist yang kini tersenyum manis pada Ivy.

Semua orang menatap takjub kala lelaki di hadapan gadis cantik itu tersenyum manis. Zerfist dikenal dengan sikap angkuh dan dinginnya sehingga jarang sekali wanita mendekatinya. Tidak pernah tersenyum di depan banyak orang, bahkan menyapa orang lain pun tidak. Dan kini dengan hebatnya karena seorang Ivy, Zerfist menyapanya bahkan mengeluarkan senyum manisnya.

Dan tentunya tidak ada yang mengenal siapa Ivy di dalam ballroom ini. Bagaimana tidak? Karena Ivy sangat tidak suka dengan media massa, dan para ketiga kakak tirinya pun tidak memperbolehkan Ivy diketahui banyak orang. Kalian pasti tahu alasannya, tentu saja mereka bertiga tidak ingin kehilangan Ivy. Seorang wanita menghampiri Zerfist, Ivy dan juga Chelsie.

Dengan angkuhnya wanita itu berjalan dengan gaun tipis tetapi sangat elegan itu menghiasi tubuh tingginya. Wanita itu tersenyum pada Chelsie dan Zerfist, tetapi tidak dengan Ivy. Ivy yang mengerti hanya tersenyum manis menatap wanita itu.

"Clara, selamat atas ulang tahunmu. Ahh ya, aku membawa temanku ke sini." ucap Chelsie yang langsung memeluk tubuh wanita itu.

"Terima kasih atas kedatanganmu," jawab wanita itu yang sepertinya akrab dengan Chelsie.

"Clara, dia adalah Ivy teman kampusku. Dan Ivy, dia adalah Clara sepupu jauhku."

Ivy menjabat tangan Clara meski wanita itu terlihat enggan menyentuh tangan Ivy, Zerfist yang melihat keganjilan itu hanya menatap tajam Clara. Wanita itu menatap Ivy dengan pandangan menilai, seperti Chelsie wanita itu mengakui kesempurnaan Ivy. Namun, wanita itu terlihat sangat tidak menyukai saat Zerfist menyapa Ivy bahkan tersenyum manis ke arahnya.

"Ivy? Nama yang indah. Lalu apa nama belakangmu?" tanya Clara melembutkan nada bicaranya.

"Ivy hanya nama panggilanku agar tidak terlalu sulit mengucapkan nama asliku, untuk nama belakang aku yakin kau akan menyesal mengetahuinya karena mungkin kau tidak akan suka." jawab Ivy menangkap gelagat aneh dari wanita di depannya.

Chelsie menoleh ke arah Ivy, gadis pirang itu tidak mengerti Ivy menyembunyikan nama keluarganya.

"Aku hanya ingin memastikan bahwa yang datang ke acaraku hanya orang-orang kelas atas. Tentunya kau tidak meminjam pakaian atau apapun dari sepupuku, bukan?"

Zerfist mengepalkan kedua tangannya, wajahnya berubah mendingin setelah mendengar perkataan Clara yang begitu kurang ajarnya pada Ivy. Ivy tersenyum lalu mengangguk.

"Tentu saja tidak, Clara. Gadis ini bahkan lebih kaya dariku." jawab Chelsie membela Ivy.

"Benarkah? Kalau begitu siapa–"

"Nona Clara," sela Zerfist dengan nada penuh peringatan, Ivy yang mengerti keadaan Zerfist yang sedang ingin mengamuk mencoba menenangkan dengan menggenggam tangan kanan Zerfist.

Wanita itu terkejut bukan main, saat melihat Ivy yang langsung memegang bahkan menggandeng tangan Zerfist. Semua orang yang tadi sudah kembali ke aktivitas mereka kembali berhenti menatap sang Putra Miliarder digandeng seorang gadis cantik dan tidak merasa risih.

"Sebaiknya kau tidak melanjutkannya, Clara. Zerfist sedang marah saat ini." bisik Chelsie yang mengerti dengan tingkah Ivy yang langsung saja menempel pada Zerfist.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Clara balik.

"Lihat saja mata lelaki tampan itu, ia sudah ingin mengulitimu sejak tadi." tubuh Clara menegang, ia langsung saja memberikan senyum lembutnya pada Ivy.

"Maaf atas ketidak sopananku." ucap Clara membuat Ivy tertawa keras dalam hati.

"Tidak apa-apa itu sudah biasa." suara lembut Ivy membelai telinga Zerfist, membuat lelaki itu menginginkan berada di dalam Ivy saat ini.

"Ivy, kita pulang sekarang." ucap Zerfist yang terdengar tidak ingin ditolak.

Clara dan Chelsie membelalakan matanya atas ucapan Zerfis. Chelsie yang terkejut karena ia sudah susah payah menjauhkan Ivy dari para kakak tirinya kini harus sia-sia, sedangkan Clara yang terkejut karena Zerfist yang terlihat sangat posessive pada gadis cantik yang kini memeluk lengan Zerfist.

"No, no, no. Aku ingin mencari pria-pria tampan di sini, kau tidak bisa mengaturku karena aku datang bersama Chelsie, Tuan Zerfist." sergah Ivy yang langsung menatap lelaki itu kesal.

Gadis itu melepaskan pelukan di tangan Zerfist, tetapi Zerfist langsung saja melingkarkan tangannya ke pinggang ramping milik Ivy. Kini tidak hanya Clara dan Chelsie saja yang membelalakan matanya, para tamu wanita kini histeris melihat apa yang dilakukan Zerfist.

"Baiklah, seperti yang aku katakan padamu. Pukul 9 kau tidak berada di rumah, kupastikan gadis pirang itu tidak akan bertemu denganmu lagi." bisik Zerfist penuh ancaman, lelaki tampan itu mengecup pipi Ivy singkat lalu pergi meninggalkan Ivy bersama dengan Chelsie dan Clara.

"Chelsie, bolehkah aku membunuhnya sekarang?" gurau Ivy yang kini mulai terlihat kesal.

"Aku mendukungmu." jawab Chelsie cepat, meski Zerfist berbisik ia dapat mendengarnya juga.

"Ayo kita cari pria tampan seperti yang kau katakan." Ivy langsung saja menarik tangan Chelsie.

"Clara, aku pergi dulu." ucap Chelsie sambil melambaikan tangannya pada Clara.

Wanita itu hanya tersenyum mengangguk, tatapannya kini menuju pada Zerfist yang sedang berbincang depan para pengusaha lainnya.

"Siapa gadis itu? Dan apa hubungan mereka berdua? Aku harus segera mendapatkan Zerfist bagaimanapun caranya." gumam Clara lalu kembali mendekati Zerfist sambil menyapa para tamu.

Di sisi lain Ivy benar-benar menikmati para pengusaha muda yang tampan dan juga terlihat menjanjikan, tetapi sayangnya bagi Chelsie pria-pria itu jauh di bawah standar dari pria tampan. Tentu saja Ivy menginginkan pria yang berwajah biasa, ia bosan dikelilingi dengan para pria tampan. Ivy yang kini hanya duduk di depan meja bar sambil menyesap wine di gelas kristalnya, menatap malas ke arah Chelsie yang kini bersama dengan pria tampan.

Ivy memainkan minuman merah itu dengan menggoyangkan sedikit gelas di tangannya. Tanpa gadis itu sadari sejak gadis itu memilih duduk di depan meja bar, seorang pria melihat Ivy dengan tatapan berbinar. Pria itu mendekati Ivy lalu duduk di sebelah Ivy, Ivy yang sepertinya tidak menyadari jika ada seseorang di sebelahnya masih tetap memainkan gelas di tangannya.

"Hai," sapa lelaki itu membuat Ivy menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah pria yang menyapanya.

"Hai," jawab Ivy dengan senyum manisnya, lalu kembali sibuk dengan gelas di tangannya.

"Sendiri?" tanya pria itu."

"Tidak, temanku sedang bersama pria tampan dan aku memilih di sini sendiri mencari seorang pria yang berwajah biasa saja." jawab Ivy tanpa menoleh.

Lagi, Ivy didekati dengan pria yang tampan meskipun lebih tampan Zerfist dan kedua kakaknya yang lain. Pria itu tergelak menatap lucu ke arah gadis cantik di depannya, tidak hanya cantik gadis itu pun menurutnya sangat unik.

"Untuk apa kau mencari pria yang berwajah biasa saja?" tanya lelaki itu sambil terkekeh.

"Karena aku bosan melihat pria tampan," jawab Ivy sambil tertawa kecil, pria itu mengerti apa yang dimaksud Ivy.

"Apa hubunganmu dengan Tuan Verleon itu?" tanya pria itu penasaran, Ivy menoleh ke arah pria itu lalu tertawa kecil.

"Hahaha, kau pasti tidak akan suka mendengarnya." jawab Ivy lalu menyesap kembali minuman anggur itu.

"Apa kau kekasihnya? Atau tunangannya?" tanya pria itu yang kini terlihat lesu.

"Tidak, bukan seperti itu. Tidak ada hubungan spesial, aku mengenalnya dan dia mengenalku. Seperti itulah kira-kira." Pria itu hanya mengangguk meskipun sama sekali tidak mempercayainya.

Dilihatnya Zerfist yang berjalan ke arahnya pria itu lebih memilih menyingkir daripada perusahaannya yang menjadi taruhannya.

"Baiklah, selamat bersenang-senang." ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Ivy.

Ivy yang merasa curiga dengan pria itu mengedarkan pandangnya dan mendapati Zerfist yang berjalan ke arahnya. Ivy kini mengerti mengapa pria tadi langsung pergi begitu saja tanpa memperkenalkan diri.

"Sudah puas berbincang dengan pria lain?" tanya Zerfist tajam, Ivy hanya memutar bola matanya jengah.

Gadis itu mengabaikan pertanyaan Zerfist dan memilih untuk meminum wine di tangannya, entah sudah gelas keberapa gadis itu meminum minuman beralkohol itu. Hingga kepalanya terasa pusing dan tubuhnya kepanasan.

"Kau terlalu banyak minum, Sweetheart." Zerfist mengambil gelas di tangan Ivy.

Gadis itu terdiam hingga akhirnya memilih menundukkan kepalanya di meja bar. Zerfist kembali mengajak Ivy berbicara tetapi Ivy tetap tidak menjawab.

"Kau sangat suka sekali mengenai ranjauku hari ini, My Little Sister." bisik Zerfist sambil menyeringai.

Dilihatnya jam tangan di tangan kirinya, kini menunjukan pukul 10 malam dan pesta hampir saja berakhir. Digendongnya Ivy yang tidak sadarkan diri tanpa membuat dirinya menjadi tontonan, Chelsie yang melihat itu langsung saja mendekat ke arah Zerfist yang sedang menggendong Ivy keluar ruangan pesta.

"Ivy," panggil Chelsie, lelaki tampan itu berbalik dan menatap Chelsie tajam.

"Aku mengampunimu kali ini, selanjutnya aku benar-benar akan menyeret tubuhmu dengan mobil sport milikku." desis Zerfist membuat Chelsie diam mematung.

Zerfist kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil miliknya yang berada di basemen, diteleponnya supir pribadinya untuk mengambil mobil milik Ivy. Setelah itu Zerfist membelah jalanan di New York dengan Ivy yang mabuk tidak sadarkan diri.

"Hukuman apa yang pantas untukmu kali ini?" Seringaian Zerfist menghiasi wajahnya kali ini sambil menatap jalan di depannya.

"Ini akan menarik."