Chereads / Flower Of Evil (Indonesia) / Chapter 13 - Bab 13

Chapter 13 - Bab 13

"Apapun alasannya, pangeran tidak diperbolehkan untuk berurusan dengan manusia manapun. Termasuk kembali ke kerajaan anda!" Kata Guru Baek menegaskan aturan yang harus di patuhi oleh Wook.

"Aku hanya menolong nya, tidakkah itu termasuk tindakan terpuji? Lagi pula, aku tidak akan diam saja disini. Aku akan mengambil tindakan." Ucap Wook sambil menatap tajam kearah pintu keluar.

"Apa yang ingin anda lalukan? Tolong pikirkan resikonya sebelum anda melakukannya!"

Guru Baek sungguh cemas melihat orang yang dia coba lindungi akan mengalami hal yang lebih buruk dari ini.

"Aku akan istirahat sekarang!" Setelah mengatakan itu, Wook segera pergi meninggalkan guru Baek tanpa menjawab pertanyaannya.

Guru Baek tidak bisa mengatakan apapun karena dia tahu kalau Wook adalah orang yang keras kepala.

Karena tidak memiliki urusan lagi, Guru Baek segera keluar dari hutan larangan dengan perasaan yang masih cemas.

'Yang mulia, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada anda karena sudah menyentuh seorang manusia terutama perempuan. Tapi, aku berharap anda akan baik-baik saja!' Batin Guru Baek.

Satu tahun kemudian.

Setelah belajar selama setahun, Anna akhirnya bisa menjadi kesatria yang memiliki banyak kemampuan. Walaupun ia sebenarnya adalah perempuan, tapi sekarang ia sudah terbiasa berprilaku seperti lelaki.

Tapi, kali ini ia ingin menggunakan tampilannya sebagai perempuan untuk mencapai tujuannya, tentu saja tanpa sepengetahuan guru Baek.

"Terimakasih karena guru sudah mau mengajari saya dengan sabar!" Kata Anna dengan penuh hormat.

"Kemana kamu mau pergi sekarang?" Tanya Guru Baek dengan ekspresi yang dingin.

"Mencari jati diriku yang sebenarnya. Aku harap, kita bisa bertemu kembali guru!" Jawab Anna.

"Pergi dan jangan pernah terluka." Setelah mengatakan itu, Guru Baek pun segera berbalik dengan ekspresi sedih karena dia akan kembali hidup sendirian di rumahnya.

Sesekali ia mengunjungi Wook di hutan larangan untuk memastikan keadaannya, begitulah yang dia lakukan setiap bulan purnama bersinar di langit malam yang gelap.

Setelah itu, Anna berkemas karena ia harus sampai di Gyongje sebelum matahari terbit.

Beberapa saat kemudian.

Anna sudah selesai berkemas, ia pun segera pergi membawa beberapa pakaian yang Guru Baek berikan padanya.

"Tunggu!"

Anna berhenti lalu menoleh setelah mendengar suara Guru Baek menghentikannya.

"Ada apa Guru?" Tanya Anna dengan heran.

"Apakah kamu mau ke Gyongje?" Tanya Guru Baek.

Anna pun langsung mengangguk karena dia memang ingin ke sana untuk memulai hidup baru sembari menemukan cara untuk balada dendam. Sebab di Daeksu tidak cukup aman baginya.

"Kalau begitu, tolong cari perempuan bernama Ah-Ri, katakan padanya kalau kamu adalah murid ku. Selain itu, berikan dia jepitan rambut ini, karena dia meninggalkannya sebelum pergi." Kata Guru Baek sambil menyerahkan jepitan rambut dengan hiasan poenix di bagian kepalanya.

'Bukankah ini adalah jepitan rambut yang hanya digunakan oleh bangsawan? Apakah perempuan bernama Ah-Ri itu adalah istri Guru Baek? Atau, saudaranya?' Batin Anna sambil memperhatikan jepitan rambut itu.

"Cepatlah pergi sebelum matahari tenggelam, karena tidak begitu aman berjalan dimalam hari. Sedangkan jalan menuju Gyongje cukup berbahaya."

"Baik Guru! Aku pamit!" Setelah mengatakan itu, Anna pun segera pergi.

Untuk sesaat, Anna merasa berat meninggalkan Guru Baek yang selama ini sudah terasa menjadi keluarganya.

Tapi, dengan bekal keahlian bela diri yang dia miliki sekarang membuatnya percaya diri untuk melakukan perjalanan sendirian menuju Gyongje.

Beberapa jam kemudian, Anna berhasil sampai di wilayah Gyongje. Akan tetapi, ia belum melihat adanya tanda-tanda perkampungan.

'Apakah pedesaan masih jauh dari sini? Baru pertama kali kesini membuatku sangat asing.'Batin Anna sambil melirik ke berbagai arah. Ia tetap waspada untuk menjaga segala kemungkinan.

Tepat saat itu, Anna berhenti saat merasakan sesuatu yang dingin menjatuhi kepalanya. Ia pun mendongak dan melihat butiran salju mulai turun.

"Salju pertama!" Ucap Anna sambil tersenyum karena ia sangat suka melihat salju.

Tepat saat itu, ia juga melihat seorang perempuan sedang berjalan tergopoh-gopoh.

Gadis itu sendirian berada dijalanan yang sudah mulai di penuhi salju.

Anna pun segera menghampirinya dengan waspada.

"Nona ... Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Anna setelah ia berada di hadapan gadis itu dan menopang tubuhnya yang hampir menyentuh tanah.