Beberapa hari telah berlalu, Trace mulai melemahkan penjagaan di sekitar rumah sakit. Ivy yang sejak tadi memainkan ponsel miliknya sama sekali tidak melirik ke arah sang pengawal.
"Kau harus istirahat, Ivy," ujar Trace sambil mengambil ponsel baru milik Ivy.
"Tapi aku–"
"Aku tidak ingin mendengar alasanmu, Nona Ivy," jawab Trace sambil tersenyum menatap gadis di depannya.
Ivy hanya memajukan bibirnya mendapati perlakuan seperti itu dari sang pengawal.
"Saat ini aku adalah Kakak angkatmu, bukan pengawalmu. Jadi dengarkan aku, Adik kecil," ujar Trace sambil mengusap kepala gadis itu dengan sayang.
"Baiklah, Kakak," jawab Ivy malas, lelaki tampan itu hanya terkekeh melihat kelakuan gadis di depannya.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan lebar menampilkan seorang wanita cantik yang sialnya membuat Trace kembali menatap tajam.
"Tada," teriak wanita itu seraya mengangkat satu plastik makanan yang ia bawa.
"Kau datang?" tanya Ivy dengan wajah bahagianya.
"Kau lagi?!" sahut Trace tidak suka.
Wanita cantik itu mengabaikan Trace dan berjalan menghampiri Ivy.
"Aku membawakan makanan untuk kita makan. Pasta dan juga daging. Kau pasti bosan makan makanan di rumah sakit." Ivy mengangguk membenarkan. Sementara Trace memutar matanya jengah.
"Dia belum boleh memakan makanan dari luar," tegur Trace dingin.
"Diamlah, aku tidak butuh pendapatmu," ucap Ivy kesal.
Alysia tersenyum miring menunjukkan kemenangannya kepada Trace dan bergegas membuka makanan yang ia bawa. Ivy yang melihat makanan itu berbinar dan tidak sabar untuk memakannya.
Alysia menyiapkan makan untuk Ivy dan tidak lupa memberikan satu kotak makanan untuk Trace. Trace enggan menerimanya. Namun, dengan sedikit paksaan laki-laki itu pada akhirnya mengambil dan memakannya dengan cepat.
Sementara itu, Ivy dan Alysia juga memakan makanan mereka seraya bercengkeramah sedikit. Hampir setengah jam mereka baru selesai menghabiskan makanan dan itu mampu membuat perut Ivy dan Alysia penuh.
"Ivy, kapan kau keluar dari rumah sakit?" tanya Alysia seraya membereskan bekas makanan mereka.
"Lusa sepertinya aku sudah bisa keluar," jelas Ivy.
"Kalau begitu tinggallah di mansionku untuk sementara. Ka-"
"Tidak! Aku tidak mengizinkannya. Bagaimana bisa aku tinggal di rumahmu?" potong Trace membuat Alysia menatap pemuda itu enggan.
"Aku tidak mengajakmu, aku hanya mengajak Ivy. Kau tinggallah bersama Leo!" kesal Alysia.
"Apa?! Tidak akan pernah!" kesal Trace.
"Terserah kau, tidur di kolong jembatan juga boleh," ucap Alysia kesal.
Perdebatan mereka pun terus berlanjut hingga membuat Ivy menggelengkan kepalanya pusing. Ivy mencoba melerai mereka meski pada akhirnya mereka kembali ribut.
"Hentikan perdebatan kalian. Trace, kau tinggallah di apartemenku. Sementara aku akan tinggal bersama Alysia, aku takut mereka akan menemukanku dengan cepat."
"Baiklah," jawab Trace sambil mendengkus pasrah.
"Baiklah, lusa aku akan datang kembali untuk membawamu ke mansionku. Kau tahu aku tinggal sendiri di mansion yang besar itu, bukan? Aku butuh teman sepertimu, Ivy," ujar Alysia membuat Trace berdecak kesal.
"Aku tahu, terima kasih atas semuanya, Alysia," jawab Ivy yang langsung mendapat pelukan hangat dari wanita cantik itu.
"Kalau begitu sampai jumpa," jawab Alysia sambil tersenyum manis ke arah gadis di depannya.
Wanita cantik itu keluar ruangan dengan Trace yang langsung saja menutup pintu kamar Ivy dengan keras.
Braak!
"Trace," panggil Ivy lembut membuat lelaki tampan itu menoleh.
"Maaf, aku tidak menyukai wanita itu sama sekali," jawab Trace sambil mengusap wajahnya kasar.
"Aku baik-baik saja, jadi tenanglah," jawab Ivy mencoba menenangkan pengawalnya itu.
"Aku akan memperketat penjagaan di sekitar mansion miliknya," putus Trace sambil berlalu keluar.
Ivy hanya menghembuskan napasnya berat, ini tidak akan mudah untuk ia jalani. Tetapi yang paling penting saat ini adalah dirinya tidak tahu cara membunuh kebosanannya.
Hari yang ditunggu Ivy telah tiba, hari ini akhirnya ia bisa keluar dari rumah sakit itu. Dan saat ini di hadapannya adalah mansion mewah yang sangat besar berdiri dengan gagahnya.
"Alysia, apa pekerjaanmu? Kau memiliki kediaman yang cukup megah untuk kau tinggali sendiri," gumam Ivy layaknya baru pertama kali melihat mansion besar.
"Aku memiliki perusahaan yang bekerja di bidang jasa," jawab Alysia sambil tersenyum penuh makna.
"Alysia, berusia 23 tahun. Seorang CEO Wedding Organisation, dan seorang anak bangsawan Italia dengan nama keluarga Talleyrand." Trace memberikan seluruh informasi mengenai Alysia tanpa permisi.
"Kau!" desis Alysia menatap tidak suka ke arah sang pengawal.
"Maafkan aku, Alysia. Trace–"
"Tidak perlu meminta maaf, Nona Ivy. Ini memang tugasku untuk selalu menjagamu dari siapa pun. Termasuk dari wanita itu, aku mencari tahu semua informasi tentang dirimu. Dan dengan mudah aku mendapatkannya, jadi jangan meremehkan aku," potong Trace dengan aura dingin yang menguar di sekitarnya.
"Sebenarnya siapa kalian itu?" tanya Alysia menatap tajam ke arah Trace dan Ivy.
"Namaku Heavania Verleon, dan dia adalah Trace Valkyrie. Aku rasa kau sudah mengetahui siapa diriku sebenarnya hanya dengan menyebutkan nama keluargaku," jawab Ivy tenang.
Wanita cantik itu membulatkan kedua matanya sambil menutup mulutnya yang terbuka.
"Terima kasih, kau tidak membuatku masuk ke dalam jeruji besi," ujar Alysia.
"Kau sudah menolongku, aku rasa itu semua sudah berakhir. Jangan pernah mempermasalahkan itu lagi," jawab Ivy dengan senyum cantiknya membuat Alysia juga ikut tersenyum.
"Masuklah, kalian juga bebas berkeliling. Anggap saja ini adalah rumah kalian, meski aku yakin mansionmu jauh lebih besar dari milikku," ujar Alysia sambil terkekeh.
"Hahaha, jangan berlebihan. Aku tidak mempermasalahkan besarnya tempat yang aku tinggali. Selama kau ada di sini aku yang akan menjagamu." Alysia hanya menganggukkan kepalanya meski ia tidak mengerti maksud dari gadis cantik di depannya.
"Maaf, aku harus kembali menemui klienku. Apa kau tidak masalah jika aku tinggalkan?" ujar Alysia setelah melihat jam di tangannya.
"Tidak masalah, pergilah. Aku akan berkeliling sebentar dan istirahat di kamarku," jawab Ivy membuat Alysia menepuk keningnya.
"Ahh, maaf aku lupa. Kamarmu ada di lantai 2 ruangan ke 5, dekat dengan balkon mansion ini." Alysia memberitahukan letak kamar Ivy sambil tersenyum kikuk.
"Terima kasih," jawab Ivy sambil tersenyum manis.
"Baiklah, sampai jumpa nanti malam, Ivy." Alysia berlalu begitu saja tanpa memperhatikan Trace yang sejak tadi menatapnya tajam.
"Bagaimana?" tanya Ivy yang kini terlihat serius.
"Clear," jawab Trace sambil memperhatikan sekitar.
"Aku akan beristirahat setelah melihat-lihat mansion ini. Kau carilah informasi tentang mansion ini, sepertinya kau membutuhkan ruang untuk menembak," ujar Ivy sambil berlalu meninggalkan Trace.
"Sesuai perintah Anda, Nona."