Chereads / Flower Of Evil (Indonesia) / Chapter 23 - Bab 23

Chapter 23 - Bab 23

"Aargggg ... Putriku... " Teriak permaisuri sambil berlari kearah sungai.

Raja pun langsung mengejar istrinya karena khawatir ia akan melakukan hal buruk yang membahayakan nyawanya.

Penyihir tua itu tersenyum lalu menghilang setelah ia melewati pintu masuk Hutan Larangan.

Tepat saat itu, angin yang tadinya meniup perlahan, kini semakin kencang sehingga semua pohon yang ada di sekitar Hutan Larangan melambai keras ditiup angin kencang.

"Ibu ... Izinkan aku akan menolong adikku!" Kata pangeran Yoen Zayn yang pendiam dan terlihat sangat buruk rupa itu dengan tanduk di kepalanya.

"Menyingkir lah anak terkutuk! Biarkan pengawal yang mencari adikmu! Selain itu, kamu hanya bisa membawa sial. Kaku saja kamu tidak ikut, mungkin adikmu tidak akan seperti ini." Kata Raja Yeonggi sambil mendorong Pangeran Yeon Zayn hingga ia terjatuh ke tanah.

Pangeran Gujong yang masih berusia lima tahun itu tersenyum melihat kakaknya terjatuh.

"Cari putriku Samapi dapat!" Teriak Raja Yeonggi kepada semua pengawalnya.

"Baik yang mulia. " Setelah itu semua pengawalnya segera menelusuri sungai itu.

Saat semua pengawal dan orang tuannya fokus mencari keberadaan tuan putri.

Tepat saat itu, pangeran Zayn berlari mencari keberadaan nenek sihir yang juga mengutuknya.

Pangeran Gujong berharap kakaknya yang buruk rupa itu tidak kembali setelah ia pergi tanpa sepengetahuan orang tuannya.

Beberapa saat kemudian.

Pangeran Zayn muncul bersama adik perempuannya yang berada dalam gendongannya.

Semua orang langsung terkejut dan menatap heran kearah pangeran yang buruk rupa itu.

"Jangan ucapkan sepatah kata pun, karena lidahmu sangat pahit sehingga bisa membawa kesialan pada kami." Kata Raja sambil menunjuk kearah pangeran Zayn.

Seketika itu, pangeran Zayn tidak mengatakan apapun.

Tuan putri kecil itu pun segera diambil dari gendongan pangeran Zayn.

Sejak saat itu, pangeran Zayn tidak lagi menjadi tawanan di Istana. Ia dibebaskan untuk tinggal dimana aja yang dia mau bahkan di Istana. Asalkan ia tidak membuat ulah.

Seiring bergantinya tahun demi tahun, tuan putri Yun tumbuh menjadi gadis remaja yang manja. Ia mendengar cerita tentang kakak pertamanya yang menolongnya pada saat itu.

Sejak itu juga ia sering menemui kakaknya dan berbagi ceritanya dengannya tanpa takut dengan tampilan pisik dari pangeran Zayn.

Pangeran Zayn pun menyayangi adik perempuannya itu dengan memanjakannya dan mengikuti semau kemauannya.

Back.

Setelah menceritakan kisah itu, pangeran Gujong menatap Anna dengan tatapan menyelidik.

"Kenapa kamu hanya diam? Apakah kamu tidak mengerti dengan apa yang baru saja aku ceritakan? Kakakku adalah lelaki yang buruk rupa sehingga ia tidak pernah muncul di hadapan banyak orang. Ia juga tidak pernah diizinkan untuk bicara kecuali adik Perempuanku yang tidak pernah mau dilarang untuk bicara dan menemui kakak ku." Kata Pangeran Gujong memperjelas inti dari kisah yang baru saja selesai ia ceritakan.

Anna yang sedari tadi diam karena dalam cerita itu ia ada. Anna Lee adalah namanya.

'Jadi, Ibu dan Ayah mendapatkan aku dengan cara memohon pada seorang nenek sihir? ' Batin Anna.

"Hey ... Apa kamu tidak mendengar perkataan ku?" Tanya pangeran Gujong dengan bingung.

Anna pun langsung tersentak kaget, ia menatap pangeran Gujong dengan ekspresi yang rumit.

"Maafkan saya yang mulai, cerita anda sangat aneh menurut saya sehingga otak saya yang tidak begitu pintar ini butuh waktu lama untuk mengerti. " Jawab Anna dengan suara yang lembut.

"Aku tidak berpikir kalau kamu orang yang bodoh. Aku bisa melihat dari caramu membela Putri Yun. Sebenarnya siapa kamu?" Kata Pangeran Gujong sambil menatap Anna dengan tatapan penuh curiga.

"Bukan begitu yang mulia. Saya hanya spontan melakukannya karena saya kasian pada tuan putri. Soal siapa saya, seperti yang saya sudah katakan kalau saya hanyalah pemuda desa biasa yang baru datang ke tempat ini untuk mencari ibu saya." Kata Anna sambil meneteskan keringat dingin karena dia tidak biasanya berbohong.

Pangeran Gujong terlihat menarik nafas lalu membuangnya. Ia memilih untuk percaya sama Anna karena ekspresi dan cara bicara Anna sangat meyakinkan.