Chereads / Brothers Conflict - About Us / Chapter 15 - Chapter 14

Chapter 15 - Chapter 14

Ivy membuka kedua mata, gadis itu mengerjapkan mata indahnya membiasakan cahaya masuk ke dalam matanya. Setelah kesadarannya benar-benar kembali, gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar.

'Bukan kamarku,' batin Ivy.

Kamar yang berwarna hitam putih dengan corak emas bergambar naga emas di dinding besar di hadapannya membuat gadis itu sangat yakin akan hal itu. Dilihatnya tubuhnya kini tengah diikat dengan lilitan dan simpul unik dari tali berwarna merah dan hanya memakai bra dan panty berwarna hitam miliknya.

"Zerfist," desis Ivy.

Ia tahu siapa yang bisa membuatnya seperti ini, gadis itu merutuki beberapa kelalaiannya sehingga masuk ke dalam jebakan yang Zerfist buat. Lelaki itu sangat pintar membuat otak Ivy harus bekerja extra menghindari tiap ranjau yang lelaki itu pasang.

"Oh, gadis cantikku sudah sadar rupanya." Zerfist memasuki kamar itu dengan membawa makanan di atas nampan.

"Lepaskan aku, Zerfist." ucap Ivy dengan nada mengancam.

"Tidak. Kau dalam hukumanku sekarang." jawab Zerfist sambil melepaskan kemeja hitam miliknya dan menampilkan perut sixpack yang terlihat sangat menggiurkan.

"Bagaimana jika aku merobek perut indahmu itu?"

"Bagaimana jika kita bersenang-senang setelah sarapan?" Ivy tidak menjawab, kakak sulungnya adalah lelaki yang tidak ingin ditentang.

"Baiklah, hanya sampai tengah hari atau kubuat kau tidak bisa berjalan beberapa hari ke depan."

"Kita lihat siapa yang tidak akan bisa berjalan beberapa hari ke depan." jawab Zerfist sambil menyeringai. Ivy hanya memincingkan matanya.

Zerfist menyuapi sarapan pagi itu ke mulut Ivy, setelah selesai kedua mata Ivy ditutup dengan sehelai kain berwarna hitam. Ivy yang mengenali bahan kain itu mengernyitkan dahinya, setelah beberapa detik ia tersadar.

"Dasar Brengsek! Apa yang kau lakukan pada gaun pesta kesayanganku?!" Zerfist terkekeh mendengar umpatan Ivy.

"Memotongnya hingga beberapa bagian, aku tidak suka pakaian yang kau kenakan. Terlalu sexy membuatku bergairah, itu sangat tidak bagus, Ivy." jawab Zerfist tanpa merasa bersalah.

"Aku benar-benar akan membuatmu tidak bisa berjalan!"

"Ya, ya, ya katakan itu nanti, jika setelah ini kau masih bisa berjalan." jawab Zerfist lalu membawa tubuh Ivy ke dalam kamar mandi

Ivy kembali mengumpat hingga akhirnya terhenti karena tubuhnya yang kini berbaring di bak mandi, yang cukup menampung dua orang. Entah sejak kapan Zerfist sudah tidak memakai apa pun di tubuhnya, lelaki itu memasuki bak mandi dan menindih tubuh Ivy.

"Well, aku lebih suka kau mendesah daripada mengumpat." ucap Zerfist lalu melumat bibir Ivy dengan ganas, Ivy hanya bisa membalasnya dengan tubuh terikat seperti ini ia tidak bisa melakukan apa pun.

Tali yang melewati kewanitaannya ditarik oleh Zerfist dengan perlahan-lahan.

"Ahh ... ahhh ... Zerfist ..." desahan mengalun merdu di telinga Zerfist.

Tidak tinggal diam tangan kirinya kini memainkan gundukan payudara Ivy yang masih tertutup oleh bra. Dibukanya bra hitam itu dari tubuh Ivy, dan dengan ganas lelaki tampan itu menghisapnya dengan kuat.

Kembali tangan Zerfist menarik tali hingga tali itu bergesekan dengan kewanitaan milik Ivy, desahan kembali terdengar dengan tubuh mereka yang kini terendam air hangat.

"Teruslah mendesah seperti itu, Sweetheart." ucap Zerfist sambil memberikan tanda kepemilikan dirinya di leher jenjang ivy.

"Ahh ... Zerfist. Ini membuatku ingin keluar." desah Ivy membuat Zerfist semakin bersemangat.

Pria itu langsung saja menarik tubuh Ivy untuk bangun dan membelakangi dirinya, ditariknya tubuh Ivy hingga punggung gadis itu menyentuh dada bidang milik Zerfist. Tangannya kembali memainkan tali yang menggesek kewanitaan milik gadisnya itu, hingga akhirnya Ivy orgasme Zerfist menghentikan tangannya.

"Ahh ... Zerfiiiissst." Ivy mencapai puncaknya.

"Kau ingin kumasuki, bukan?" bisik Zerfist di telinga Ivy, Ivy yang hanya bisa mengangguk dengan kesadaran seadanya.

Zerfist menyeringai digesernya tali yang melewati kewanitaan Ivy beserta panty hitam miliknya, masukkan kedua jarinya hingga Ivy kembali mendesah.

"Bagaimana? Kau menyukainya?" bisik Zerfist di telinga Ivy.

"Ahh ... a-aku ... hanya bisa ... menikmati ... ini semua." jawab Ivy sambil mendesah.

"Good girl," Zerfist semakin mempercepat gerakan tangannya, hingga tubuh Ivy menegang.

"Zerfist ...."

"Terus sebut namaku, Sweetheart." Zerfist melepaskan jarinya lalu membersihkan tubuh Ivy yang kini menyandar pada dada bidangnya.

Setelah selesai, Ivy kembali digendong dan direbahkannya tubuh Ivy yang lemas di atas ranjang. Tidak mempedulikan jika ranjangnya akan menjadi basah, Zerfist kembali menindih Ivy.

"Sampai kapan kau akan mengikatku seperti ini?" tanya Ivy dengan suara seraknya.

"Setelah hukumanmu berakhir." jawab Zerfist dengan seringaian di wajahnya.

Ivy kembali mendesah, ternyata Zerfist sudah memasukan kejantanan miliknya ke dalam kewanitaan Ivy.

Dengan tali dan panty tipis yang hanya dilampirkan ke samping membuat Zerfist semakin bergairah pada tubuh Ivy. Desahan-desahan makin terdengar membuat Zerfist membungkam mulut Ivy dengan ciuman panas, pinggulnya masih bergerak dengan teratur hingga ia mempercepat gerakannya untuk mencapai klimaks.

Setelah beberapa lama Zerfist akhirnya mencapai puncaknya, terus menerus Zerfist menyemburkan benihnya ke dalam rahim Ivy. Ivy yang kelelahan karena sudah berapa lama melakukan percintaan yang dengan posisi tubuh dan tangan terikat seperti itu. Ivy yang kini membaringkan tubuhnya di atas Zerfist menggeliat kecil menggoda Zerfist agar melepaskan ikatan di tubuhnya.

"Kali ini tubuhku akan memar dengan ikatan tali ini, Zerfist." gumam Ivy.

"Aku tahu, tetapi kau terlihat lebih menggairahkan jika terikat seperti itu." jawab Zerfist sambil mengusap sayang kepala Ivy.

"Akhir-akhir ini kau banyak bicara."

"Benarkah? Mungkin itu hanya kepadamu." jawab Zerfist yang kini menggerayangi tubuh Ivy dengan kedua tangannya.

"Akhirnya kau berhenti mengatakan cinta padaku." Ivy berusaha bangkit, tetapi tubuhnya kembali ditarik oleh tangan Zerfist.

"Apa kau kecewa?" tanya Zerfist sambil menatap mata kelam Ivy.

"Justru aku senang kau tidak mengatakan kata-kata menjijikkan itu." jawab Ivy memalingkan wajahnya.

"Ada apa denganmu?" tanya Zerfist membuat Ivy kembali menoleh.

"Apa maksudmu?"

"Kau berubah, Ivy."

"Jangan bercanda, Zerfist." Ivy memutar bola matanya jengah.

"Kau tidak lagi sekasar dulu, meskipun kata-kata pedasmu itu masih sama. Kau bisa saja lepas dari tali itu dengan mudah, bahkan kau bisa mematahkan leherku hanya dengan kedua kaki indahmu. Tapi, kau tidak melakukannya."

Ivy terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Memang benar yang dikatakan kakak yang sialan tampan itu, ia bisa saja mematahkan leher ataupun kaki Zerfist saat ini. Tetapi ia tidak melakukannya. Mengapa? Ivy bertanya-bertanya pada dirinya sendiri.

'Ada apa denganku? Apa aku mulai tunduk dengan kenikmatan yang mereka berikan? Sial! Semua ini seharusnya tidak terjadi. Sepertinya aku harus menjauhi mereka beberapa lama, ya aku harus. Trace harus kembali secepatnya, sebelum aku benar-benar berubah menjadi wanita menjijikkan.'

"Tetapi aku menyukai perubahanmu, kau melakukan semua itu karena dendam pada kami. Aku menerima semua perlakuanmu asal kau terus bersama denganku, di sisiku, meskipun kau tidak akan pernah mencintaiku. Aku hanya menginginkanmu berada di sisiku selamanya."

Ivy hanya menatap datar lelaki tampan di bawahnya itu, gadis itu bangkit hingga ia terduduk. Menenggakkan kepalanya ke atas sambil memejamkan kedua matanya, merasakan hembusan angin yang melewati jendela besar yang sedikit terbuka. Zerfist bangun dan duduk menghadap Ivy, membelai rambut hitam panjang Ivy dengan perlahan. Hingga sesuatu yang membuat dirinya dan Ivy berada di ujung tanduk.

Cklek

"Zerfist, Daddy ingin kau–" Lelaki paruh baya itu menghentikan kalimatnya saat melihat apa yang terjadi di depan matanya.

"Da-daddy." Zerfist langsung saja memeluk Ivy dalam pelukannya, dirasanya tubuh Ivy yang menegang dalam dekapannya.

"Apa yang kau lakukan, Zerfist?!"