Anna sedikit cemas melihat ekspresi putri Yun. Dia tidak berharap Sun Hee memenangkan perdebatan yang penuh tipu dan kebohongan ini.
"Bukankah kita teman? Kalau begitu, aku minta kamu membatalkan pernikahan ini apa kamu mau?" Tanya putri Yun sambil tersenyum licik.
Anna terkesan dengan sikap berani serta cara bicara tuan putri Yun.
'Dia memang licik dan penuh siasat. Aku melihatnya seperti bukan tuan putri biasa. Oleh karena itu, aku akan menggunakan dia untuk bisa masuk ke Istana.' Batin Anna.
Mendengar perkataan Putri Yun, Sun Hee mengepalkan tangannya hingga kukunya menusuk ke tangannya.
Setelah itu ia menjawab, "Tuan putri, bagaimana mungkin aku bisa membatalkan pernikahan yang sudah terlanjur di persiapkan ini?"
"Baiklah ... Mari kita bicarakan di dalam rumah saja. Karena aku sangat puas melihat kalian menatapku penuh hormat."
Sun Hee dan Panglima Kang terdiam, mereka merasa tidak sedang melakukannya.
"Membicarakan apa putri?" Tanya Sun Hee dengan bingung.
"Apa kamu mau aku memaksamu untuk mengakui apa yang sudah kamu lakukan di depan orang banyak dengan menggunakan saksi ku?" Bisik Putri Yun.
Ekspresi Sun Hee terlihat tidak nyaman. Putri Yun pun tersenyum sambil melirik Panglima Kang.
Setelah itu, Putri Yun menarik tangan Sun Hee lalu membawanya masuk ke dalam tanpa memperdulikan ekspresi buruk panglima Kang.
Melihat itu semua, Anna berniat mengikuti putri Yun masuk, tapi tangannya di tarik oleh Pangeran Gujong yang sedari tadi menunggu di depan gerbang utama.
Anna pun kaget, tapi ia tetap mengikuti pangeran Gujong pergi.
"Yang mulia, apa yang ada lakukan?" Tanya Anna setelah mereka berada di luar rumah panglima Kang.
"Kamu hanya orang luar, jadi biarkan mereka menyelesaikan masalahnya." Jawab Pangeran Gujong dengan santai sambil mengamati wajah Anna yang tidak asing menurutnya.
Menyadari tatapan pangeran Gujong, Anna pun merasa sangatlah tidak tenang.
Selain itu, dia sangat mengkhawatir putri Yun yang malang. Karena ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Panglima Kang kepada nya.
"Tapi, dia adikmu yang mulia. Tidakkah yang mulia merasa khawatir padanya?" Tanya Anna lagi yang tidak habis pikir dengan tindakan pangeran Gujong.
"Bagaimana mungkin aku khawatir pada seseorang yang pintar berbuat onar?" Pangeran Gujong tersenyum manis kearah Anna seolah tahu kalau Anna adalah perempuan.
"Sepertinya dia tidak menyukai anda. Aku yakin banget kalau kakak pertamanya sangat baik sehingga ia lebih menyukai nya."
Kata-kata Anna membuta pangeran Gujong berubah sinis. Ia mengepalkan tinjunya karena sangat membenci orang yang sudah membandingkan dirinya dengan kakak pertamanya itu.
"Apa kamu mau cerita sebenarnya? Kenapa Putri Yuan sangat menyayangi kakak pertama nya!" Tanya pangeran Gujong sambil menekan lengan Anna.
Seketika itu Anna merasa sedikit kesakitan, tapi ia berusaha menyembunyikan nya karena dia tidak boleh terlihat lemah sebagai lelaki.
"Apa maksudmu?" Tanya Anna.
Tanpa mengatakan apapun, pangeran Gujong membawa Anna berlari. Sekali lagi Anna dikejutkan oleh ulah dan tingkah pangeran Gujong yang merupakan mantan calon suaminya itu.
Beberapa saat kemudian.
"Masuklah!" Kata pangeran Gujong saat mereka sudah sampai di sebuah tempat peristirahatan bagi para pangeran setelah berburu itu.
Anna tentu tahu betul bagaimana bentuk tempat peristirahatan bagai seorang pangeran atau tuan putri.
Dengan waspada, Anna memasuki rumah itu dengan nafas yang tidak beraturan karena di bawa lari. Setelah itu mereka naik kuda untuk bisa sampai dengan cepat di peristirahatan itu.
"Minumlah dulu agar kamu merasa lebih baik. " Kata pangeran Gujong sambil menyodorkan minuman kepada Anna.
"Tenang saja, itu tidak ada racunnya. Jadi, cepatlah minum!" Sambung pangeran Gujong ketika melihat Anna ragu.
Walaupun ragu, Anna tetap meminum nya karena ia memang butuh minum untuk menyejukkan tenggorokan nya.
Setelah minum, Anna kembali menatap pangeran Gujong. Untuk beberapa alasan dia mengakui kalau pangeran Gujong adalah lelaki yang tampan. Tepat saat itu, wajah Wook yang merupakan dewa penunggu hutan larangan itu terlintas di hadapannya. Seketika itu ia segera menunduk dan memejamkan matanya.