"Kau ...." Trace menatap sinis ke arah lelaki yang kini sudah berada di hadapannya.
"Trace? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Itu bukan urusanmu, Tuan Leon Fox Michaelis," jawab Trace dingin.
Alysia yang mendengar nama kekasihnya disebut menoleh ke arah Trace yang seperti tidak suka akan keberadaan kekasihnya itu.
"Kalian saling mengenal?" tanya wanita cantik itu.
"Ya, sangat mengenalnya," jawab lelaki yang kini memeluk pinggul Alysia.
"Trace, apa yang kau lakukan di sini?" tanya lelaki itu lagi.
"Leo, biarkan aku yang menjelaskan. Aku telah menabrak seorang gadis dan sepertinya lelaki itu adalah bodyguard milik gadis itu," terang Alysia, lelaki bernama Leo itu membulatkan matanya.
"Trace, kau menjadi seorang bodyguard? Apa yang kau pikirkan, Dasar Bodoh," desis Leo menatap tidak percaya pada Trace.
"Lebih tepatnya aku adalah pelayan pribadi Nona-ku, dan wanita di sebelahmu itulah yang menabrak Nona-ku," jawab Trace sambil menatap tajam lelaki tampan di hadapannya.
"Aku tidak peduli dengan gadis itu, di sini aku bertanya. Apa yang kau pikirkan sehingga melayani seseorang seperti itu?! Kau berasal dari keluarga bangsawan, apa yang sebenarnya kau pikirkan?!"
Braakk
Trace langsung saja menghantam tubuh Leo hingga membentur dinding, sedangkan Alysia yang melihat kejadian itu terdiam karena gerakan Trace yang terbilang cepat. Trace mencengkram leher Leo kuat-kuat agar tidak terlalu banyak bergerak.
"Ingat ini baik-baik, gadis yang ada di dalam sana adalah separuh dari jiwaku. Apa pun akan kulakukan untuk membahagiakannya, termasuk melakukan pekerjaan ini. Kau mengerti?!" desis Trace membuat Leo membulatkan matanya.
"Trace, hentikan." Sebuah suara terdengar dari dalam ruangan UGD yang kini pintunya terbuka lebar.
Trace melepaskan cengkraman tangannya dari leher Leo dan langsung saja menghampiri Ivy.
"Apa yang kau lakukan?" tanya gadis itu sambil menatap Leo yang kini terbatuk-batuk.
"Hanya memberikannya sedikit pelajaran, Nona," jawab Trace sambil memperhatikan keadaan sang Nona baik-baik.
"Tuan, bisakah kita berbicara sebentar tentang keadaan Nona ini?" tanya seorang Dokter yang masih berdiri di samping ranjang Ivy.
"Ya, tentu saja," jawab Trace singkat.
"Baiklah, mari ke ruangan saya." jawab sang Dokter sambil berlalu diikut Trace.
Alysia yang baru saja tersadar dengan apa yang terjadi langsung saja menghampiri kekasihnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Alysia khawatir, lelaki tampan itu tersenyum sambil mengangguk.
"Aku baik-baik saja," jawab lelaki itu lalu menatap Ivy dengan tatapan tajam.
Alysia membantu Leo berdiri dan segera menghampiri Ivy yang memandang dua sejoli itu menatapnya dengan cara yang berbeda. Ivy yang tidak mengerti dengan tatapan Leo pun akhirnya bertanya.
"Mengapa kau melihatku seperti itu, Tuan Michaelis?" tanya Ivy membuat Leo membulatkan matanya karena mengetahui dirinya.
"Jangan melihatku seperti itu, wajahmu terpampang di setiap majalah. Jadi kau tidak perlu curiga," ujar Ivy sambil tersenyum.
"Aku ingin bertanya sesuatu, tetapi sebelum itu aku ingin meminta maaf atas kelalaian kekasihku." Ivy mengangguk mengerti, ia pun tidak menyangka akan bertemu dengan orang spesial seperti Leo saat ini.
"Aku akan mencoba menjawabnya jika itu yang kutahu," jawab Ivy dan Leo mengangguk.
"Sejak kapan kau mengenal Trace? Dan bagaimana Trace bisa menjadi bodyguard atau pelayan pribadimu?" tanya Leo membuat Alysia mengerutkan dahinya.
Ivy terkekeh, bayangan masa kecilnya kembali muncul di benaknya. Keadaan Trace yang saat itu sangat mengkhawatirkan membuatnya bersimpati dan ingin menolong lelaki tampan yang kini menjadi pelayan pibadinya. Meskipun sebenarnya lelaki itu adalah kakak angkatnya.
"Aku menemukannya sekarat di sebuah gang sempit dan juga gelap, tubuhnya penuh dengan luka dan darah membanjiri wajahnya. Itu terjadi 9 tahun yang lalu, dan saat itu juga Trace telah diangkat menjadi salah satu bagian dari keluargaku," jelas Ivy membuat Leo menutup mulutnya.
"Apa kau bilang? 9 tahun lalu? Itu adalah saat Trace diculik, jadi kaulah yang menemukan Trace?" Ivy hanya mengangguk.
Pintu terbuka dan menampakan wajah Trace yang mengeras menahan amarah. Ivy yang melihat itu mengisyaratkan Trace untuk menghampirinya. Trace berjalan mendekati ivy sambil menatap tidak suka ke arah Leo.
"Jadi, aku harus tinggal di rumah sakit beberapa hari?" tanya Ivy agar Trace menatapnya.
"Ya, kau harus menetap beberapa hari. Sedikit ada masalah dengan lengan kananmu," jawab Trace kembali melepas keformalitasannya.
"Belum lama ini aku tinggal di rumah sakit, sekarang aku harus tinggal kembali? Bisakah kita tinggal di mansionku saja?" rutuk Ivy membuat Trace tersenyum.
"Kita tidak bisa tinggal di mansion itu karena ada orang suruhan dari mereka bertiga, sebaiknya kita membeli penthouse dan tinggal di sana," saran Trace, Ivy hanya menghembuskan napasnya berat.
"Aku akan tetap tinggal di sini beberapa hari?" Trace mengangguk sambil tersenyum simpul.
"Jika kau tidak keberatan, aku akan menemanimu di sini." Trace dan Leo langsung saja menoleh ke arah Alysia.
"Tidak," jawab Trace dan Leo bersamaan.
Ivy mengernyitkan dahinya tidak mengerti, "Ada apa dengan kalian berdua?" tanya Ivy.
"Aku tidak akan membiarkan wanita itu mendekatimu, Ivy," jawab Trace.
"Aku tidak akan membiarkan kekasihku jatuh dalam pelukan Trace," jawab Leo.
Ivy dan Alysia tertawa bersamaan saat kedua lelaki itu menjawab dengan aneh.
"Bisakah kau menemaniku selama di sini, Alysia?" pinta Ivy, Alysia mengangguk setuju.
"Ivy–"
"Diamlah," Ivy menatap Trace tajam membuat lelaki tampan itu tertunduk.
"Wow, kau bisa menaklukan seorang Trace, Ivy," gurau Leo membuat Trace menatapnya kembali dengan tatapan membunuh.
"Ya, memang aku bisa melakukan itu. Dan bisakah kita pergi? Kedua perawat itu sudah menunggu sedari tadi." jawab Ivy sambil menunjuk ke arah dua orang wanita yang menunggu di pintu ruangan.
"Baiklah, Nona Ivy. Kamar VVIP sudah disiapkan untuk Anda." ucap suster itu sambil tersenyum.
Ivy hanya mengangguk dan mereka pun membawa Ivy ke kamar rawat inap. Setelah mereka sampai di kamar yang lumayan luas itu, Leo langsung saja menghampiri Ivy.
"Ivy, aku ingin meminjam Trace, jika kau mengizinkan." ujar Leo.
"Ya, aku juga ingin berbicara dengan Alysia." jawab Ivy dengan senyum manisnya.
Trace hanya memutar bola matanya jengah dan bersedia ditarik menjauh keluar ruangan bersama Leo. Setelah menutup pintu, kini Leo menatap tajam pada lelaki tampan di hadapannya itu.
"Jadi, bisakah kau jelaskan apa yang terjadi 9 tahun lalu?" tanya Leo langsung, Trace hanya menghembuskan napasnya kasar.
"Aku tidak akan menjelaskan apa pun, Leo," jawab Trace dengan nada rendah.
"Lalu, mengapa kau tidak kembali?"
"Untuk apa aku kembali pada keluarga yang memang ingin menyingkirkanku?"
"Apa kau bilang?" Leo menatap tidak percaya pada lelaki di hadapannya itu.
"Dengar, kini namaku adalah Trace Valkyrie. Aku bukanlah Trace de Randolf seperti yang kau kenal 9 tahun lalu," terang Trace sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Mengapa kau tidak katakan saat itu padaku? 4 tahun lalu kita bertemu, dengan dirimu yang masih hidup. Bahkan kau tidak menyapaku, ada apa sebenarnya dengan dirimu?" Leo tetap bersih keras mengetahui apa yang terjadi pada lelaki di hadapannya itu.
"Mereka membuangku, Leo. Dengan cara menculikku dan ingin membunuhku. Kau tahu? Ivy-lah yang menyelamatkanku dari kematian. Dia yang memintaku untuk menjadi keluarganya, dialah yang menganggapku sebagai keluarganya. Tidak seperti Tuan Marison de Randolf dan Nyonya Relia de Randolf yang memang ingin menyingkirkanku, karena Kakek Euros memberikan semua hartanya kepadaku," jelas Trace membuat Leo bungkam.
"Kakek memberikan semua hartanya padamu?" Leo menatap tidak percaya pada Trace.
"Ya, ingatlah, Leo. Meskipun kau adalah saudara sepupuku, jika kau melakukan sesuatu pada Nona-ku ... aku tidak segan-segan membuatmu tertidur di bawah batu nisan." jawab Trace sambil berlalu masuk kembali ke ruang kamar Ivy.
Leo mengusap wajahnya kasar sambil sedikit mengumpat dengan apa yang ia dengar. Saudaranya, Trace. Lelaki itu bahkan ingin dibunuh oleh kedua orang tuanya. Leo tidak menyangka karena sebuah harta, darah daging mereka sendiri dibinasakan. Leo kembali memegang lehernya yang masih terasa sakit karena cengkraman lelaki berotot tadi.
"Siapa yang membuatmu menjadi monster seperti ini, Trace?"